Tenaga Kesehatan Positif Covid-19, IGD RSUD Indramayu Tutup
RSUD Indramayu menutup layanan IGD pada Senin-Rabu (14-16/12/2020) setelah tujuh tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. Hingga kini, 125 tenaga kesehatan di Indramayu positif Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu, Jawa Barat, ditutup setelah tujuh tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. IGD di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 itu tidak membuka pelayanan pada Senin-Rabu (14-16/12/2020).
Hal itu tercantum dalam surat RSUD Indramayu bernomor 800/1241-RSUD/2020 tentang pemberitahuan tidak melakukan pelayanan IGD. Surat yang ditandatangi Direktur RSUD Indramayu Lisfayeni itu menjelaskan, penutupan dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan rumah sakit.
”Satu dokter dan enam perawat di IGD terkonfirmasi positif Covid-19,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara, Senin. Pihaknya masih menelusuri sumber penularan pada tujuh tenaga kesehatan (nakes) tersebut.
”Mereka bisa tertular oleh pasien atau orang tanpa gejala di luar rumah sakit,” ujar Deden yang juga juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indramayu. Pihaknya mengklaim, semua nakes di RSUD Indramayu telah dibekali alat pelindung diri lengkap agar tidak tertular saat bekerja.
Akibat penutupan layanan IGD, pasien dengan kondisi darurat diminta beralih ke rumah sakit lain di Indramayu. Namun, pihaknya masih menerima pasien Covid-19. RSUD Indramayu termasuk rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di wilayah Jabar bagian timur.
”Sampai tadi siang, ada 40-an (pasien) dan semua bed penuh,” lanjutnya. Pihaknya menyiapkan 169 tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang tersebar di sejumlah rumah sakit.
Deden meminta masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Apalagi, sejak pandemi hingga kini, sudah 125 nakes di Indramayu yang terpapar Covid-19. Dua orangdi antaranya meninggal.
Kasus nakes di RSUD Indramayu yang terpapar Covid-19 pun bukan kali ini saja. Pada Mei lalu, seorang perawat di bagian isolasi terkonfirmasi positif Covid-19. Sebulan sebelumnya, seorang perawat juga diduga tertular Covid-19 dari pasien.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana menilai, rumah sakit sangat mungkin menjadi tempat penyebaran Covid-19. Penutupan layanan untuk sementara pun perlu dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran.
Catur menduga, penyebab nakes terpapar Covid-19 tidak hanya dipengaruhi kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, tetapi juga faktor kelelahan. ”Jam kerja nakes benar-benar harus diperhatikan. Ini berpengaruh pada imunitas,” katanya.
Catur meminta masyarakat mendukung upaya nakes sebagai garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19. Caranya, masyarakat patuh pada protokol kesehatan. Apalagi, Indramayu termasuk zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19.
Hingga kemarin, kasus positif di Indramayu mencapai 1.386 orang. Sebanyak 60 orang meninggal dan 1.030 orang masih menjalani perawatan. Adapun cakupan tes usap tenggorokan tercatat 16.503 tes, masih di bawah target 17.334 tes.