Jalur Lintas Timur Sumatera masih menjadi titik rawan kemacetan di Sumatera Selatan. Polri dan instansi terkait mengerahkan anggota ke kawasan rawan untuk penanganan potensi kemacetan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jalur Lintas Timur Sumatera masih menjadi titik rawan kemacetan di Sumatera Selatan. Personel Polri dan instansi terkait akan dikerahkan di kawasan rawan agar kemacetan dapat dihindari.
Demikian disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Komisaris Besar Juni, Kamis (17/12/2020). Operasi Lilin Musi 2020 yang berlangsung sejak 20 Desember sampai 4 Januari 2020 akan fokus pada beberapa titik rawan kemacetan, baik di jalur tol maupun di jalur nontol.
Untuk di jalur tol, kata Juni, Polri akan mengerahkan petugas di sejumlah kawasan tempat istirahat untuk memantau pergerakan kendaraan. Polda Sumsel akan berkoordinasi dengan pengelola jalan tol agar di tempat istirahat (rest area) dapat diterapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin.
Selain di tol, petugas akan ditempatkan di kawasan rawan di Jalur Lintas Timur Sumatera. Ada beberapa titik kemacetan yang menjadi prioritas perhatian. Salah satunya di Betung, Kabupaten Banyuasin. Jalan ini merupakan arus utama yang menghubungkan Palembang di Sumsel dan Jambi.
Di Betung sangat rawan kemacetan karena kontur tanah menanjak dan menurun. Selain itu, lebar jalan hanya cukup untuk dua lajur kendaraan. Kendaraan dengan tonase besar melintas dalam kecepatan rendah sehingga arus lalu lintas terkadang tersendat. Dengan kondisi yang rawan, akan lebih banyak petugas yang dikerahkan di sana.
Adapun untuk ruas Palembang-Lampung, arus lalu lintas akan lebih lancar karena sudah terbantu dengan keberadaan Tol Trans-Sumatera.
Dengan keberadaan tol, beban di jalur nontol bisa jauh berkurang.
Pengguna tol, terutama kendaraan pribadi, akan lebih memilih tol karena jalur tersebut bisa memangkas waktu tempuh cukup signifikan. ”Kalau melewati tol, waktu tempuh ke Lampung hanya sekitar 3-4 jam. Berbeda jika melewati jalur nontol, di mana membutuhkan waktu 9-12 jam,” ujar Juni.
Pengelola Tol Palembang-Kayu Agung juga mempersiapkan diri untuk mengantisipasi berbagai masalah terkait arus lalu lintas dalam masa Natal dan Tahun Baru. Tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Sumatera Palembang-Lampung.
Direktur Teknik dan Operasi PT Waskita Sriwijaya Tol Sudirman menuturkan, persiapan yang ditempuh ialah sumber daya manusia, sarana, dan prasarana.
Perawatan jalan tol ditargetkan tuntas sebelum momen Natal dan Tahun Baru.
Sudirman mengatakan, kamera pemantau juga dipasang di kawasan rawan untuk memantau perkembangan di dalam tol. Persiapan ditempuh karena pada masa Natal dan Tahun Baru, jumlah kendaraan yang melewati tol akan meningkat pesat.
”Di hari normal, rata-rata kendaraan yang masuk dan keluar di Tol Palembang-Kayu Agung sekitar 12.000 kendaraan. Tetapi, pada masa Natal dan Tahun Baru bisa lebih dari 15.000 kendaraan,” ujar Sudirman.
Khusus untuk angkutan Natal dan Tahun Baru, lanjut Sudirman, akan dibuka Jalur Jakabaring-Keramasan sepanjang 9 kilometer secara fungsional. Jalur ini sendiri baru akan benar-benar dioperasikan pada Januari 2021. ”Jalur tesebut sudah diaspal dan akan keluar langsung ke jalan nasional,” katanya.
Untuk ruas Palembang-Betung, sampai sekarang belum bisa dibuka karena masih dalam proses pembangunan. Itulah sebabnya, jalur Palembang-Betung belum bisa menjadi solusi kemacetan.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Eko Indra Heri menuturkan, pihaknya akan mengerahkan sekitar 700 personel untuk mengamankan angkutan Natal dan Tahun Baru. Titik rawan kemacetan dan bencana menjadi perhatian. Selain pengamanan dan pengaturan lalu lintas, petugas juga mengawasi penerapan protokol kesehatan.
Eko berharap selama Natal dan Tahun Baru tidak ada perayaan berlebihan yang menimbulkan kerumunan. Palembang, ibu kota Sumsel, masuk dalam zona merah atau risiko tinggi penularan wabah Covid-19. Pengamanan perlu dilakukan terutama pada masa puncak. Untuk menyambut Natal, masa puncak diperkirakan terjadi pada 24 Desember 2020. Puncak Tahun Baru diperkirakan tejadi pada 29 Desember 2020.