Kenaikan Harga Cabai Dampak Menurunnya Minat Petani
Dalam seminggu terakhir, harga komoditas cabai di pasaran merangkak naik hingga menyentuh angka Rp 36.000 per kg. Kenaikan harga ini diduga akibat minimnya pasokan cabai dari para petani.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Dalam seminggu terakhir, harga komoditas cabai di pasaran merangkak naik hingga menyentuh angka Rp 36.000 per kg. Kenaikan ini diduga akibat minimnya pasokan cabai dari para petani.
Kendati sejumlah petani cabai sedang melakukan panen, jumlah panenan tidak sebanyak biasanya. Hal ini terjadi karena anjloknya harga cabai tiga bulan lalu yang membuat petani kehilangan minat menanam cabai.
Pantauan Kompas di Pasar Banyuwangi, Senin (14/12/2020), cabai rawit merah dijual Rp 36.000 per kg, naik apabila dibandingkan dengan bulan November yang hanya Rp 16.000 per kg. Adapun harga cabai merah biasa naik dari Rp 28.000 per kg menjadi Rp 49.000 per kg.
Kenaikan harga tersebut dinilai wajar oleh Wakil Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia Jawa Timur yang juga Ketua Asosiasi Petani Cabai Banyuwangi Nanang Tri Atmoko. Kendati menguntungkan, hal itu tidak dirasakan banyak petani cabai.
”Secara harga, petani cabai memang cukup diuntungkan. Namun, keuntungan ini hanya dirasakan sedikit petani. Saat ini mungkin hanya 10 persen petani cabai yang memanen hasil tanamnya tiga bulan lalu,” ujarnya.
Nanang mengatakan, kenaikan harga yang terjadi saat ini diakibatkan minimnya pasokan cabai dari para petani. Seperti yang diungkapkan Nanang, tidak banyak petani yang panen di pengujung tahun.
Hal itu terjadi karena pengaruh anjloknya harga jual cabai di tingkat petani tiga bulan lalu. Saat itu, cabai hanya dihargai Rp 5.000 per kg. Angka itu jauh di bawah biaya produksi. Nanang menyebut, petani baru bisa balik modal apabila harga cabai per kg dihargai Rp 15.000.
”Anjloknya harga cabai tiga bulan lalu membuat petani saat itu enggan kembali menanam. Hanya petani yang kuat secara finansial yang bisa kembali menanam. Akibatnya, saat ini jumlah panenan tidak terlalu melimpah,” tuturnya.
Nanang mengatakan, kondisi kenaikan harga cabai ini tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, beberapa minggu lagi, petani cabai di Kediri juga akan melakukan panen. Pasokan cabai dari Kediri disinyalir akan kembali menstabilkan harga cabai di pasar.
Meskipun permintaan cabai diduga akan mengalami peningkatan jelang Natal dan Tahun Baru, pasokan cabai dari petani di Kediri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Ia yakin tidak akan ada gejolak harga cabai di pengujung tahun.
Petani cabai sekaligus Ketua Kelompok Tani Murni Wongsorejo Ahmad Jamali (48) mengatakan, kenaikan harga cabai sudah terjadi di tingkat petani. Para petani cabai saat ini menjual cabai ke pengepul dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kg.
”Wajar kalau saat ini harga tinggi, padahal petani sedang panen. Kami panen di tengah musim hujan. Panenan juga tidak terlalu baik karena banyak cabai yang rusak. Air hujan yang menggenang juga membuat banyak hama dan penyakit,” tuturnya.
Kondisi tersebut membuat petani bisa menjual hasil panennya lebih tinggi dari biasanya. Padahal, rata-rata sekitar Rp 15.000 per kg saat kondisi cuaca mendukung.
Ahmad menambahkan, tingginya harga jual petani ini juga akibat kelangkaan pupuk bersubsidi yang sempat terjadi. Tingginya harga produksi untuk menggantikan pupuk bersubsidi yang hilang membuat harga jual petani juga ikut naik.
Kenaikan harga cabai justru disambut gembira buruh petik cabai. Pasalnya, dengan naiknya harga jual cabai di tingkat petani, upah memetik cabai juga naik.
”Sekitar tiga bulan lalu, saat harga cabai di tingkat petani hanya Rp 5.000, kami mendapat upah Rp 1.500 per kg cabai yang kami petik. Sekarang kami mendapat upah Rp 3.000 per kg cabai yang bisa kami petik,” ujar Apsiah (38), salah satu buruh petik di Wongsorejo.
Apsiah mengatakan, dalam sehari, ia dan rekan-rekannya bisa memetik cabai hingga 25 kg per hari. Ia sadar kenaikan harga cabai ini tidak akan berlangsung lama. Meski demikian, ia tetap bersyukur mendapatkan harga yang cukup tinggi untuk setiap cabai yang ia petik.