Gunung Bromo Buka, Pendakian ke Semeru Masih Ditutup
Selama libur Natal dan Tahun Baru 2021 obyek wisata Gunung Bromo, di Jawa Timur, tetap dibuka untuk wisatawan dengan tetap menerapan protokol kesehatan. Adapun pendakian ke Semeru masih ditutup
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Di tengah banyaknya kebijakan menutup kawasan wisata selama libur Natal dan Tahun Baru 2021, obyek wisata Gunung Bromo, di Jawa Timur, tetap dibuka. Pembukaan disertai dengan protokol kesehatan yang telah ditentukan. Adapun pendakian ke Semeru belum diperbolehkan karena aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih fluktuatif.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Sarif Hidayat, mengatakan, hingga Jumat (25/12/2020) siang, belum ada keputusan terbaru terkait perubahan kebijakan wisata ke Bromo. Pihaknya masih akan diskusi bersama pihak terkait, salah satunya membahas aktivitas wisata pada masa pergantian tahun.
“Sampai saat ini (Jumat siang) Bromo masih buka. Namun tidak tahu nanti (Tahun Baru) apakah tetap dibuka atau ditutup, atau ditutup sebagian, nanti kita lihat lagi. Besok kami akan rapat, salah satunya terkait malam tahun baru,” ujarnya.
Sejumlah syarat yang harus ditaati oleh pengunjung di antaranya berumur antara 10-60 tahun, bisa menunjukkan surat keterangan sehat, dan mendaftar via online karena ada kuota jumlah wisatawan.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berada di perbatasan empat kabupaten, yakni Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang. Sejauh ini, baru Pemerintah Kabupaten Malang yang memutuskan menutup semua obyek wisata di wilayah itu pada tanggal 31 Desember-1 Januari 2021. Tiga kabupaten lain belum ada keputusan.
Menurut Sarif hingga saat ini pihaknya masih tetap memerhatikan protokol kesehatan sebagaimana telah diterapkan sejak Agustus lalu. Protokol yang dimaksud, antara lain membatasi jumlah pengunjung hanya 50 persen dari kapasitas atau 1.634 orang.
Wisatawan juga diharuskan membawa surat keterangan bebas infeksi saluran pernapasan akut. “Tetap memakai surat keterangan kesehatan, tetapi jika ada pengunjung yang menggunakan hasil rapid tes tetap diterima. Karena itu kesepakatan dari teman-teman mitra dan stake holder selama pandemi,” ucapnya.
Disinggung soal Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut), Sarif mengatakan pihaknya belum mendapat rekomendasi terbaru dari pihak berwenang, dalam hal ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Informasi dari Pos pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur juga belum menunjukkan tanda-tanda aktivitas melandai.
“Semeru belum dibuka, masih ‘batuk-batuk’. Informasi dari Gunung Sawur belum ada tanda-tanda normal,” ucapnya. Semeru yang ada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang ditutup sejak akhir November lalu--setelah dua bulan dibuka pascaditutup akibat kebakaran lahan pada musim kemarau 2019--menyusul terjadinya peningkatan aktivitas, salah satunya guguran lava pijar ke arah tenggara (Kabupaten Lumajang) dari kawah.
Padahal, biasanya Gunung Semeru menjadi salah satu tujuan favorit para pecinta alam dari berbagai penjuru tanah air yang ingin menghabiskan masa-masa pergantian tahun. Setiap pergantian tahun, pihak BBTNBTS selalu membatasi jumlah pendaki 600 orang per hari.
Berdasarkan pengamatan Kompas, dua hari terakhir, di Ibu Kota Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, suasana terlihat sepi dari aktivitas kedatangan pendaki--yang biasanya sudah ramai beberapa hari sebelum Natal.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang memilih menutup semua obyek wisata mulai 30 Desember-1 Januari 2021. Penutupan dilakukan untuk mengantisipasi jumlah pengunjung obyek wisata yang biasanya meningkat saat libur Tahun Baru.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara, mengatakan, selama libur panjang pengelola wisata dilarang menggelar event dan harus mengimplementasi protokol kesehatan.
Made juga meminta pengelola wisata membatasi pengunjung 50 persen dari kapasitas. Apabila ada gejala yang mengarah pada Covid-19 pelaku wisata diminta segera berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 terdekat.