Panen Saat Musim Hujan, Harga Cabai di Banyuwangi Merangkak Naik
Harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok mulai meningkat jelang pengujung tahun. Cabai menjadi salah satu komoditas yang mengalami peningkatan drastis hingga lebih dari dua kali lipat dalam satu bulan terakhir.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Harga cabai di Banyuwangi, Jawa Timur, meningkat hingga lebih dari dua kali lipat dalam sebulan terakhir. Panen cabai saat musim hujan kali ini menjadi salah satu pemicunya.
Pedagang cabai di Pasar Banyuwangi, Jawa Timur, Mukhori (63), mengungkapkan, harga cabai rawit naik drastis. Bila pada November rata-rata harganya Rp 16.000 per kilogram, kali ini mencapai Rp 36.000 per kilogram. Meski tak sebesar cabai rawit, cabai merah biasa juga naik dari Rp 28.000 per kg menjadi Rp 49.000 per kg.
”Harga cabai rawit naiknya gila-gilaan. Banyak yang bilang, bukan naik harga, melainkan ganti harga. Harga naik jelang Natal dan Tahun Baru memang sudah biasa. Tapi anehnya, waktu Lebaran kemarin tidak naik. Sekarang mau Natal naiknya tinggi sekali,” tuturnya, Sabtu (12/12/2020).
Kenaikan harga cabai ini terjadi saat banyak petani sedang panen. Panen, misalnya, dilakukan petani di Wongsorejo. Wongsorejo adalah sentra cabai berjarak 30 kilometer dari Pasar Banyuwangi.
Petani cabai sekaligus Ketua Kelompok Tani Murni Wongsorejo Ahmad Jamali (48) mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat petani. Para petani menjual cabai kepada pengepul Rp 25.000-Rp 30.000 per kg.
”Ini wajar. Kami panen di tengah musim hujan. Hasilnya tidak terlalu baik. Banyak cabai rusak. Genangan air hujan juga memicu hama dan penyakit,” tuturnya.
Kondisi tersebut yang membuat petani bisa menjual hasil panennya lebih tinggi dari biasanya. Rata-rata biaya produksi petani sekitar Rp 15.000 per kg saat cuacanya ideal.
Kami panen di tengah musim hujan. Hasilnya tidak terlalu baik. Banyak cabai rusak. Genangan air hujan juga memicu hama dan penyakit.
Ahmad menambahkan, tingginya harga jual petani ini juga akibat kelangkaan pupuk subsidi beberapa waktu lalu. Tingginya harga produksi untuk menggantikan pupuk subsidi yang hilang membuat harga jual petani juga ikut naik.
Sementara itu, harga daging ayam juga naik. Sri Hartati (52), pedagang di Pasar Banyuwangi, mengatakan, kenaikan harga hanya terjadi pada ayam pedaging. ”Pada Oktober, harga ayam pedaging Rp 26.000 per kilogram. Bulan November harganya naik menjadi Rp 30.000 per kg. Sekarang harganya sudah Rp 32.000 per kg,” katanya.
Kondisi itu berbeda bila dibandingkan dengan harga ayam kampung yang stabil Rp 80.000 per kg. Sri mengatakan, bila naik, harga aya kampung bisa menembus Rp 100.000 per kg.