Ibadat Natal di Kupang dengan Protokol Kesehatan Ketat
Gereja-gereja di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama perayaan Natal karena wabah Covid-19 yang belum mereda. Penerapan protokol kesehatan bagian dari kehidupan iman.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Umat Kristen di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, berusaha mematuhi protokol kesehatan yang ketat saat beribadah Natal. Kepatuhan untuk menjamin keamanan dan keselamatan diri umat dalam situasi wabah Covid-19 yang belum mereda.
Pantauan Kompas di Kupang, peribadatan malam Natal, Kamis (24/12/2020), berlangsung aman dan tertib. Belum terdengar ada laporan gangguan keamanan dari seluruh kabupaten/kota di NTT.
Sehari sebelum peribadatan, gereja-gereja yang ada dan semua fasilitas untuk kepentingan Natal disemprot disinfektan. Langkah ini untuk menekan potensi keberadaan virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Misa Malam Natal di Gereja Santa Familia, Kota Kupang, berlangsung sederhana dan khidmat. Kehadiran umat hanya 30 persen dari kapasitas. Umat mengikuti misa ada yang di dalam gereja dan ada yang di luar dengan tenda. Hampir semua gereja di Kota Kupang melaksanakan peribadatan malam Natal mulai pukul 15.00 WITA.
Pastor Paroki Santa Familia, Kota Kupang, Sebastianus Wadjang, SVD saat memimpin Misa Malam Natal mengatakan, perayaan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, termasuk Misa Paskah, 17 April 2020. Perubahan peradaban dalam beribadat dan kehidupan sehari-hari seperti ini bukan hal baru bagi manusia.
“Misa Natal dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini sebagai bagian dari kehidupan umat. Selama kita masih hidup di dunia, kita akan menghadapi berbagai situasi termasuk penyakit tertentu yang mengharuskan kita beradaptasi dengan kehidupan baru, sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran virus,”kata Wadjang.
Diakon Naikefi, Pembantu Pastor Sebastianus Wadjang, saat membacakan surat gembala Uskupan Agung Kupang Mgr Petrus Turang mengatakan, meski natal tahun ini dalam suasana pandemi Covid-19, Tuhan tetap beserta kita. Sisi lain dari pandemi Covid-19 mengingatkan manusia untuk selalu bertobat, kembali ke jalan Tuhan.
Tuhan tidak membiarkan manusia binasa oleh pandemi Covid-19. Tetapi di balik pandemi itu, manusia diajak untuk kembali ke jalan yang benar dan menghormati seluruh ciptaan-Nya termasuk sesama manusia dan lingkungan alam sekitar. Mencintai manusia tidak harus dengan saling berjabat tangan, berpelukan, atau saling berangkulan tetapi dengan cara saling mendoakan satu sama lain, menjaga kerukunan dan kedamaian bersama, dan saling menghormati sebagai sesama ciptaan Tuhan.
Selama peringatan Natal, gereja-gereja di Kota Kupang menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Setiap halaman gereja dan pintu masuk gereja disiapkan sarana cuci tangan dengan sabun, pengukuran suhu tubuh bagi setiap jemaat yang datang, dan pemberian hand sanitizer bagi umat Katolik yang hendak menerima hostia, roti suci tak beragi sebagai simbol Tubuh dan Darah.
Di Gereja Santa Familia Sikumana, Kupang misalnya, setiap bangku berukuran 6 meter hanya ditempati tiga orang. Sebelumnya, bangku itu bisa ditempati 9-10 orang. Kursi yang telah ditempatkan panitia, berjarak 2 meter, tidak boleh diangkat umat. Umat yang tidak mengenakan masker disiapkan masker oleh panitia untuk segera dikenakan. Masker tidak boleh digantung di dagu.
Gereja Kristen Ebenhaezer Oebobo, Kupang, umat diwajibkan mencuci tangan dengan sabun di luar pagar gereja sebelum masuk halaman gereja. Panitia gereja kemudian mengukur suhu tubuh setiap umat, dan menyemprot telapak tangan jemaat dengan hand sanitizer sebelum dipersilahkan masuk gereja.
Ruang gereja seperti bangku duduk, lantai, dinding gereja, dan semua fasilitas di dalam gereja sebelumnya telah diamankan panitia gereja dengan menyemprotkan disinfektan. Dengan demikian, umat yang terlibat di dalam kebaktian malam natal dipastikan aman dari Covid-19 sehingga tidak menyebarkan virus itu kepada orang sekitar.
Kepala Kepolisian Daerag NTT Inspektur Jenderal Lotharia Latif dan Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigadir Jenderal Semuel Petrus Hehakaya meninjau pelaksanaan ibadat perayaan natal di sejumlah gereja di Kupang. Mereka memantau langsung situasi perayaan natal di lapangan dan ingin memastikan situasi dan kondisi selama perayaan natal benar-benar berlangsung aman dan tertib.
“Kami ingin memberikan dukungan kepada anggota yang bertugas dan mengecek langsung situasi dan kondisi di lapangan. Semuanya berlangsung aman dan tertib. Tidak ada gangguan berarti. Semua umat kristiani merayakan malam natal dengan tenang dan terutama mengikuti protokol kesehatan secara ketat,” kata Latif.
Situasi dan kondisi selama perayaan malam natal di NTT berlangsung kondusif. Tidak ada gangguan apa pun. Bahkan Natal tahun ini jauh lebih kondusif dibanding tahun sebelumnya karena tidak ada pesta kembang api dan petasan selama perayaan natal berlangsung.
Sementara itu, puluhan remaja muslim yang tergabung dalam Remaja Masjid Ar-Rahman Waipare, Sikka, Flores, memastikan pengamanan jalannya Misa Natal di Gereja Santo Yoseph Freinademetz, Maumere. Mereka bergabung bersama aparat kepolisian setempat melakukan pengamanan jalannya ibadat misa malam natal di gereja itu.
Koordinator Pengamanan Mohammad Tison mengatakan, pengamanan rumah ibadah di Sikka, Flores merupakan program rutin dari Remaja Masjid Ar Rahman Waipare, Sikka. “Kami membantu menyeberangkan umat yang masuk gedung gereja, mengantar orangtua jompo menuju pintu gereja kemudian disambut panitia natal, dan mengantar umat kristiani yang kesulitan kendaraan pulang ke rumah,”kata Tison.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang RD Gerardus Duka mengatakan, perayaan malam natal dan hari natal di gereja-gereja di wilayah Keuskupan Agung Kupang berlangsung aman dan lancar, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Umat tetap diwajibkan mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Sebelum pulang ke rumah, panitia natal mengingatkan umat agar tidak berkerumun di pendopo atau halaman gereja, tetapi langsung pulang ke rumah. Jika ada kerumunan segera dibubarkan panitia agar segera meninggalkan gedung gereja. Ucapan selamat natal dapat dilangsungkan melalui media sosial.