Penambahan Kasus Baru Harian Tinggi, Jatim Gelar Simulasi Vaksin Covid-19
Penambahan kasus baru harian Covid-19 di Jatim dua hari belakangan ini tinggi, melebihi 800 kasus per hari. Beragam upaya menekan laju sebaran penyakit terus dilakukan, termasuk menggelar simulasi vaksinasi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Penambahan kasus baru harian Covid-19 di Jawa Timur dua hari belakangan ini tinggi, yakni melebihi 800 kasus per hari. Beragam upaya menekan laju sebaran penyakit terus dilakukan, termasuk menggelar simulasi vaksinasi guna memastikan kesiapan alat, sarana, dan vaksinatornya, di samping meyakinkan warga terkait kehalalan vaksin.
Berdasarkan data terkini Satgas Covid-19 Jatim, penambahan kasus baru pada Jumat (18/12/2020) mencapai 819 kasus. Sehari sebelumnya, Kamis, terjadi penambahan 855 kasus baru. Penambahan kasus harian tertinggi terakhir terjadi pada Kamis (10/12/2020) pekan lalu dengan 796 kasus.
Dengan adanya penambahan kasus baru sebanyak 819 kasus, secara kumulatif jumlah orang yang terpapar Covid-19 di Jatim menjadi 73.798 kasus. Penambahan kasus baru Covid-19 terbanyak terjadi di Malang, yakni 81 kasus, diikuti Banyuwangi 79 kasus, Lamongan 56 kasus, Jember 47 kasus, dan Kediri 39 kasus.
Penambahan kasus harian yang tinggi itu berimplikasi pada meningkatnya daerah berisiko tinggi sebaran Covid-19. Data Satgas Covid-19 Jatim menyebutkan saat ini terdapat enam daerah zona merah, yakni Kediri, Jember, Banyuwangi, Tuban, Kota Blitar, dan Kota Malang. Selain itu, 32 kabupaten dan kota di Jatim lainnya masuk zona oranye dan tidak ada daerah yang berada di zona kuning.
Secara nasional, Jatim termasuk enam besar daerah dengan jumlah kasus Covid-19 tinggi bersama DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, dan Banten. Secara kumulatif kasus, Jatim berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta yang memiliki angka kumulatif Covid-19 sebanyak 159.620 kasus.
Perlu diwaspadai
Akan tetapi, yang perlu diwaspadai, Jatim mencatatkan kasus kematian Covid-19 tertinggi, yakni menembus angka 5.102 kasus atau sebesar 6,91 persen. Sementara tingkat kesembuhan pasien di Jatim sebesar 85,99 persen atau lebih rendah dibandingkan DKI Jakarta sebesar 90,14 persen.
Adapun kasus aktif di Jatim saat ini berjumlah 5.238 kasus dan merupakan yang paling sedikit dibandingkan provinsi lain, seperti Jateng (19.334 kasus aktif), DKI Jakarta (12.702 kasus aktif), dan Jabar (11.553 kasus aktif). Meski demikian, kasus aktif di Jatim belakangan terus meningkat seiring bertambahnya kasus baru harian.
Sebanyak apa pun vaksin, ketika masyarakat ragu, pelaksanaan vaksinasi tidak sukses. (Khofifah Indar Parawansa)
Menyikapi tingginya penambahan kasus baru tersebut, beragam upaya dikerahkan oleh Pemerintah Provinsi Jatim. Salah satunya menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 di RSI Jemursari Surabaya, Jumat. Kegiatan untuk memastikan kesiapan pemberian vaksin kepada masyarakat itu dihadiri Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar.
”Kehadiran ketua MUI untuk menunjukkan vaksin ini halal. Kehalalan menjadi bagian penting dalam meyakinkan masyarakat. Sebanyak apa pun vaksin, ketika masyarakat ragu, pelaksanaan vaksinasi tidak sukses,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Dia menambahkan, secara umum, Pemprov Jatim siap memberikan vaksin kepada masyarakat yang ditandai dengan disiapkannya 8.501 pembawa vaksin (vaccine carrier), 1.800 lemari pendingin untuk penyimpanan vaksin, dan 2.404 vaksinator tesertifikasi serta programmer yang tersebar di tiap kabupaten dan kota.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, untuk tahap awal, Jatim mendapat jatah 317.000 vaksin. Menurut Khofifah, pemberian vaksin bisa diselesaikan dalam waktu 14 hari. Namun, apabila ada tambahan vaksin, pihaknya akan menyiapkan tambahan vaksinator berikut fasilitas layanan kesehatannya.
Tidak hanya terhadap pegawai, tetapi juga warga yang terjaring dalam razia protokol kesehatan yang semakin digencarkan lagi. (Febria Rachmanita)
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Budi Hidayat mengatakan, program vaksinasi Covid-19 harus dilaksanakan bersama-sama oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah. Simulasi vaksinasi dimaksudkan untuk memastikan penerapan prosedur standar, kesiapan sumber daya manusia, dan kapasitas sarana pendukung seperti alat penyimpanan vaksin.
”Berdasarkan data logistik, vaksinator, serta faskes (fasilitas kesehatan), Jatim diprediksi mampu menyelesaikan vaksinasi dalam waktu enam bulan. Harapannya pelaksanaan berlangsung sukses,” ucap Budi Hidayat.
Sebelumnya, Pemprov Jatim menerima 50.250 alat rapid test antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mempercepat upaya pengetesan dan penelusuran kontak erat pasien Covid-19. Data Satgas Covid-19 Jatim, Jumat, menyebutkan jumlah pemeriksaan uji cepat mencapai 1.072.733, sedangkan uji usap sebanyak 769.254.
Dengan populasi penduduk 40 juta jiwa, jumlah tes cepat di Jatim diklaim tertinggi di Indonesia. Artinya, satu dari 38 penduduk telah dites cepat Covid-19 dan satu dari 52 penduduk telah dites usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Cepat merespons
Langkah lain yang juga sudah dilakukan untuk mempercepat pelayanan dan merespons peningkatan pasien Covid-19 adalah menambah RS Darurat Lapangan (RSDL) Ijen Boulevard di Malang yang mulai beroperasi Kamis. Pemprov Jatim juga tengah menyiapkan RS Paru di Jember untuk dijadikan RS khusus penanganan Covid-19 menyusul tingginya penambahan kasus di daerah tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya terus menggelar tes cepat terhadap warga. Pada Jumat giliran semua pegawai di organisasi pemerintah daerah yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya. ”Tidak hanya terhadap pegawai, tetapi juga warga yang terjaring dalam razia protokol kesehatan yang semakin digencarkan lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita.
Razia tidak hanya dilakukan terhadap orang yang berada di kerumunan atau tidak menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, tetapi juga terhadap pedagang trompet. ”Salah satu upaya untuk memutus penularan Covid-19, tahun ini Pemkot Surabaya bakal melakukan razia penjual trompet. Langkah ini semata-mata dilakukan untuk melindungi warga Surabaya dan mencegah penularan Covid-19,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Penindakan terhadap pedagang trompet yang biasanya muncul menawarkan dagangannya di pengujung tahun sesuai dengan peraturan daerah ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Di sisi lain, masyarakat agar segera melaporkan ke Command Center 122 apabila melihat ada penjual trompet. ”Keselamatan dan kesehatan masyarakat paling penting, sekaligus terus menekan penularan Covid-19,” ujar Risma.