Anggota TNI AL dan Warga di Ambon Terlibat Perkelahian
Sejumlah anggota TNI Angkatan Laut terlibat perkelahian dengan warga di Ambon, Maluku. Mereka merusak ornamen Natal yang dipasang warga di sepanjang jalan. Peristiwa itu mencoreng toleransi di Maluku.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sejumlah personel militer di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Ambon terlibat perkelahian dengan warga di Ambon, Maluku, Minggu (13/12/2020). Kejadian ini mencoreng toleransi di tanah Maluku.
Lokasi perkelahian itu di Desa Latta, Kecamatan Baguala, tidak jauh dari Pangkalan TNI AL. Kini, anggota TNI yang terlibat tengah diperiksa Polisi Militer AL, sedangkan pemeriksaan terhadap warga dilakukan polisi setempat.
Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL Ambon Kolonel Laut (P) Said Latuconsina lewat sambungan telepon dengan Kompas pada Senin (14/12) mengatakan, pihaknya telah bertemu tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat. Persoalan itu sudah dimediasi. Ornamen Natal yang dirusak dalam kejadian itu sudah diperbaiki pada Senin pagi.
”Kejadian ini harus dijadikan pelajaran berharga bagi semua pihak, baik anggota maupun warga. Menjelang Natal, semua pihak diimbau menjaga keamanan. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali. Mari sama-sama menjaga suasana ini dengan baik,” katanya.
Ada beberapa versi kronologis yang beredar terkait perisitiwa itu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, insiden itu dipicu saat sebuah sepeda motor yang ditumpangi dua anggota TNI AL melintasi jalan yang membelah Desa Latta.
Saat personel itu melewati kerumunan anak muda, terjadi saling pandang antarmereka. Dua personel TNI AL itu kemudian memutar balik kendaraan dan menuju kerumunan itu. Seorang personel TNI AL lantas bertanya kepada salah seorang pemuda itu tentang alasan memelototinya. Namun, tidak sekadar bertanya, dia menarik kerah baju pemuda itu dan memukulnya.
Hal itu membuat rekan pemuda itu keberatan dan balik memukul personel TNI AL. Melihat kejadian itu, salah seorang personel lari ke Pangkalan AL dan lapor kepada teman-temannya. Setelah itu, datang sejumlah personel militer yang lantas berujung perkelahian dengan warga.
Warga sempat membunyikan tiang listrik sehingga sontak keluar banyak orang. Sebanyak empat warga terluka. Seorang anggota polisi yang berusaha melerai ikut terluka. Sejumlah ornamen Natal, berupa lampu yang dipasang di sepanjang jalan lokasi kejadian itu, dirusak anggota TNI AL. Ornamen berupa lampu yang membentuk pohon Natal itu ditendang dan ditarik.
Dari video yang diperoleh Kompas, ada oknum personel TNI AL berusaha merampas telepon genggam milik seorang perempuan yang merekam aksi tersebut. Terdengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut mereka.
Versi lain dikatakan Said. Dia memaparkan cerita yang berbeda. Menurut dia, bentrokan berawal saat anggota TNI AL menegur warga agar tidak mengonsumsi minuman beralkohol di pinggir jalan. Tidak terima ditegur, para pemuda memukul salah satu anggota TNI AL. Anggota yang lain lantas melaporkan hal itu kepada teman-temannya.
”Jadi, beberapa anggota yang datang kemudian ke lokasi kejadian itu untuk menyelamatkan teman mereka,” ujarnya.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengimbau masyarakat senantiasa menjaga ketertiban masyarakat terlebih menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. ”Terkait warga yang terlibat dalam keributan itu sedang dalam proses penyelidikan. Sejumlah orang sudah diperiksa,” kata Roem.
Tokoh pemuda Maluku, Hendri Toisuta, menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Terlebih lagi, anggota TNI AL merusak ornamen Natal. Kejadian itu mencoreng toleransi yang selama ini dirawat dengan baik. Seharusnya tidak terjadi keributan. Ia mendorong para pelakunya diberi tindakan tegas.