Rekapitulasi Perolehan Suara Serentak Tingkat Kecamatan di Sidoarjo Dijadwalkan Sabtu
KPU Sidoarjo memastikan saat ini belum ada satu pun paslon yang memenangi pilkada. Para paslon harus menghentikan upaya saling klaim kemenangan berserta euforianya dan menunggu hasil rekapitulasi resmi berjenjang.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Sidoarjo memastikan hingga saat ini belum ada satupun paslon yang memenangi pilkada. Pihaknya meminta para paslon menghentikan upaya saling klaim kemenangan berserta euforianya dan menunggu hasil rekapitulasi berjenjang demi mencegah kegaduhan.
Ketua KPUD Sidoarjo Muhammad Iskak mengatakan proses rekapitulasi perolehan suara saat ini sampai di tingkat Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK). Pihaknya telah memastikan semua kotak suara yang didalamnya berisi surat suara pemilih, telah dikirim dari seluruh TPS dan disimpan di gudang PPK.
”Kotak suara itu akan dibuka untuk dilakukan penghitungan ditingkat kecamatan, Sabtu (12/12/2020). Proses penghitungan ditingkat kecamatan ini dilakukan secara serentak di 17 kecamatan dari total 18 kecamatan,” ujar Iskak, Jumat (11/12/2020).
Satu kecamatan yakni Jabon telah melakukan rekapitulasi lebih dulu pada Jumat. Rekapitulasi di Jabon ini disaksikan oleh PPK dari 17 kecamatan lainnya sebagai program percontohan penghitungan serentak. Kebijakan ini diambil karena pada rekapitulasi sehari sebelumnya di Kecamatan Krembung mengalami kegagalan.
Petugas tidak bisa memasukkan data melalui aplikasi sistem informasi rekapitulasi (sirekap) KPU sehingga data yang ditampilkan di laman resmi https://pilkada2020.kpu.go.id/ sempat stagnan hingga dua hari.
Data itu baru mulai berubah pada Jumat. Bahkan pada proses penghitungan perolehan suara di Kecamatan Jabon, petugas tetap kesulitan input data ke aplikasi sirekap.
Meski demikian, proses rekapitulasi tetap dilanjutkan karena ada mekanisme penghitungan manual berjenjang yang menjadi acuan resmi hasil pilkada. KPUD Sidoarjo meminta masyarakat tidak menjadikan data yang ditampilkan di laman pilkada2020 tersebut sebagai acuan untuk mengklaim kemenangan.
Iskak mengaku akibat adanya masalah teknis input data pada aplikasi sirekap, KPUD Sidoarjo menerima protes dari berbagai pihak terutama tim pasangan calon yang berlaga di pilkada.
Jangan mudah terpancing atau terprovokasi oleh informasi yang beredar, pastikan dulu kebenarannya. Semua pihak harus menahan diri hingga pengumuman resmi. (Hudiyono)
Menyikapi hal itu, pihaknya telah menjelaskan duduk masalahnya, menjamin proses rekapitulasi berjalan sesuai ketentuan perundangan, dan menghentikan proses input data ke sirekap untuk sementara waktu.
Berdasarkan penghitungan suara yang ditampilkan pada https://pilkada2020.kpu.go.id/ dalam menu hitung suara, sampai pukul 16.40, Jumat, data yang ditampilkan sementara mencakup 1.978 dari 3.531 TPS atau sekitar 56,02 persennya.
Paslon dengan nomor urut satu Bambang Haryo dan Taufiqulbar sementara meraih 38,6 persen suara sah atau sebanyak 212.895 suara pemilih. Paslon nomor urut dua Achmad Muhdlor dan Subandi sementara meraih 40,4 persen suara sah atau sebanyak 223.071 suara pemilih.
Adapun paslon nomor urut tiga Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik sementara meraih 20 persen suara atau sebanyak 115.868 suara pemilih. Data yang ditampilkan itu merupakan hasil foto formulir model C hasil KWK dari KPPS melalui aplikasi sirekap.
Data yang ditampilkan bukan merupakan hasil resmi dan apabila ada kekeliruan akan dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi tingkat kecamatan. Apabila terdapat perbedaan data yang terbaca oleh sirekap dengan data tertulis di formulir model C akan dilakukan koreksi pada Sirekap tingkat kecamatan.
Saling klaim
Pilkada Sidoarjo diwarnai klaim kemenangan oleh dua dari tiga pasangan calon yang berkompetisi. Hal itu rawan memicu konflik sosial terutama di kalangan akar rumput. Hal itu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terutama Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Polisi Sumardji dan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono.
Sumardji memastikan kotak suara yang berisi hasil pemilihan suara tersimpan dengan aman di gudang PPK. Anggota polisi, TNI, dan satuan polisi pamong praja telah dikerahkan untuk menjaganya selama 24 jam penuh setiap harinya. Itu untuk menjamin tidak ada penyimpangan.
Sementara itu, Hudiyono mengatakan pihaknya telah meminta para camat hingga kepala desa menyampaikan kepada warganya agar menghormati proses penghitungan perolehan suara yang tengah berjalan. Mereka diminta menjadi ujung tombak sosialisasi kepada masyarakat agar mengikuti mekanisme yang diatur oleh peraturan perundangan.
”Jangan mudah terpancing atau terprovokasi oleh informasi yang beredar, pastikan dulu kebenarannya. Semua pihak harus menahan diri hingga pengumuman resmi,” ucap Hudiyono.
Klaim kemenangan pertama disampaikan oleh kubu pasangan calon nomor urut dua Ahmad Muhdlor dan Subandi. Bertempat di Kantor DPC PKB Sidoarjo Jalan Airlangga, Wakil Ketua DPW PKB Jatim Anik Maslachah mengumumkan kemenangan paslon yang diusung partainya, Rabu (9/12/2020) malam.
Internal tim pemenangan
Klaim kemenangan itu didasarkan hasil penghitungan yang dilakukan oleh internal tim pemenangan paslon Gus Mudhlor-Subandi. Paslon nomor dua itu unggul dengan perolehan suara 41,57 persen. Sementara lawan mereka paslon nomor urut satu Bambang Haryo-Taufiqulbar memperoleh 37,58 persen suara dan paslon nomor urut tiga Kelana Aprilianto-Dwi Astutik mengantongi 20,85 persen suara.
”Hasil tersebut didasarkan dari data perolehan suara yang masuk sebanyak 93 persen. Artinya ada selisih 3,99 persen dari paslon nomor urut satu terhadap paslon nomor urut dua,” ujar Anik.
Menyikapi hasil penghitungan perolehan suara di internal timnya, Ahmad Muhdlor mengaku bersyukur. Namun, dia tetap menunggu hasil penghitungan resmi KPUD Sidoarjo. Selain itu pihaknya akan terus mengawal hasil pilkada hingga final.
Klaim kemenangan kedua disampaikan selang beberapa jam kemudian oleh paslon nomor urut satu Bambang Haryo Soekartiono. Bertempat di posko pemenangan, Bambang mengatakan pihaknya berhasil mengantongi perolehan suara sebesar 41 persen berdasarkan hasil penghitungan internal yang dilakukan timnya.
”Pasangan 37 persen 21 persen. Hasil ini merupakan hasil terbaik karena data yang masuk sudah 100 persen. Sumber datanya dari saksi di tiap TPS (tempat pemungutan suara) dan sudah dicek langsung,” kata Bambang Haryo.
Meski demikian, Bambang Haryo tetap akan menunggu hasil penghitungan resmi yang dilakukan oleh KPU Sidoarjo. Mantan anggota DPR RI ini juga tidak mempermasalahkan tim lawan yang mengklaim menang lebih dulu. Namun, menurutnya, penghitungan timnya lebih akurat karena dilakukan oleh lima partai pengusung.
Bambang optimistis hasil penghitungan timnya tidak akan jauh berbeda dengan hasil penghitungan resmi KPU Sidoarjo karena pihaknya memiliki sumber daya manusia yang banyak dan berkompeten dalam menghadapi pilkada. Dia akan mengawal penghitungan resmi agar tidak terjadi penyimpangan.