Truk Kontainer Terguling di KM 91 Tol Cipularang, Pengemudi Kabur ke Hutan
Sebuah truk kontainer kembali terguling di Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi atau Purbaleunyi, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Faktor kelalaian dan kenekatan pengemudi diduga menjadi penyebab kecelakaan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Sebuah truk kontainer kembali terguling di Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi atau Purbaleunyi, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Faktor kelalaian dan kenekatan pengemudi diduga menjadi penyebab kecelakaan tunggal ini.
Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Purbaleunyi Ajun Komisaris Stanlly Soeselisa mengatakan, peristiwa yang melibatkan truk kontainer bernomor kendaraan B 9237 PEH ini terjadi di ruas Tol Purbaleunyi Kilometer 91,800 sekitar pukul 10.30. Kejadian bermula dari temuan patroli petugas PJR di Km 85, yakni sebuah truk yang mengalami gangguan. Petugas PJR dan Jasa Marga pun menderek truk ke bahu jalan pintu masuk Km 88.
Petugas meminta agar pengemudi memperbaiki kendaraannya sebelum melanjutkan perjalanan. Namun, pengemudi tetap nekat melanjutkan perjalanan dengan kondisi kendaraan yang tidak baik. Saat tiba di ruas tol Km 91,800, pengemudi diduga kesulitan untuk mengendalikan kendaraan akibat rem blong (out of control).
Truk tidak kuat menanjak, lalu terguling, dan menutup bahu jalan. Kemacetan sempat terjadi sepanjang 4 kilometer. Kepala dan buntut kendaraan berhasil dievakuasi petugas sekitar pukul 12.00. Belum diketahui apakah truk kontainer membawa muatan berlebih atau tidak.
Petugas belum mendapatkan keterangan langsung dari pengemudi truk yang mengangkut sepatu menuju Bandung tersebut. ”Sopirnya kabur ke hutan, tetapi kami sudah menghubungi pihak perusahaan,” kata Stanlly.
Berdasaran catatan Kompas, kecelakaan truk terguling pernah terjadi di ruas Tol Purbaleunyi. Awal September 2019, tabrakan beruntun yang menewaskan delapan orang ini terjadi di Tol Purbaleunyi Km 91, tak jauh dari lokasi kejadian.
Kecelakaan yang melibatkan 20 kendaraan ini dipicu truk pengangkut tanah yag terguling di badan jalan tol. Pengemudi truk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi saat melintasi jalan menurun. Kemudian, pengemudinya kehilangan kendali dan tidak bisa mengontrol kemudi truk.
Pada pertengahan Januari 2020, sebuah truk kontainer juga terguling di rest area Km 97 ruas Tol Purbaleunyi, Purwakarta. Lagi, faktor kelalaian manusia menjadi penyebab insiden kendaraan terguling itu. Pengemudi dianggap tidak piawai mengendalikan laju kendaraan.
Kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki pengemudi memicu kegagalan pengereman (brake fading).
Dihubungi secara terpisah, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengatakan, mayoritas kecelakaan akibat rem blong truk atau bus terjadi di jalan menurun karena kesalahan prosedur pengemudi. Kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki pengemudi memicu kegagalan pengereman (brake fading).
Menurut dia, setiap pengemudi wajib memahami dan mengikuti prosedur mengemudi pada jalan menurun. Ia menyayangkan prosedur pengemudi itu tidak disampaikan saat pelatihan agar kecelakaan sejenis tak terulang kembali.
Adapun pemasangan papan peringatan untuk mengurangi kecepatan di ruas Tol Purbaleunyi kurang tepat karena papan peringatan dipasang pada jalan yang menurun. Sebaiknya, papan dipasang pada bentang datar menjelang jalan menurun atau tikungan.
Tol Purbaleunyi memiliki dua jalur penyelamat, yakni Km 91.400 dan Km 92.600. Wildan menilai, sejauh ini belum ada jalur penyelamat ideal yang berada di Indonesia. Satu-satunya jalur penyelamat yang direkomendasikan KNKT berada di flyover (FO) Kretek-Bumiayu.
Banyak jalur penyelamat yang dibangun dengan sudut masuknya menyulitkan pengemudi untuk memasukinya. Padahal, setir kemudi pada kendaraan rem blong itu sulit untuk dikendalikan karena berat. Rata-rata, lebar yang hanya muat satu lajur juga berisiko membahayakan pengemudi.
Jalur penyelamat dikatakan ideal jika mudah terlihat, ada reflektor, didahului papan peringatan tentang keberadaan jalur penyelamat, posisinya sejajar dengan arah lalu lintas, dan lebar memadai. Adapun material pengisi yang digunakan ialah pasir laut yang dibuat bergelombang. Bahan ini mampu menyerap energi kinetik kendaraan yang mengalami rem blong sehingga roda kendaraan akan terjebak tanpa merusaknya.