Pelaksanaan protokol kesehatan saat puncak arus mudik penumpang di Pelabuhan Jayapura tidak berjalan dengan baik. Padahal, Kota Jayapura termasuk zona merah Covid-19.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di Pelabuhan Jayapura, Papua, pada Minggu (20/12/2020) belum diterapkan. Penumpang menumpuk dan tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelum naik kapal.
Terminal Penumpang Pelabuhan Jayapura hanya berkapasitas maksimum 350 orang. Pada Minggu siang, sedikitnya 600 orang terlihat di terminal. Sebagian orang di terminal tidak memakai masker.
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Jayapura pun tidak memeriksa suhu tubuh calon penumpang Kapal Motor Labobar. Petugas hanya memeriksa surat hasil pemeriksaan cepat Covid-19. Kepala KKP Kelas II Jayapura Harold Pical belum dapat dihubungi untuk konfirmasi hal tersebut.
Kondisi itu mencemaskan sebagian calon penumpang. Salah seorang calon penumpang KM Labobar, Echi Gasper, sangat khawatir tertular Covid-19 karena berkumpul dengan banyak orang dalam satu ruangan dan tidak ada jaga jarak. ”Seharusnya terdapat sebuah tenda khusus untuk penumpang yang akan mudik ke kampung halamannya. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan orang di terminal penumpang sebelum naik ke kapal,” ungkap penumpang tujuan Manokwari yang berangkat bersama dua anaknya itu.
Kekhawatiran Echi bukan tanpa alasan. Pada Juni 2020, dua penumpang KM Dobonsolo yang tiba di Kabupaten Kepulauan Yapen diketahui terinfeksi Covid-19. Hal itu diketahui setelah ada tes cepat di Pelabuhan Serui terhadap 78 penumpang KM Dobonsolo.
Selain itu, Jayapura termasuk zona merah Covid-19. Hingga Sabtu (19/12/2020), tercatat total 5.957 orang terinfeksi Covid-19 di Jayapura dan 102 orang di antaranya meninggal.
Manajer PT Pelni Jayapura Harianto Sembiring membenarkan penumpukan penumpang di terminal. Pelni telah berkoordinasi dengan Pelindo agar pengelola pelabuhan menyediakan fasilitas tambahan selama arus mudik Natal 2020.
”Kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam arus mudik tahun ini. Kami tidak mengizinkan warga mengantar penumpang hingga kapal. Penumpang yang tidak menggunakan masker dan menunjukkan hasil tes cepat Covid juga dilarang naik kapal,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, Pelni menyiapkan enam kapal penumpang dan tiga kapal perintis untuk melayani pemudik selama arus mudik Natal 2020. Pada periode 13-19 Desember 2020, Pelni Jayapura mencatat total 7.000 pemudik naik kapal dari Pelabuhan Jayapura.
Sementara Manajer Operasional PT Pelindo IV Jayapura Edi Herianto mengatakan, telah disediakan tambahan satu tenda bagi para penumpang yang hendak menunggu kapal bersandar di Pelabuhan Jayapura. Sayangnya, tenda tambahan itu malah dipakai sejumlah penumpang untuk meletakkan bagasi mereka.
”Kami telah berkoordinasi dengan Pelni untuk mengatasi penumpukan penumpang di terminal. Caranya adalah mempersingkat waktu tunggu penumpang hanya sejam saja untuk naik ke kapal. Pelindo juga akan menyiapkan alat pemeriksaan suhu tubuh untuk membantu petugas KKP Jayapura,” tutur Edi.