Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Warga NTB Beramai-ramai Lakukan Tes Cepat Antigen
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, warga NTB beramai-ramai melakukan tes cepat antigen. Hal itu sebagai syarat agar mereka bisa melakukan perjalanan ke daerah tertentu di Pulau Jawa dan Bali.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kewajiban melampirkan hasil tes cepat antigen sebagai syarat melakukan perjalanan ke daerah tertentu membuat warga di Nusa Tenggara Barat ramai mengunjungi fasilitas pemeriksaan yang disediakan pemerintah daerah setempat. Saat ini di NTB sudah memiliki tujuh fasilitas mulai dari balai laboratorium kesehatan hingga rumah sakit swasta.
Pantauan Kompas di Balai Laboratorium Kesehatan Pengujian dan Kalibrasi Mataram, Selasa (22/12/2020) siang, pemeriksaan dilakukan di sebuah tenda besar di sisi timur balai.
Siang itu terlihat puluhan warga mengantre untuk melakukan tes cepat antigen. Mereka datang sendiri atau bersama keluarga dengan tetap menggunakan masker. Jarak duduk antarwarga juga diatur.
Setelah mendaftar dan membayar Rp 150.000 per orang, mereka mendapatkan alat usap menyerupai cotton bud tetapi berukuran lebih panjang, kemudian menunggu dimulainya pemeriksaan.
Saat pemeriksaan dimulai, petugas yang menggunakan alat pelindung diri lengkap masuk ke bilik khusus. Lalu, satu per satu warga yang sudah mendaftar mendekat dan menyerahkan alat usap. Petugas mengambil dan melakukan usap pada hidung peserta tes. Setelah itu, hasil baru diketahui setelah 3-4 jam.
Hingga Selasa siang, menurut data Balai Laboratorum Kesehatan Pengujian dan Kalibrasi Mataram, sudah ada 200 lebih warga yang melakukan tes. Pada Senin (21/12/2020), total ada sekitar 500 orang.
Sebagian besar peserta tes akan berwisata, pulang kampung, atau mengikuti acara keluarga ke sejumlah daerah, seperti Bali dan Surabaya. ”Saya bersama keluarga akan ke Surabaya untuk acara pernikahan. Jadi, ikut tes biar perjalanannya lancar,” kata Sri Mawarni (65) asal Gunungsari, Lombok Barat.
Sementara Agus Windu (44) dan Friska (54) akan ke Bali untuk kebutuhan berbeda. Agus akan pulang kampung, sementara Friska akan merayakan libur Natal dan Tahun Baru bersama keluarga.
”Saya pilih antigen karena nanti ke Bali via kapal. Apalagi tiketnya jauh lebih murah. Kalau pakai pesawat, kan, harus menunjukkan hasil tes PCR yang lebih mahal,” kata Friska.
Menurut Agus, mereka tidak keberatan dengan syarat tes antigen meski harganya lebih mahal daripada tes antibodi. ”Ini tentu bagus untuk memastikan kondisi kami sebelum berangkat. Kalau nonreaktif, berarti bisa lebih nyaman,” kata Agus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada 16 Desember 2020 telah mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan tes cepat antigen bagi pelaku perjalanan Jawa dan Bali.
Oleh karena itu, kata Eka, Pemerintah Provinsi NTB memiliki tujuh fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memeriksa tes cepat antigen SARS-CoV-2 secara mandiri.
Ketujuh fasilitas itu yakni Balai Laboratorium Kesehatan Pengujian dan Kalibrasi Mataram, Rumah Sakit Universitas Mataram, Rumah Sakit Siloam, dan Rumah Sakit Harapan Keluarga.
Selain itu, pemeriksaan juga bisa dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya di Lombok Tengah, RSUD Dompu, dan Klinik Anugrah Ibu Mataram.
Kasus Covid-19
Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, hingga Selasa sore, total pasien positif Covid-19 di NTB mencapai 5.335 orang.
Dari jumlah itu, 4.445 orang dinyatakan sembuh dan 273 orang meninggal. Sementara sisanya 617 orang masih dalam perawatan.
Sejauh ini, penambahan kasus baru masih terus berlangsung. Bahkan, cenderung meningkat. Senin kemarin, pasien baru yang terkonfirmasi mencapai 39 orang yang tersebar di tujuh kabupaten/kota.
”Masih terus bertambahnya kasus menunjukkan kita (NTB) belum sepenuhnya aman dari Covid-19. (Penambahan) ini juga menunjukkan jika kita masih harus terus waspada, patuh, dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Gita.