Kunjungan Wisata di Batu Terimbas Tes Antigen Daerah Lain
Syarat tes cepat antigen untuk pelaku perjalanan ke beberapa daerah guna membatasi penyebaran Covid-19 mulai berimbas terhadap sebagian pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Syarat tes cepat antigen untuk pelaku perjalanan ke beberapa daerah guna membatasi penyebaran Covid-19 mulai berimbas terhadap sebagian pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur. Mereka mengaku sejumlah wisatawan batal datang ke kota tersebut akibat persyaratan tes antigen yang diterapkan di wilayah kota tetangga, Malang.
Ada beberapa daerah yang menerapkan kebijakan tes antigen atau polymerase chain reaction (PCR)bagi warga yang akan keluar atau masuk wilayahnya selama libur Natal dan Tahun Baru 2021, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Solo, dan Kota Malang.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu Ilham Adilia, Minggu (20/12/2020), mengatakan, kebijakan itu dinilai merugikan pelaku wisata. Ketakutan wisatawan untuk berwisata semakin menjadi. Adanya keharusan tes antigen juga dinilai memberatkan wisatawan karena biayanya cukup besar.
Akibat kebijakan itu, menurut Ilham, ada tiga grup wisatawan kliennya yang membatalkan kunjungan, yakni dari Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Semestinya mereka datang ke Batu pada 20 Desember ini. Kondisi serupa dirasakan sejumlah anggota HPI Kota Batu.
”Kalau berbicara tentang tes antigen, meski yang diterapkan hanya Kota Malang (di Malang Raya), Kota Batu dan Kabupaten Malang ikut terkena imbas. Kota Batu sendiri belum menerapkan kebijakan swab antigen,” katanya.
Yang semestinya dilakukan, menurut Ilham, adalah memberlakukan protokol kesehatan dengan aturan dipertegas, bukan tes antigen yang penerapannya berbeda-beda di setiap daerah. Selama ini, orang luar daerah banyak yang belum paham bahwa Batu merupakan wilayah administratif sendiri, bukan bagian dari Malang.
Penerapan protokol kesehatan sebenarnya sudah dilakukan di tempat wisata di Batu. ”Kalau status berubah menjadi zona merah (risiko tinggi Covid-19), sebenarnya bukan alasan karena sebelum-sebelumnya juga pernah seperti itu. Kenapa tidak dari kemarin-kemarin (syarat tes antigen),” kata Ilham.
Adanya wisatawan yang mengurungkan niat ke Batu akibat kebijakan tes antigen juga dibenarkan Harno, pengurus obyek wisata petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. ”Banyak (yang membatalkan kunjungan), terutama dari Jakarta,” ujarnya melalui pesan Whatsapp.
Menurut Harno, pihak biro perjalanan wisata tidak bersedia menambah biaya untuk tes cepat. Padahal, tes antigen dibutuhkan oleh wisatawan yang akan keluar dari Jakarta.
Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Grup Titik S Arianto, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, beberapa hari terakhir pihaknya banyak mendapat pertanyaan dari wisatawan terkait adakah syarat tes antigen untuk berwisata ke Jatim Park.
Jawaban kami sama bahwa kami belum ada aturan harus rapid test atau antigen.
Pertanyaan itu disampaikan melalui media sosial maupun kanal daring Jatim Park lainnya. Menurut Titik, setiap pemerintah daerah punya kebijakan berbeda. Jatim Park masuk wilayah Kota Batu, bukan Kota Malang.
”Jawaban kami sama bahwa kami belum ada aturan harus rapid test atau antigen. Pengunjung (Jatim Park) hanya wajib mengisi link kesehatan yang bisa diunduh di medsos kami atau barcode sebelum membeli tiket,” ujarnya.
Menurut Titik, penerapan aturan tes antigen di daerah lain bisa berdampak pada penurunan jumlah wisatawan ke Batu, tetapi juga bisa berdampak sebaliknya. Jumlah wisatawan ke Batu akan meningkat karena daerah lain mengharuskan syarat tertentu untuk bisa masuk ke wilayah itu.
Sementara itu, Pemerintah Kota Malang mewajibkan tes cepat antigen bagi pendatang dari luar kota yang berkunjung dan menginap di Kota Malang pada libur Natal dan Tahun Baru. Hal ini untuk menekan kasus Covid-19 yang terus bertambah.
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang Nur Widianto mengatakan, kebijakan tes antigen itu diperuntukkan bagi wisatawan yang akan menginap di hotel atau bagi pendatang yang berkunjung dari luar Kota Malang.