Jumlah Wisatawan ke Bandung Diprediksi Menurun Drastis
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dan sekitarnya pada libur akhir tahun ini diprediksi menurun drastis. Sebab, angkutan penumpang dan hotel membatasi kapasitasnya untuk mengurangi potensi penularan Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dan sekitarnya di Jawa Barat pada libur akhir tahun ini diprediksi menurun drastis. Sebab, angkutan penumpang dan hotel membatasi kapasitas untuk mengurangi potensi penularan Covid-19.
Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan, sejak berjalannya masa angkutan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Jumat (18/12/2020), sekitar 31.000 penumpang kereta api tiba di Bandung.
”Jumlahnya hanya sekitar 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2020) malam. Penumpang kereta yang tiba di Bandung hingga 6 Januari diprediksi sekitar 70.000 orang.
Untuk keberangkatan, KAI Daop 2 Bandung menyediakan 1.212 perjalanan selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru. Rinciannya, 172 perjalanan KA jarak jauh dan 1.040 perjalanan KA lokal. Total kapasitas 603.988 tempat duduk atau rata-rata 30.199 penumpang per hari. Puncak keberangkatan terjadi pada Rabu (23/12) dengan 2.400 penumpang.
Kuswardoyo menuturkan, untuk menerapkan protokol kesehatan, penumpang dibatasi maksimal 70 persen dari kapasitas tempat duduk. Penumpang wajib menggunakan masker, dicek suhu tubuh, dan menunjukkan surat keterangan negatif Covid-19 berdasarkan tes cepat antigen untuk penumpang berusia di atas 12 tahun.
Penumpang diimbau menggunakan pakaian berlengan panjang. Disediakan face shield untuk penumpang KA jarak jauh (Kuswardoyo).
Pembatasan hunian hotel juga dilakukan di Kota Bandung dengan okupansi maksimal 30 persen dari kapasitas. Kebijakan ini diterapkan sejak awal Desember saat Bandung masuk zona merah Covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan, okupansi hotel di Bandung dalam tiga hari terakhir sekitar 30 persen. Dia memprediksi, angka itu tidak akan jauh berubah hingga libur Tahun Baru 2021. Kondisi itu menurun drastis dibandingkan tahun lalu dengan okupansi di atas 75 persen.
”Tahun lalu masih banyak instansi pemerintah yang menggelar rapat di hotel pada akhir tahun. Saat ini kondisinya berubah,” kata Herman.
Herman mengatakan, pihaknya memahami pembatasan kapasitas tamu hotel untuk mendukung pencegahan penyebaran Covid-19. Manajemen hotel juga diminta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
”Kami patuh pada aturan. Bahkan, kalau ada yang melanggar aturan, silakan ditindak tegas,” ucap Herman.
Akan tetapi, Herman meminta pembatasan okupansi 30 persen perlu dikaji secara berkala. Sebab, kebijakan ini diterapkan saat Bandung masih zona merah. ”Kalau sekarang sudah zona oranye (Covid-19), dikaji lagi untuk menerapkan pembatasan 50 persen,” ujarnya.
Herman mengkhawatirkan, jika pembatasan okupansi 30 persen terus diterapkan, manajemen hotel dikhawatirkan akan merumahkan pekerjanya. Sebab, pemasukan tidak cukup membiayai operasional hotel.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, hingga Sabtu pukul 21.00, kasus Covid-19 di Kota Bandung berjumlah 5.982 kasus. Terdapat penambahan 282 kasus dalam sepekan terakhir. Sejumlah 1.162 orang masih dirawat atau menjalani isolasi. Sementara 4.746 orang orang sembuh dan 74 orang meninggal.