Berbagi Hadiah Kasih Anak Sekolah Minggu Saat Pandemi
Tak kurang 150 anak didatangi dari rumah ke rumah untuk mengantarkan bingkisan Natal kepada anak-anak sekolah minggu itu, yang sudah hampir sepuluh bulan hanya bertemu dan saling sapa secara dalam jaringan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
Satu per satu hadiah Natal yang dibungkus dalam tas kertas diantar oleh kakak pembina kepada anak-nak Bina Iman Anak Katolik (BIAK) Wilayah Tomas, Paroki Roh Kudus, Surabaya, Jawa Timur.
Tak kurang 150 anak didatangi dari rumah ke rumah oleh pembina yang mengantarkan kado kecil kepada anak-anak sekolah minggu itu. Anak-anak hampir sepuluh bulan hanya bertemu dan saling sapa secara dalam jaringan (daring). Setiap penyelenggaran sekolah minggu pada Sabtu, hanya berlangsung satu jam, itu pun lewat aplikasi Zoom.
Senang sekali dapat hadia, dan tambah senang lagi bertemu kakak pembina secara langsung.
Tahun 2020 adalah tahun spesial karena kehidupan yang berubah akibat wabah Covid-19 belum mereda. Namun, serangan pagebluk atau wabah tidak menyurutkan semangat BIAK Paroki Roh Kudus merayakan Natal juga dengan cara yang sangat spesial.
Menurut Koordinator BIAK Paroki Roh Kudus, Maria Handoko, jika tanpa pandemi Covid-19, pada misa perayaan Natal tanggal 25 Desember setiap tahun, kesempatan bagi seluruh anak sekolah minggu yang berjumlah 600 anak akan meramaikan misa di dalam gereja. ”Misa Natal selama ini memang khusus buat anak-anak sekolah minggu dan seusai misa hadiah pun sudah menanti mereka di pintu keluar gereja,” ujarnya.
Tahun ini meski pandemi Covid-19, sukacita Natal tetap menyala di hati anak-anak. Sekolah minggu tetap digelar di wilayah masing-masing setiap Sabtu dengan durasi satu jam lewat Zoom.
Karena tidak ada perayaan Natal di kala pandemi untuk anak-anak karena mereka maksimal berusia 10 tahun, hadiah Natal diantarkan langsung ke rumah. Gereja tidak memperkenankan seseorang berusia di bawah 10 tahun dan di atas 60 tahun untuk mengikuti misa. Kelompok ini dianggap rentan. ”Proses penyerahan hadiah pun benar-benar harus menerapkan protokol kesehatan,” ujar Maria.
Saat menerima bingkisan Natal, yang berisi cairan mencuci tangan, masker, makanan ringan, dan botol minum, umumnya anak-anak gembira. ”Kapan lagi ya, Kak, bisa kumpul sama teman-teman,” kata Gio (9).
Menurut Koordinator BIAK Wilayah Tomas, Patricia, selama pandemi, kegiatan sekolah minggu, yang biasa digelar setiap hari Sabtu, di salah satu rumah umat, tidak dilakukan secara tatap muka. ”Sekolah minggu hanya dilakukan secara daring. Dan anak-anak selalu senang bisa menyapa teman-temannya meski hanya melalui dunia maya,” katanya.
Meski pandemi, kakak pembina berusaha membuat berbagai kegiatan, termasuk lomba yang dilakukan daring. ”Cara ini hampir setiap pekan digelar untuk memupuk iman kekatolikan anak-anak,” ujar Caroline, salah seorang kakak pembina.
Memberikan hadiah natal berupa barang-barang terkait dengan protokol kesehatan juga dilakukan oleh Paroki Kristus Radja, Surabaya. Gereja ini membuat pohon natal yang dihiasi dengan cairan mencuci tangan dan masker.
Seluruh hiasan pohon natal yang dibalut sekitar 1.000 masker kain sumbangan dari lingkungan itu akan diberikan kepada anak-anak yang tinggal di panti asuhan.
Pohon Natal 2020 ini berbalut 1.000 masker dan cairan cuci tangan atau hand sanitizer dan kini menghiasi depan altar tempat ibadah yang telah berusia 80 tahun, salah satu Gereja Katolik tertua di Jawa Timur itu.
Membuat pohon natal dengan hiasan bertemakan protokol kesehatan berupa masker, menurut Hadi Widjojo, berawal dari ajakan Pastor Kepala Paroki Kristus Radja RP Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM.
Semoga sukacita dan semangat Natal meski dalam situasi pandemi Covid-19 bisa semakin mengokohkan iman dan kepedulian anak-anak kepada sesama. Pandemi virus korona yang mengubah segala kebiasaan diharapkan dapat menjadi pengalaman bagi anak-anak BIAK untuk lebih peduli dan selalu bersikap saling melindungi.