Ribuan pemudik memadati Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Selasa (22/12/2020). Membeludaknya jumlah penumpang itu menyulitkan petugas menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak, untuk mencegah penularan Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Ribuan pemudik memadati Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (22/12/2020). Membeludaknya jumlah penumpang itu menyulitkan petugas menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak, untuk mencegah penularan Covid-19.
Kepala Cabang PT Pelni Batam Agus Suprijatno mengatakan, jumlah penumpang yang datang dari Medan, Sumatera Utara, 528 orang. Adapun penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Batu Ampar menuju Pelabuhan Belawan, Medan, jumlahnya mencapai 1.259 orang.
”Pada masa pandemi Covid-19, kami membatasi jumlah penumpang maksimal setengah dari kapasitas asli kapal tersebut. Kini, kami hanya menjual tiket dengan nomor ganjil agar jaga jarak tetap dapat diterapkan selama penumpang berada di dalam kapal,” kata Agus.
Ia menuturkan, petugas gabungan mengukur suhu penumpang sebanyak dua kali, yakni saat penumpang akan memasuki pelabuhan dan saat penumpang akan naik ke kapal. Awak kapal PT Pelni juga menjalani tes cepat secara rutin setiap 14 hari sekali. Khusus awak kapal yang bersentuhan langsung dengan penumpang diwajibkan untuk mengenakan baju hazmat.
Namun, ternyata yang lebih menyulitkan petugas justru persoalan menertibkan antrean penumpang di Pelabuhan Batu Ampar. Berulang kali petugas harus berteriak mengatur para penumpang supaya tertib menjaga jarak. Petugas juga berulang kali merekayasa antrean agar tidak menumpuk, tetapi usaha itu sia-sia karena gedung pelabuhan terlalu sempit.
Sejak lama, pelabuhan pelayaran domestik di Batu Ampar yang berbaur dengan pelabuhan bongkar muat kargo dinilai tidak nyaman dan membahayakan. Pada Mei 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berjanji akan memindahkan pelabuhan penumpang ke Pelabuhan Sekupang. Namun, satu tahun berlalu, janji itu belum juga dilaksanakan.
Agus mengimbau agar para penumpang sebisa mungkin menaati anjuran pemerintah mengenai penerapan protokol kesehatan. Tes cepat antigen harus dilakukan oleh penumpang yang akan menuju Medan. Hal tersebut dilakukan untuk saling menjaga agar angka penularan Covid-19 tidak terus membubung.
Selama Desember, PT Pelni melayani pemudik di Batam dengan Kapal Motor (KM) Kelud, KM Bukit Raya, dan KM Umsini. Menurut Agus, yang paling diminati pemudik adalah KM Kelud yang menghubungkan Jakarta-Batam-Medan. Dalam bulan ini, kapal itu dijadwalkan 10 kali menyambangi pelabuhan Batam untuk melayani arus mudik libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Pelayanan tes
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku pengelola Bandara Hang Nadim mulai hari ini menyiapkan tempat pelayanan tes cepat antigen. Pelayanan kesehatan di bandara tersebut dilakukan bekerja sama dengan petugas kesehatan dari Rumah Sakit BP Batam.
”Kami memohon para calon penumpang dapat bersedia berangkat lebih awal ke bandara supaya ada waktu untuk melakukan pemeriksaan dan tentunya memberikan kenyamanan bagi calon penumpang sendiri,” kata Pelaksana Tugas Direktur Badan Usaha Bandara dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hang Nadim Benny Syahroni.
Sebelumnya, Benny juga mengatakan, jumlah penumpang yang akan berangkat dari Hang Nadim telah mulai meningkat menjadi 5.000 orang per hari sejak pekan kedua Desember. Pada waktu normal, jumlah penumpang berangkat sekitar 4.000 orang per hari.
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang, pengelola bandara mendirikan dua posko, masing-masing di terminal keberangkatan dan kedatangan. Petugas kesehatan juga ditambah menjadi 14 orang agar antrean pemeriksaan dokumen kesehatan tidak mengular.