Antisipasi Lonjakan Covid-19, Blitar Berdayakan Kampung Tangguh
Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengoptimalkan kampung tangguh untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengoptimalkan kampung tangguh untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19. Seperti daerah lain, kasus Covid-19 di Kabupaten Blitar terus bertambah.
Berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 14 Desember, di Kabupaten Blitar terdapat 1.253 kasus terkonfirmasi positif. Dari jumlah tersebut, 32 aktif, 1.116 orang sembuh, dan 105 orang meninggal. Adapun angka suspek 20, probable 62, diisolasi 20, dan discard 1.907.
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti, Senin (14/12/2020), mengatakan, di kampung tangguh terdapat tempat isolasi yang bisa dimanfaatkan untuk menampung pasien terkonfirmasi positif tanpa gejala.
”Langkah kita, karena kita punya wilayah luas, maka Kabupaten Blitar mengoptimalkan kampung tangguh yang tempo hari sudah pernah diluncurkan. Ini untuk mengantisipasi orang-orang tanpa gejala,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Selama ini di Kabupaten Blitar terdapat tiga rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS Ngudi Waluyo, RS Srengat, dan RS Medika Utama. Selain itu, juga ada RS Mardi Waluyo di Kota Blitar dan Puskesmas Sutojayan. Total kapasitas hampir 100 tempat isolasi.
Dikonfirmasi secara terpisah melalui pesan pendek, Senin malam, Direktur RSUD Ngudi Waluyo Endah Woro Utami mengatakan, hingga kini pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin merawat pasien. Sejauh ini belum ada pasien yang diarahkan ke rumah sakit lain dengan alasan kapasitas di RSUD Ngudi Waluyo tidak mencukupi.
Menurut Woro, daya tampung di RSUD Ngudi Waluyo masih mencukupi. ”Kami ada penambahan 12 tempat tidur. Total ada 50 tempat tidur dan kami masih rencanakan tambah lagi. Sekarang masih dalam proses,” ujarnya. Menurut Woro, penambahan ruang isolasi akan kembali dilakukan jika kapasitas 50 tempat tidur yang ada telah terisi 80 persen.
Pada kesempatan ini, Krisna Yekti juga membantah kabar yang menyatakan ada kluster KPU di Blitar. Seperti daerah lain yang menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada), menurut Yekti, di Kabupaten Blitar juga dilakukan pemeriksaan cepat terhadap sekitar 2.300 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Blitar.
Hasil tes cepat yang dilakukan sejak 26 November itu menyatakan ada sekitar 50 orang reaktif. Anggota KPPS yang reaktif itu kemudian menjalani tes usap (swab) dan hasilnya ada beberapa yang positif.
”Begitu hasil swab keluar, yang bersangkutan sudah isolasi. Mereka tidak lagi bekerja menjadi panitia (pilkada) dan berinteraksi dengan yang lain. Saat ini mereka sudah selesai (sembuh),” katanya.