Peminat tes cepat antigen di Surabaya meningkat, bahkan Pemprov Jatim sedang berkoordinasi dengan kantor kesehatan pelabuhan agar memfasilitasi tes serupa terhadap awak bus dan truk dengan tujuan akhir Bali.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Minat untuk menjalani tes cepat antigen jelang liburan pada pengujung tahun di Surabaya meningkat. Wajib memiliki bukti tes cepat antigen dengan hasil negatif Covid-19 diberlakukan bagi pelaku perjalanan.
Akibatnya, antrean kendaraan panjang terlihat di Rumah Sakit Siloam Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Senin (21/12/2020). Antrean warga yang hendak menjalani tes cepat antigen berlangsung sejak pagi hingga siang.
”Kami memilih rumah sakit ini karena biaya swab antigen Rp 400.000, relatif lebih murah dibandingkan dengan tempat lain. Hasil tes juga cepat, sekitar 15 menit,” kata Yolanda (45), warga Surabaya, yang berencana menghabiskan tahun 2020 di Bali.
Kewajiban tes cepat antigen untuk masuk ke ”Pulau Dewata” langsung berdampak pada penurunan animo penumpang bus di Terminal Purabaya. Sebab, sejak penerapan wajib tes cepat (rapid test), jumlah penumpang tujuan Bali mengalami penurunan yang signifikan.
”Reguler saja jumlah penumpang tidak lebih dari 10 orang. Kalau penerapan protokol kesehatan termasuk rapid test antigen diwajibkan, jumlah penumpang bakal semakin sedikit,” Kata Kasubnit Terminal Purabaya Imam Hidayat.
Calon penumpang bus di Terminal Purabaya, lanjut Imam, punya kewajiban mematuhi protokol kesehatan dan penerapan surat keterangan sehat. Tidak ada dispensasi bagi masyarakat yang akan bepergian.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendorong penyintas Covid-19 atau pasien sudah sembuh agar tak ragu mendonorkan darahnya. Langkah ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan plasma darah konvalesen.
”Bagi penyintas Covid-19, kami berharap agar mendonorkan plasmanya untuk saudara di Surabaya agar bisa terhindar dari fatalistik atau kesakitan panjang akibat dari pandemi ini,” ujar Risma.
Kabid Humas PMI Kota Surabaya Martono Adi menuturkan, sampai saat ini ada banyak pasien Covid-19 di Surabaya membutuhkan plasma darah konvalesen. Hal ini karena stok darah yang berasal dari para penyintas Covid-19 menipis sehingga pasien belum dapat terlayani dengan maksimal.
Bantuan tes cepat
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapat bantuan 50.250 tes cepat antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (16/12/2020). Bantuan itu untuk melakukan percepatan berupa tes cepat antigen dalam rangka penelusuran.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, hingga Senin (21/12/2020), penggunaan tes cepat baik antibodi maupun antigen untuk kegiatan screening dan tracing telah mencapai 1.072.733.
Jumlah tes cepat yang dilakukan di Jatim tertinggi di Indonesia. Dengan populasi Jatim sekitar 40 juta penduduk, maka 1 dari 38 penduduk Jatim telah melakukan tes cepat Covid-19. Sementara untuk tes usap di Jatim sudah mencapai 752.302 orang. Dengan populasi Jatim sekitar 40 juta penduduk, maka 1 dari 54 warga telah swab PCR.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sedang berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk memfasilitasi tes antigen dan usap bagi sopir dan kenek truk serta bus yang hendak ke Bali.
Fasilitas ini diberikan menyusul kebijakan dari Pemprov Bali yang mewajibkan setiap sopir dan kenek truk atau bus yang akan masuk ke ”Pulau Dewata” menunjukkan bukti bahwa mereka sudah menjalani tes Covid-19.
”Pemprov Jatim sedang koordinasi dengan KKP dalam rangka menyiapkan rapid test antigen dan swab. Sangat diharapkan KKP bisa menambah tenaga kesehatan untuk melakukan swab kepada sopir truk atau bus dan kenek,” ujarnya.