Menulis Konservasi dengan Berimbang, Wartawan ”Kompas” Terima Penghargaan
Wartawan harian ”Kompas”, Irma Tambunan, mendapatkan penghargaan sebagai aktivis konservasi dan pemerhati lingkungan dari Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
MUARO JAMBI, KOMPAS — Wartawan harian Kompas yang bertugas di Jambi, Irma Tambunan, mendapatkan penghargaan sebagai aktivis konservasi dan pemerhati lingkungan dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain Irma, penghargaan juga diberikan Ditjen KSDAE kepada 21 aktivis konservasi dan pemerhati lingkungan lainnya di Provinsi Jambi.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Jenderal KSDAE Wiratno di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Mendalo, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, di Kelurahan Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Selasa (15/12/2020). Penyerahan penghargaan itu juga bertepatan dengan acara peresmian TPS Mendalo.
”Penghargaan yang kami berikan merupakan salah satu bentuk apresiasi dan wujud kerja keras para aktivis konservasi dan lingkungan dalam upaya konservasi lingkungan hidup dan kehutanan di daerah masing-masing. Harapan kami, piagam penghargaan ini dapat menjadi pemicu dan memotivasi (semua kalangan) untuk terus bekerja dalam hal konservasi serta pengelolaan lingkungan,” kata Wiratno, dalam sambutannya, Selasa.
Irma dinilai berjasa dan berperan aktif dalam peliputan berita terkait konservasi secara berimbang di Provinsi Jambi sejak periode 2017 hingga sekarang. Terkait penghargaan tersebut, Irma mengapresiasinya. Penghargaan itu menjadi penyemangat untuk terus mengawal kebijakan serta upaya-upaya konservasi satwa dan habitatnya.
”Media dituntut untuk kritis melihat perubahan lingkungan dan berbagai aktivitas yang mengorbankan kedamaian hidup satwa. Sebagaimana manusia yang butuh ruang hidup, begitu pula halnya dengan satwa. Jurnalis mengangkatnya dari kacamata yang adil dan turut mendukung setiap upaya terkait,” kata Irma.
Selain Irma, sosok lain yang mendapatkan penghargaan Ditjen KSDAE adalah Bupati Tebo Sukandar; Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh; Koordinator TPS Mendalo Sahron; polisi hutan SKW II BKSDA Jambi, Heva Edison; pengendali ekosistem hutan SKW II BKSDA Jambi, Rendi Nofiandi; pegawai Dinas Perikanan dan Tanaman Pangan Kabupaten Batanghari, Zulmanudin; dan Kepala Seksi Konservasi Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sapta Andriawan.
Harapan kami, piagam penghargaan ini dapat menjadi pemicu dan memotivasi untuk terus bekerja dalam hal konservasi serta pengelolaan lingkungan. (Wiratno)
Penerima penghargaan selanjutnya adalah personel Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Ajun Inspektur Dua Donny Satria Hady; dosen Universitas Jambi Asrizal Paiman; Kepala Desa Muaro Sekalo Suherman; dan Masyarakat Mitra Konservasi Alam Bumi Kilis Desa Muara Kilis Sigir. Kemudian, anggota Frankfurt Zoological Society Albert Tetanus; Zoological Society of London Yoan Dinata; Direktur PT Royal Lestari Utama Meizani Irmadhiany; dan kader konservasi Desa Guruh Baru penyangga Cagar Alam Durian Lancuk I Guntur.
Penghargaan juga diterima oleh anggota Pokmades Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Arie Suryanto; pengelola tumbuhan dan satwa liar, Very Sugianto; dan Koordinator Perencanaan BKSDA Jambi Putra Tri Kurniawan. Individu lain yang menerima penghargaan adalah peneliti Dr Peter Hinrich Pratje, dokter hewan Riris Prawesti Suratno, dan dokter hewan Andhani Widya Hartanti.
Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh mengatakan, para penerima penghargaan tersebut berkontribusi penting dalam upaya mewujudkan ruang hidup satwa liar, salah satunya melahirkan Kawasan Ekonomi Esensial (KKE) Bukit Tigapuluh di Jambi.
”Membangun KEE penuh tantangan karena konflik antara satwa dan manusia di kawasan itu sangat panas dan telah memakan korban di kedua belah pihak. Pembangunan KEE menjadi jalan tengah bagi masyarakat dan satwa untuk hidup berdampingan,” kata Rahmad.