84 Destinasi Wisata Tutup Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Sebanyak 84 destinasi wisata di Jawa Tengah tutup saat liburan Natal dan Tahun Baru. Upaya ini dilakukan untuk mencegah kerumunan dan potensi penularan Covid=19.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Sebanyak 84 destinasi wisata di tujuh kota/kabupaten di Jawa Tengah, resmi ditutup pada musim liburan Natal dan Tahun Baru. Hal ini dilakukan dengan kesadaran oleh pengelola dan pemerintah daerah setempat, dengan tujuan untuk mengurangi kerumunan wisatawan dan mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi, mengatakan, pihaknya saat mengapresiasi upaya penutupan tersebut.
“Di tengah pandemi dan upaya penanganan Covid-19, upaya penutupan adalah kebijakan yang harus dihargai,” ujarnya saat ditemui di Tourist Information Centre (TIC) Borobudur di Jalan Balaputradewa, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/12/2020).
Total jumlah destinasi wisata di Jawa Tengah, terdata mencapai 690 destinasi. Dari destinasi wisata tersebut, sebagian di antaranya hanya tutup pada akhir pekan, namun sebagian lainnya, ada yang benar-benar ditutup sejak 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021.
Tujuh kota/kabupaten yang menutup destinasi wisata tersebut antara lain adalah Jepara, Solo, Kudus dan Purworejo. Jumlah destinasi yang ditutup per daerah, bervariasi. Kota Solo misalnya hanya menutup satu destinasi wisata, sedangkan Kabupaten Purworejo menutup semua destinasi wisata yang dimiliki, sebanyak 27 destinasi.
Di luar itu, Sinung mengatakan, destinasi wisata yang tetap dibuka pada musim liburan Natal dan Tahun Baru, harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setiap daerah dan setiap kawasan wisata, harus melakukan upaya pemeriksaan dengan melakukan tes cepat antibodi, tes cepat antigen, atau tes usap.
Upaya melakukan tes dan pemeriksaan kesehatan tamu atau pengunjung ini, menurut dia, dipastikan akan mengurangi minat wisatawan untuk datang berkunjung. Kendatipun demikian, hal itu tidak akan mempengaruhi kebijakan untuk melakukan tes.“Tes harus tetap dilakukan karena yang menjadi fokus perhatian kita saat ini adalah masalah penanganan Covid-19,” ujarnya.
Setiap daerah di Jawa Tengah, menurut dia, saat ini diharapkan tidak lagi mengejar target kunjungan wisatawan. Capaian jumlah wisatawan bisa diabaikan karena saat ini yang terpenting adalah bagaimana menekan angka kasus Covid-19, dan bagaimana menciptakan lingkungan yang cukup aman untuk dikunjungi.
Jawa Tengah sendiri, menurut Sinung, saat ini tidak mungkin memenuhi target jumlah kunjungan wisatawan. September 2020, total jumlah wisatawan domestik baru mencapai sekitar 20 persen dari target, dan jumlah wisatawan mancanegara hanya mencapai 50.000 orang, jauh di bawah capaian tahun 2019, yang mencapai 600.000 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Retno Indriastuti, mengatakan, sesuai kebijakan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Magelang melakukan tes cepat antigen pada wisatawan di Kawasan Borobudur, pada 26 Desember dan 31 Desember 2020. Wsatawan yang diketahui positif tes antigen, akan diminta untuk pulang dan tidak melanjutkan perjalanan wisata.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso, mengatakan ia sudah meminta pengelola dari 42 destinasi wisata di Kabupaten Magelang untuk mengecek setiap wisatawan yang datang. Mereka diwajibkan membawa hasil tes usap atau tes antigen. Kewajiban serupa juga diberlakukan pada pemilik dan pengelola penginapan.
“Penginapan, mulai dari hotel hingga homestay, harus benar-benar memastikan bahwa tamunya negatif Covid-19,” ujarnya.