Laksanakan Protokol Kesehatan, Gereja Batasi Kedatangan Umat di Ibadah Malam Natal
Walau berada di tengah situasi pandemi, pelaksanaan ibadah malam Natal di GPIB Immanuel Palembang, Kamis (24/12/2020), berlangsung khusyuk. Seluruh jemaat diwajibkan menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Walau berada di tengah situasi pandemi, pelaksanaan ibadah malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Immanuel Palembang, Kamis (24/12/2020), berlangsung khusyuk. Seluruh jemaat diwajibkan menjalankan protokol kesehatan dengan sangat ketat.
Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Palembang Pdt Agustina Laheba menuturkan, pelaksanaan ibadah berlangsung lancar dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Dalam pelaksanaannya, ujar Agustina sudah dibentuk tim khusus yang bertugas untuk memeriksa setiap jemaat yang datang ke gereja. Agar tidak berkerumun, pelaksanaan ibadah malam Natal di gereja ini berlangsung dua kali, yakni pada pukul 16.00 dan pukul 19.00. Di tahun sebelumnya, pelaksanaan ibadah malam Natal hanya dilakukan sekali.
Penambahan jadwal ibadah ini bertujuan agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kerumunan. Pantauan Kompas, sejak masuk ke lingkungan gereja, panitia langsung menginstruksikan jemaat untuk mencuci tangan di dua tempat cuci tangan yang sudah disediakan di lapangan gereja.
Setelah itu, panitia melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan termometer. Mereka yang bersuhu di bawah 37,5 derajat celsius diperbolehkan untuk masuk ke ruang ibadah.
Namun, sebelum masuk ke ruang ibadah, jemaat harus mencocokkan nama karena sebelumnya pengurus gereja sudah menginstruksikan mereka untuk mendaftar secara daring terlebih dahulu. Jemaat yang namanya tidak terdaftar tidak diperbolehkan masuk ke ruang ibadah. Namun, mereka bisa duduk di pelataran gereja untuk menyaksikan ibadah melalui televisi yang sudah disediakan.
Agustina menuturkan, hal ini merupakan upaya pengurus gereja agar tempat ibadah ini tidak menjadi kluster Covid-19. ”Sejak awal memang kami sudah menyiapkan semua hal agar sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah,” katanya. Sepulang ibadah, tim pengawas ibadah segera mengingatkan jemaat untuk tidak berkumpul dan segera pulang.
Hal yang sama dilaksanakan di Gereja Santa Maria Palembang yang juga membatasi kehadiran jemaat dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Pastor Paroki Gereka Katolik Santa Maria Palembang RD Petrus Sukino menuturkan, pada ibadah malam Natal yang biasanya hanya diadakan satu kali, kini dibagi dua kali misa. Ini bertujuan agar tidak ada kerumunan. ”Biasanya, dalam satu kali misa bisa 500 orang, kini hanya 200 orang,” katanya.
Biasanya, dalam satu kali misa bisa 500 orang, kini hanya 200 orang (RD Petrus Sukino)
Pembagian ibadah dilakukan sesuai dengan lingkungan tempat umat tersebut tinggal. Umat yang tinggal jauh dari gereja diimbau untuk datang pada misa pertama, yakni di sore hari. Sementara untuk umat yang tinggal di dekat dekat bisa datang di misa kedua di Kamis malam. Mereka yang tidak bisa datang ke gereja bisa menyaksikan pelaksanaan misa melalui portal Youtube yang sudah disediakan oleh pengurus gereja.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru seusai meninjau kesiapan beberapa gereja di Palembang dalam melaksanakan ibadah malam Natal mengatakan, secara keseluruhan pihak gereja di Palembang sudah siap untuk melaksanakan ibadah Natal dengan protokol kesehatan yang ketat.
Bahkan di Gereja Santo Yosef Palembang dari total 6.000 anggota jemaat, hanya 10 persen yang datang ke tempat ibadah. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan ibadah dapat berlangsung dengan protokol kesehatan. ”Kami berterima kasih kepada pengurus gereja yang sudah menyiapkan sarana dan prasarana ibadah Natal agar umat dapat melaksanakan ibadah dengan aman,” ujarnya.