Terjadi Penularan Covid-19, GOR SSA di Pontianak Tutup Sepekan
Gedung Olahraga Stadion Sultan Syarif Abdurrahman di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ditutup sepakan ke depan. Penutupan itu dilakukan karena ada atlet dan pengunjung yang positif Covid-19.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Gedung Olahraga Stadion Sultan Syarif Abdurrahman di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ditutup sepekan ke depan. Penutupan itu dilakukan karena ada atlet dan pengunjung yang positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Selasa (15/12/2020), menjelaskan, pada 1 Desember Satgas Covid-19 melaksanakan tes usap (swab) terhadap delapan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON). Dari hasil tes usap, tujuh orang di antaranya positif Covid-19. Atlet PON tersebut kini sudah berada di Unit Pelatihan Kesehatan.
Selain itu, Satgas Covid-19 melaksanakan razia pengunjung Gedung Olahraga Stadion Sultan Syarif Abdurrahman (GOR SSA) pada 14 Desember. Setelah dilakukan tes cepat (rapid test), ada sembilan orang menjalani tes usap. Empat orang di antaranya positif Covid-19.
”Ini menunjukkan, di GOR banyak terdapat pengunjung yang positif Covid-19. Kami juga mengamati pengunjung GOR tidak menaati protokol kesehatan,” kata Harisson.
Masyarakat menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan hanya saat Satgas Covid-19 melaksanakan razia. Protokol kesehatan dilaksanakan pengunjung hanya jika ditegur Satgas Covid-19.
Itulah sebabnya GOR SSA ditutup sementara untuk umum agar tidak menjadi sumber penularan Covid-19. Jika tidak ditutup, dikhawatirkan akan meningkatkan risiko peningkatan kasus Covid-19 di Pontianak yang sumbernya dari kluster orang-orang yang berolahraga di GOR SSA.
”Penutupan GOR SSA selama seminggu. Setelah itu akan dilihat perkembangannya. Jika kasus Covid-19 di Pontianak semakin meningkat, penutupan diperpanjang,” ujar Harisson.
Harisson mengingatkan, kunci menghindari penularan Covid-19 adalah menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, dan mengenakan masker dengan benar. Masyarakat sudah diingatkan sejak lama terkait protokol kesehatan tersebut.
Terkait perkembangan kasus korona, per Selasa (15/12) terdapat tambahan 24 kasus konfirmasi Covid-19 dan 26 orang sembuh di Kalbar. Secara kumulatif di Kalbar terdapat 2.789 kasus konfirmasi Covid-19. Sebanyak 2.450 orang di antaranya sudah sembuh, sedangkan 25 orang meninggal.
Di Kalbar terdapat sembilan kabupaten/kota berstatus zona oranye (risiko sedang) per tanggal 13 Desember, yakni Kabupaten Kapuas Hulu, Kayong Utara, Sambas, Landak, Bengkayang, Kubu Raya, dan Sintang. Selain itu, Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Sebelumnya, wilayah itu sebagian besar berada di zona kuning (risiko rendah). Sementara itu, lima kabupaten lainnya masuk zona kuning, yaitu Kabupaten Sanggau, Ketapang, Mempawah, Melawi, dan Sekadau.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga menuturkan, Indonesia, khususnya Kalbar, masih perlu perjuangan untuk menekan Covid-19. Bahkan, kemungkinan Indonesia belum melewati gelombang I Covid-19 karena kurva terus meningkat.
Hal itu diperparah lagi dengan tes usap yang masih minim. ”Saya beberapa hari terakhir keliling ke sejumlah daerah, antara lain Ketapang, Sambas, Singkawang, dan Landak. Hampir tidak ada protokol kesehatan di daerah-daerah tersebut,” ungkap Agus.
Masyarakat juga lupa terhadap protokol kesehatan. Di satu sisi, masyarakat menghadapi realitas hidup berdampingan dengan Covid-19. Namun, di sisi lain, sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap protokol kesehatan menyebabkan mereka dapat tertular Covid-19.