Proyek ”food estate” di Kalimantan Tengah sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu. Saat ini pemerintah mulai menyiapkan industri pengolahan padi yang ditanam di atas lahan gambut tersebut.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Industri pengolahan dalam proyek lumbung pangan atau food estate disiapkan. Saat ini lokasi penggilingan padi sudah siap pakai berada di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau. Sementara di Kapuas, penanaman padi baru dimulai tahun depan karena masih menyiapkan irigasi.
Seusai menyiapkan lahan untuk megaproyek lumbung pangan di Kalimantan Tengah, pemerintah kini menyiapkan industri pengolahan padi. Gudang penyimpanan dan gedung penggilingan mulai dibangun di pusat proyek Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Rabu (16/12/2020) sampai Kamis (17/12/2020), melakukan kunjungan ke Kalimantan Tengah. Bersama pejabat daerah, mereka mengunjungi beberapa lokasi, yakni Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, dan Desa Bentuk Jaya, Kabupaten Kapuas.
DOKUMENTASI KEMENTAN
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berbincang dengan Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri, Rabu (16/12/2020), di lokasi penggilingan padi di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.
Menurut Syahrul, industri pengolahan menjadi salah satu bagian penting dalam program nasional tersebut. Industri menjadi kunci penambahan nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan food estate.
”Hasil gabah digiling menjadi beras, beras keluar harus dengan pengemasan kualitas sangat tinggi untuk bisa menembus pasar nasional dan ekspor,” ungkap Syahrul dalam pernyataan persnya.
Syahrul menambahkan, pusat penggilingan di Desa Belanti Siam yang saat ini sudah beroperasi masih akan ditambah dan diperbesar. Selain itu, proses penggilingan juga akan menggunakan tekonologi yang canggih.
”Tempat penggilingan ini akan dibenahi lagi. Lahan yang luas saat ini hasilnya harus bisa digiling di sini semua, sesuai petunjuk Presiden RI, penggilingan harus canggih,” kata Syahrul.
DOKUMENTASI KEMENTAN
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi pusat penggilingan di Desa Belanti Siam, Rabu (16/12/2020).
Setelah unit penggilingan sudah siap, lanjut Syahrul, semua komponen dari komoditas pertanian itu akan menjadi nilai tambah ekonomi. ”Mulai dari beras lalu dedak atau menir akan ada nilai ekonominya,” ucap Syahrul.
Syahrul menyebutkan, dalam waktu 100 hari ke depan akan dilakukan pemanenan di Desa Belanti Siam dan sekitarnya. Tahun depan akan ditargetkan penanaman padi lagi untuk wilayah lain yang sudah disiapkan.
”Ini (Kalteng), kan, lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, tidak seperti di Sumatera atau di Sulawesi. Di sini lahan rawa, di mana kontur tanahnya ada yang dalam, ada yang sedang, ada yang datar, cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada,” ucap Menteri Syahrul Yasin Limpo.
DOKUMENTASI KEMENTAN
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi penggilingan padi di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Rabu (17/12/2020).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Aswan mengungkapkan, di wilayahnya pada tahap pertama akan ditanam padi di sawah seluas 300-400 hektar. Lokasinya berada di Kecamatan Dadahup yang merupakan kawasan transmigrasi.
”Kami akan optimal pada program ini, peralatan dan mesin memang sudah di sini, tetapi kami masih membutuhkan roda apung untuk traktornya karena ini, kan, tanah rawa, jadi roda apung perlu jauh lebih banyak,” kata Aswan.
Saat ini, ucap Aswan, pihaknya baru akan menyiapkan tanah. Selama ini pihaknya masih harus memperbaiki saluran irigasi yang tak pernah dipakai sebelumnya dan bahkan menjadi pusat bencana banjir.
Saluran-saluran irigasi tersebut merupakan irigasi peninggalan proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) tahun 1995. ”Kami baru akan tanam Januari tahun depan,” ujar Aswan.
Kepala Desa Bentuk Jaya, Kabupaten Kapuas, Kalteng, Basruni menjelaskan, selama ini saluran irigasi yang dibangun 25 tahun lalu menjadi penyebab banjir. Banjir pun menjadi penyebab banyaknya penduduk transmigran yang pulang kembali ke kampungnya.
”Saat ini beberapa bagian irigasi sudah mulai diperbaiki dan sudah bisa digunakan serta mulai mengairi sawah-sawah,” kata Basruni.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Menggunakan traktor tangan, anggota TNI dari Korem 102 Panju-Panjung, Kalimantan Tengah, membajak sawah milik warga di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/10/2020). Selain di Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas juga menjadi salah satu lokasi pengembangan proyek tersebut,
Program lumbung pangan tersebut sudah mulai berjalan di Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 30.160 hektar. Rinciannya, seluas 10.160 hektar berada di Kabupaten Pulang Pisau dan 20.000 hektar di Kapuas. Wilayah program itu 13 kecamatan di 2 kabupaten tersebut.
Warga yang semuanya petani di sini berharap program itu betul-betul bisa terlaksana dan berhasil, tidak seperti puluhan tahun lalu, supaya kami juga tidak berakhir menjadi buruh sawit saja. (Basruni)
Walakin, luas lahan 30.000 hektar atau setengah luas Provinsi DKI Jakarta itu baru tahap awal. Pemerintah bakal menyiapkan 164.000 hektar di Kalimantan Tengah dengan berbagai komoditas, tak hanya padi sawah.
”Warga yang semuanya petani di sini berharap program ini betul-betul bisa terlaksana dan berhasil, tidak seperti puluhan tahun lalu, supaya kami juga tidak berakhir menjadi buruh sawit saja,” kata Basruni.