Polda Sulut Tidak Akan Beri Izin Pawai dan Pesta Kembang Api pada Akhir Tahun
Polda Sulut tidak akan memberikan izin keramaian untuk perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Langkah ini diambil demi mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang trennya terus meningkat, terutama di empat daerah.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Polda Sulawesi Utara tidak akan memberikan izin keramaian untuk perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Langkah ini diambil demi mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang trennya terus meningkat, terutama di empat daerah berstatus zona merah.
Melalui keterangan pers, Kamis (18/12/2020), Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak menyatakan akan mencegah beberapa acara, seperti pawai Natal dan pesta kembang api. Dengan begitu, diharapkan tidak ada euforia berlebihan pada akhir tahun yang mungkin dapat memperluas penularan Covid-19.
”Pawai dan pesta kembang api ini perlu diwaspadai. Secara tegas, kami tidak mengizinkan pesta kembang api. Natal memang membawa kebahagiaan bagi masyarakat, tetapi kebahagian ini harus kita kelola agar tidak malah jadi malapetaka,” ujar Panca.
Di samping itu, Panca juga mengimbau pemuka agama dan pengurus gereja untuk mengatur jadwal ibadah Natal dan Tahun Baru serta membatasi jumlah umat yang boleh masuk. Langkah itu diperlukan agar tidak terjadi kerumunan umat pada satu waktu.
Panca menggarisbawahi status empat daerah sebagai zona penularan risiko tinggi atau zona merah, yaitu Manado, Tomohon, Minahasa Utara, dan Minahasa Tenggara. Dalam rentang 10-16 Desember, kasus baru di Manado sebanyak 307 kasus baru, Minahasa Utara (86), Tomohon (65), dan Minahasa Tenggara (50).
Angka itu setara 67,01 persen dari total 758 kasus baru yang teridentifikasi di Sulut selama sepekan terakhir. Menurut Panca, pandemi pun tetap menjadi momok yang harus diwaspadai pada akhir tahun. ”Ini memprihatinkan dan harus kita tangani bersama,” ujarnya.
Sebelumnya, Polda Sulut menyiapkan lebih kurang 1.000 personel untuk menjaga perayaan akhir tahun dalam Operasi Lilin. Para polisi juga ditugaskan untuk mengantisipasi bencana alam yang mungkin melanda Sulut pada akhir tahun seiring prediksi curah hujan tinggi.
Hingga Kamis siang, Sulut telah mencatat 8.289 kasus Covid-19. Tingkat kesembuhan 73,1 persen dan kematian 3,29 persen. Pertambahan kasus dalam sehari mencapai rekor baru pada Rabu (17/12) malam, yaitu 173 kasus.
Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, mengatakan, petugas puskesmas di beberapa daerah, seperti Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow Timur, melaporkan terjangkit Covid-19. ”Kemungkinan mereka yang berobat sudah terjangkit SARS-CoV-2. Ini indikasi adanya transmisi aktif di masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, 24 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sam Ratulangi Tondano, Minahasa, juga terjangkit Covid-19. Karena itu, ia meminta petugas kesehatan menjalankan surveilans aktif dengan mengambil sampel usap pada pasien yang memiliki penyakit serupa flu.
Adapun dampak penyebaran Covid-19 akibat Pilkada 2020 masih dikaji. Penyelidikan epidemiologis sedang dijalankan pada kasus-kasus yang terkonfirmasi positif setelah mengikuti tahapan Pilkada 2020.
Arus mudik
Sementara itu, General Manager Bandara Sam Ratulangi, Minggus Gandeguai, mengatakan, pos komando pemantauan Natal dan Tahun Baru akan dibuka di bandara mulai 18 Desember 2020 hingga 5 Januari 2021. Jumlah penumpang diprediksi akan tetap meningkat di tengah pandemi karena minat warga Sulut di provinsi lain untuk pulang kampung.
Minggus mengatakan, jumlah penumpang pada pertengahan pekan ketiga Desember 2020 telah mencapai 3.000 orang atau sekitar setengah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. ”Kami harapkan ada lonjakan penumpang mulai tanggal 20-an Desember 2020 hingga 3 Januari 2021,” katanya.
Menurut Minggus, setiap hari mulai pukul 18.00 Wita, sekitar 10 pesawat mendarat di Bandara Sam Ratulangi. Beberapa maskapai, seperti Sriwijaya Air dan Lion Air, katanya, sudah mengajukan izin penerbangan tambahan. Penerbangan Batik Air dari Papua diperkirakan juga meningkat pada akhir tahun.
”Kami sudah mulai kewalahan mengatur penerbangan. Kami prediksi minat Kawanua (sebutan untuk warga Minahasa) pulang kampung cukup tinggi, begitu juga warga daerah lain yang anak atau keluarganya tinggal di Sulut,” ujar Minggus.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado Mozes Karaeng mengatakan, pos pemantauan lalu lintas Natal dan Tahun Baru juga akan dibuka pada 18 Desember 2020 dan ditutup 8 Januari 2021. Menurut dia, arus mudik dari dan menuju tiga kabupaten kepulauan akan menemui puncaknya pada 18, 21, dan 23 Desember.