Tiket Daring Penyeberangan Danau Toba Terus Didorong
Penyeberangan feri di kawasan Danau Toba diminta terus dibenahi. Hal yang mendesak dibenahi adalah penjualan tiket secara daring agar wisatawan tidak antre berjam-jam atau kehabisan tiket tanpa kepastian.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penyeberangan feri di kawasan Danau Toba diminta terus dibenahi dari aspek pelayanan dan keselamatan. Hal yang mendesak dibenahi adalah penjualan tiket secara daring agar wisatawan tidak antre berjam-jam atau kehabisan tiket tanpa kepastian.
”Kami mendorong semua pemangku kepentingan agar penjualan tiket feri penyeberangan di kawasan Danau Toba bisa dilaksanakan secara daring,” kata Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rusli Rahim dalam rapat virtual, Selasa (22/12/2020).
Rusli pun meminta semua pihak yang hadir dalam rapat itu segera membuat sistem pemesanan dan penjualan tiket feri di kawasan Danau Toba secara daring.
Hadir dalam rapat itu operator feri, yakni Staf Usaha Bidang Transportasi PT Pembangunan Prasarana Sumut Syahrial Rambe dan General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Umar Imran Batubara. Rapat juga dihadiri Dinas Perhubungan Sumut, dinas perhubungan kabupaten/kota di kawasan Danau Toba, dan pelaku pariwisata.
Rusli mengatakan, kawasan Danau Toba tidak hanya masuk sepuluh destinasi prioritas nasional, tetapi juga merupakan lima besar destinasi superprioritas nasional. ”Karena itu, membuat sistem pemesanan tiket secara online seharusnya bisa dilaksanakan dengan cepat,” katanya.
Apalagi, tambah Rusli, pemerintah pusat selama beberapa tahun belakangan sudah membangun 12 pelabuhan dan lima kapal di kawasan Danau Toba. Beberapa di antaranya sudah selesai dan yang lainnya dalam proses pengerjaan. Investasi pemerintah dalam membangun pelabuhan di Danau Toba mencapai Rp 469 miliar dan untuk kapal Rp 122 miliar.
Penyeberangan utama ke Pulau Samosir selama ini ditopang tiga jalur utama, yakni Pelabuhan Ajibata-Tomok, Ajibata-Ambarita, dan Tigaras-Simanindo. Tiga rute itu biasanya digunakan oleh pengunjung dari Medan atau Bandara Kualanamu. Tahun ini juga sudah dibuka rute baru, yakni Balige-Onan Runggu untuk menopang pengunjung dari Bandara Silangit.
Investasi pemerintah dalam membangun pelabuhan di Danau Toba mencapai Rp 469 miliar dan untuk kapal Rp 122 miliar.
Syahrial mengatakan, PT Pembangunan menyambut baik usul dari pelaku wisata agar bisa mengurai antrean panjang yang biasa terjadi saat masa libur. Ia pun meminta dukungan dari pemerintah dalam menyiapkan sarana pendukung di pelabuhan agar pemesanan tiket secara daring bisa dilaksanakan.
Namun, Syahrial belum merinci kapan penjualan tiket bisa dilaksanakan secara daring. ”Mudah-mudahan bisa secepatnya dilakukan,” katanya.
General Manager PT ASDP Cabang Sibolga Umar Imran Batubara mengatakan, ASDP sedang menyiapkan sistem penjualan tiket secara daring untuk kawasan Danau Toba. Menurut Umar, sistem pemesanan tiket merupakan solusi untuk mengurai antrean panjang dan memberi kepastian penjualan tiket.
”Untuk sementara, kami sudah menyediakan pemesanan tiket melalui nomor hotline 08111021191. Pemesanan bisa dilakukan hingga tujuh hari ke depan,” kata Umar.
Umar pun meminta dukungan agar dinas perhubungan kabupaten nantinya memberi jalur untuk kendaraan yang memesan secara daring atau hotline. ASDP sendiri menjadi operator feri di Danau Toba sejak 2019.
Koordinator Komunitas Pelaku Pariwisata Samosir Ombang Siboro mengatakan, wisatawan selalu mengeluhkan antrean panjang dan tidak adanya kepastian penyeberangan. ”Ada wisatawan yang sengaja datang pukul 03.00 ke Pelabuhan Ajibata agar bisa menyeberang di jadwal pertama pukul 08.00. Sampai di sana, antrean rupanya sudah mengular,” kata Ombang.
Agar bisa menyeberang dengan mobilnya, terkadang wisatawan harus mengantre 3-6 jam. Mereka pun harus membayar parkir di jalan karena mengantre.
Ketua I Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Clement Gultom menyebutkan, pihaknya juga kesulitan menjual paket wisata karena tidak ada kepastian ada tidaknya tiket feri penyeberangan. Terkadang, wisatawan sudah melakukan perjalanan 4-5 jam dari Medan ke Ajibata atau Tigaras. Ternyata, sampai di pelabuhan, tiket sudah habis. ”Penjualan tiket secara daring akan sangat mengangkat pariwisata di Danau Toba,” ujar Clement.