Rampung Tahap Pertama, Pelabuhan Patimban Dorong Percepatan Ekspor
Pembangunan tahap pertama Pelabuhan Patimban, Subang, Jabar, telah rampung dan digunakan untuk kegiatan ekspor, Minggu (20/12/2020). Patimban diharapkan kian mengungkit pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan nasional.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pembangunan tahap pertama Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, telah rampung dan langsung digunakan untuk kegiatan ekspor, Minggu (20/12/2020). Kelengkapan infrastruktur lainnya akan dibangun secara bertahap hingga tahun 2027. Patimban diharapkan kian mengungkit pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan nasional.
Diresmikan Presiden Joko Widodo secara daring, pelabuhan yang masuk dalam kawasan Segitiga Rebana ini berperan strategis menghubungkan kabupaten atau kota dalam meningkatkan kegiatan ekspor-impor beragam produk. Sejumlah daerah kawasan industri di Jawa Barat juga berpotensi kian berkembang dengan kehadiran pelabuhan ini, antara lain Bekasi, Karawang, Subang, dan Purwakarta.
Untuk pertama kalinya, ekspor produk otomotif ke Brunei Darussalam dilakukan bersamaan dengan acara peresmian. Ada 140 unit kendaraan merek Daihatsu, Suzuki, dan Toyota yang diangkut oleh kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co Ltd.
Dalam peresmian tersebut, Presiden mengatakan, Pelabuhan Patimban akan menjadi kunci penghubung antarkawasan industri manufaktur, pariwisata, dan sentra pertanian serta menopang percepatan ekspor. Selain itu, pelabuhan ini akan memperkuat Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang sudah terlalu padat dan menimbulkan kemacetan di sejumlah titik.
Pada fase pertama, Pelabuan Patimban siap melayani 3,75 juta peti kemas. Jumlahnya akan meningkat menjadi 7 juta peti kemas pada tahap ketiga. Ke depan, Presiden berharap, peningkatan ekspor ke pasar global kian bertumbuh seiring dengan penambahan kapasitas pelabuhan.
Pelabuhan Patimban juga harus mendukung ekspor produk-produk lain yang menggerakkan ekonomi UMKM, sektor pertanian, dan industri kreatif sehingga produk lokal mampu bersaing di pasar global.
Patimban berpotensi menjadi cikal bakal sebuah kawasan regional Rebana Metropolitan yang terdiri atas 13 kota industri baru.
”Keberadaan pelabuhan ini harus semakin terkonsolidasi dengan pengembangan industri dan perekonomian lokal, semakin mempercepat pertumbuhan sentra ekonomi baru, memberikan kecepatan pelayanan di bidang logistik, serta membuat produk ekspor dalam negeri semakin kompetitif di pasar global,” ucap Presiden.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, Patimban berpotensi menjadi cikal bakal sebuah kawasan regional Rebana Metropolitan yang terdiri atas 13 kota industri baru. Dalam waktu 30 tahun, Kamil berharap Patimban kian maju seperti kawasan industri Bekasi.
Berkaca dari hal tersebut, ia optimistis Patimban akan menjadi sedemikian rupa. ”Jika kawasan Rebana Metropolitan ini berhasil dengan Patimban sebagai cikal bakalnya, akan menghasilkan 4,3 juta pekerjaan dalam 15 tahun ke depan dan memberikan tambahan pertumbuhan ekonomi hingga 4 persen untuk Jawa Barat,” katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, ke depan, Pelabuhan Patimban akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini diharapkan bisa mengefisiensikan waktu dan biaya logistik sehingga bisa menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan efisiensi biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri.
Pelabuhan yang terkoneksi dengan akses jalan tol dan kereta api ini berpotensi meningkatkan pembangunan di sejumlah kawasan industri prioritas di sepanjang Jawa. Pembangunan infrastruktur masih berlanjut dalam tiga tahap yang ditargetkan rampung keseluruhan tahun 2027.
Saat ini, pembangunan tahap pertama fase satu yang telah dilakukan meliputi area terminal, breakwater, seawall, revetment, pembangunan back up area, jalan akses, jembatan penghubung, terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas kumulatif sebesar 218.000 CBU, dan terminal peti kemas seluas 35 hektar dengan kapasitas kumulatif sebesar 250.000 TEUs.
Pada tahun 2021 hingga 2024 akan dilakukan pembangunan tahap pertama fase kedua, yakni terminal peti kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas kumulatif sebesar 3,75 juta TEUs, terminal kendaraan dengan kapasitas kumulatif sebesar 600.000 CBU, dan Roro Terminal seluas 200 meter persegi.
Pembangunan tahap kedua berupa terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 5,5 juta TEUs dilakukan tahun 2024-2025. Selanjutnya, tahap ketiga dilaksanakan pada tahun 2026-2027, yaitu pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 7,5 juta TEUs.