Irene Mardalenta Gea (9) menjalani isolasi mandiri seorang diri di rumah. Dia ditinggal di rumah karena nenek berstatus suspek Covid-19 dan paman harus menunggui di rumah sakit.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Perayaan Natal 2020 benar-benar menghadirkan cerita berbeda bagi Irene Mardalenta Gea (9). Jika biasanya perayaan hari raya selalu sarat dengan cerita kebersamaan dengan keluarga, kali ini dia justru merasakan pengalaman menjalani aktivitas seorang diri.
Kesendirian itu harus dijalani setelah sang nenek Siti Zama (56), menjadi pasien suspek Covid-19. Siti dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Tidar Magelang dan paman Irene, Amonio Zeboa (31) wajib menemani. Oleh karena itu, Irene pun diminta menjalani isolasi mandiri di rumah.
Makna mandiri itu dijalankan dalam arti sebenarnya. Dua hari sendiri berada di rumah, Rabu-Kamis (17/12/2020), Irene mandiri menjalani aktivitas makan, belajar, hingga mencuci piring.
“Kalau sudah sudah malam, sekitar pukul 20.00, saya biasanya langsung tidur,” ujarnya, Minggu (20/12/2020).
Makanan, setiap hari, didapatkan Irene dari pasokan tetangga dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Kalinegoro. Di GPdI itulah, Irene dan keluarga tercatat sebagai anggota jemaat.
Bagi Irene, kesendirian menjadi pengalaman pertamanya. Sendiri di rumah beberapa hari, tak pernah tebersit dalam bayangannya. Namun, Irene bilang, ia cukup memaklumi kondisi karena wabah Covid-19.
Seturut dengan perintah pamannya, untuk melakukan isolasi mandiri, maka Irene patuh dan tidak bepergian. Bahkan, ia menghindari bermain dengan teman-temannya.
“Kata paman, bahaya. Kalau saya keluar rumah, saya bisa menularkan penyakit,” ujar Irene.
Siti, Amonio, dan Irene berasal dari Nias, Sumatera Utara. Amonio sudah pergi merantau ke Kabupaten Magelang sejak tujuh tahun lalu. Namun, baru dua tahun terakhir ini, ia mengajak ibunda dan keponakan ikut serta. Mereka tinggal di rumah kontrakan di Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Irene dan sang paman sudah memiliki rencana tertentu untuk Natal. Mereka mungkin ingin merayakan dengan sederhana dan beribadah. Namun, alih-alih urusan ibadat, rencana yang harus dijalankan ternyata berbeda.
“Saya dan paman harus menjalani tes usap di Puskesmas Mertoyudan,” ujar siswi kelas 3 SD Negeri Kalinegoro ini.
Siti yang saat ini sedang dirawat di ruang isolasi sudah menjalani tes usap. Namun, hasil tes usap belum didapatkan hingga Jumat (25/12) malam.
Siti sebelumnya masuk ke rumah sakit dengan keluhan asam lambung, dan sesak nafas. Karena kondisinya memburuk dan tidak bisa ditemani, maka Amonio kembali pulang ke rumah pada Jumat (18/12).
Dengan kondisi pandemi, Amoni mengatakan, Natal kali ini dilalui dengan cara berbeda. Selain tidak akan menerima kunjungan tamu dari sesama jemaat, pendeta di gereja tempat Amoni dan keluarga menjadi jemaat, sudah memastikan mereka tidak akan datang berkunjung memberikan bingkisan.
“Karena kondisi keluarga kami, maka pendeta mengatakan, beliau akan mengirimkan doa saja,” ujarnya. Bingkisan yang dimaksud adalah bingkisan berisi kue-kue ringan yang biasanya dibagikan untuk anak-anak termasuk Irene.
Kepala Desa Kalinegoro, Hajid Mulyono, mengatakan kasus, Covid-19 di Desa Kalinegoro cukup tinggi. Sejak Agustus hingga sekarang, sudah muncul 70 kasus Covid-19, termasuk kasus positif dan suspek Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak enam orang diantaranya meninggal dunia, dan lima orang positif Covid-19 kini dirawat di rumah sakit.
Irene berbincang dengan tetangga dan salah seorang anggota Babinkamtibmas, Minggu (20/12/2020)Di Desa Kalinegoro juga berulangkali terdapat pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah sakit.
Kasus yang menimpa pada keluarga Amoni terbilang unik dan menarik perhatian banyak orang, karena melibatkan Irene, gadis kecil yang pada akhirnya juga harus menjalani pengalaman isolasi sendirian di rumah.
Banyak orang yang sudah membaca kisahnya di pemberitaan ataupun media sosial, kemudian merasa turut prihatin dan menawarkan sejumlah bantuan. “Ada donatur yang menawarkan untuk memberikan sepatu , sandal, dan baju,” ujarnya.
Kepada pasien positif yang menjalani isolasi mandiri, Satuan Tugas Jogo Tonggo Desa Kalinegoro biasanya memberikan bantuan bahan pokok. Namun, khusus untuk Irene, mereka pun berkeinginan untuk memberikan tambahan bantuan mainan.
Di Desa Kalinegoro, Siti Zama biasanya dikenal sebagai penjaja bolang baling atau odading. Dengan menggunakan sepeda, Siti biasanya menjajakan odading secara berkeliling bersama Irene yang berjalan kaki di sebelahnya. Adapun, Amoni sehari-hari bekerja sebagai tukang reparasi untuk peralatan rumah tangga.
Covid-19 memang memberi beragam pengalaman pada banyak orang, termasuk Irene. Menambah cerita hidup tentang isolasi yang sunyi, sepi dan benar-benar mandiri.