Hujan Lebat Berpotensi Timbulkan Banjir Susulan di Selatan Jateng
Hujan lebat diprediksi masih akan terjadi beberapa hari ke depan di selatan Jawa Tengah. Kewaspadaan di daerah rawan longsor dan banjir perlu ditingkatkan. Adapun banjir di Cilacap terus meluas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi dalam beberapa hari mendatang di wilayah selatan Jawa Tengah. Kewaspadaan di daerah rawan bencana perlu ditingkatkan, khususnya banjir susulan di sejumlah wilayah di Cilacap, Jawa Tengah.
”Secara umum pada dasarian kedua 2020 ini, yaitu tanggal 11 sampai 20 Desember 2020, di wilayah Cilacap, Banyumas, dan Kebumen kondisi curah hujan diperkirakan termasuk kategori tinggi, yaitu berkisar 151-200 mm,” kata prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Rendi Krisnawan, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (17/12/2020).
Rendi menyampaikan, sejumlah penyebabnya adalah suhu permukaan laut di wilayah Indonesia yang lebih hangat atau terdapat fenomena La Nina sehingga penguapan menjadi lebih tinggi serta pertumbuhan awan juga semakin banyak. ”Hal ini perlu diwaspadai untuk masyarakat karena masih adanya potensi hujan intensitas lebat di beberapa wilayah Cilacap, Banyumas, dan Kebumen,” ujarnya.
Penyebab lainnya, lanjut Rendi, terdapat daerah belokan angin dan daerah pertemuan angin. Hal ini menyebabkan penumpukan massa udara atau penumpukan angin yang mengakibatkan peluang pertumbuhan awan penyebab hujan semakin besar. ”Kondisi atmosfer yang labil dan lembab juga menjadi faktor utama pembentukan awan penyebab hujan,” ungkapnya.
Masih tergenang
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Heru Kurniawan menyampaikan, banjir yang terjadi pada Minggu-Senin (13-14/12/2020) masih menggenangi beberapa wilayah di Cilacap. Sebanyak 612 orang mengungsi di Kecamatan Sidareja akibat banjir. ”Banjir masih menggenangi Desa Sidareja, Gunungreja, Sudagaran, Sidamulya, dan Tegalsari,” kata Heru.
Banjir masih menggenangi Desa Sidareja, Gunungreja, Sudagaran, Sidamulya, dan Tegalsari. (Heru Kurniawan)
Heru menambahkan, selain di Kecamatan Sidareja, banjir di Kecamatan Kedungreja menyebabkan 81 orang di Desa Ciklapa mengungsi. Area lainnya yang dilanda banjir adalah Kecamatan Gandrungmangu dan Kecamatan Majenang. ”Total rumah yang terdampak banjir ada 10.667 keluarga dan total pengungsi mencapai 748 jiwa,” ungkap Heru.
Selain banjir, lanjut Heru, terjadi tanah longsor di beberapa kecamatan di Cilacap, antara lain di Jeruklegi, Karangpucung, Cimanggu, Sidareja, serta Gandrungmangu. ”Longsor di Desa Jambusari, Kecamatan Jeruklegi, membuat dua rumah terancam (ambruk) dan bahu jalan di sana ambles dengan panjang 10 meter dan lebar 2 meter,” katanya.
Menurut Heru, BPBD telah menyiapkan pengungsian dan bekerja sama dengan Dinas Sosial memenuhi kebutuhan logistik pengungsi.
Selain disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi, banjir di wilayah Cilacap ini juga diakibatkan oleh pendangkalan sungai-sungai serta tanggul sungai yang jebol. Pihak BPBD mengimbau warga untuk waspada akan adanya banjir susulan yang lebih besar jika hujan turun terus-menerus.