Kubu Denny Indrayana menyentil klaim kemenangan kubu petahana dalam pemilihan gubernur Kalimantan Selatan. Hal itu lantaran selisih suara berdasarkan hasil hitung cepat sangat tipis dan ada dalam batas ”margin of error”.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kubu Denny Indrayana menyentil klaim kemenangan kubu petahana dalam pemilihan gubernur Kalimantan Selatan. Klaim menang-menangan sebelum pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum bisa menunjukkan bahwa tujuan politik itu semata-mata untuk meraih kekuasaan, bukan untuk menjalankan amanah rakyat.
Pada Rabu (9/12/2020) petang, ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur petahana Sahbirin Noor-Muhidin, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda, mengatakan, timnya telah menyelesaikan rekapitulasi penghitungan suara dengan metode hitung cepat. Data yang dihitung diambil langsung dari saksi-saksi tim pemenangan yang memantau di tempat pemungutan suara.
”Alhamdulillah, kendati hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi kami, kami tetap unggul dibandingkan pasangan 02, Denny Indrayana-Difriadi, dengan perolehan suara 51,48 persen berbanding 48,52 persen. Kami unggul dengan selisih suara 2,96 persen. Dengan margin of error 1,9 persen, kami berani mengumumkan ini sebagai sebuah kemenangan,” kata Rifqi.
Menurut Rifqi, pihaknya juga mencermati hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei nasional. ”Kendati persentasenya agak berbeda dengan perhitungan kami, hasilnya menunjukkan pasangan 01 berada di atas pasangan 02,” ujar anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Berdasarkan hitung cepat dari lembaga survei Charta Politika dengan data masuk 99,67 persen dari 300 sampel, pasangan Sahbirin-Muhidin unggul atas pasangan Denny-Difri. Pasangan Sahbirin-Muhidin meraih 50,43 persen, sedangkan Denny-Difri meraih 49,57 persen dengan margin of error lebih kurang 1 persen.
Hitung cepat dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia juga menempatkan pasangan Sahbirin-Muhidin unggul. Dengan data masuk 98,67 persen, pasangan Sahbirin-Muhidin meraih 50,23 persen, sedangkan pasangan Denny-Difri meraih 49,77 persen. Selisih suara kedua pasangan calon tak sampai 1 persen.
Denny Indrayana lewat video yang diterima di Banjarmasin, Kamis (10/12/2020), mengatakan, pihaknya sudah mendengar ada yang sudah mengklaim kemenangan berdasarkan hitung cepat. ”Pemilihan gubernur Kalsel harus bisa menghadirkan politik yang lebih beretika dan lebih bermoral. Karena itu, kami menolak melakukan politik klaim menang-menangan,” katanya.
Menurut Denny, kubunya juga bisa melakukan klaim yang sama karena mereka memiliki data dan melakukan penghitungan dengan sistem teknologi informasi. Di samping itu, kubu Denny-Difri juga mencermati hitung cepat dari lembaga survei tepercaya dan perhitungan riil di KPU yang ditampilkan secara kontinu atau real time.
”Kalau dasarnya saling klaim, kami pun bisa melakukan klaim seperti itu. Tetapi, mari kita berpolitik dengan mengedepankan etika dan moralitas. Karena itu, meskipun kami punya keyakinan berdasarkan data yang masuk dari berbagai daerah, kami mengimbau agar tetap mengedepankan etika dalam berpolitik,” tuturnya.
Awasi KPU
Denny mengatakan, selisih suara berdasarkan hasil hitung cepat sangat tipis dan ada dalam batas margin of error. Siapa pun yang mengerti tentang survei akan menahan diri atas nama etika untuk mengklaim siapa yang menang dan siapa yang kalah.
”Karena itu, sekarang semua mata akan tertuju pada kinerja, profesionalitas, dan integritas KPU Kalsel. Pengawasan mata, telinga, dan berbagai macam langkah akan kami lakukan untuk membantu teman-teman KPU Kalsel melakukan tugasnya menghitung secara akurat, tepat, cepat, profesional, berintegritas, tanpa kecurangan dan manipulasi,” katanya.
Denny berharap KPU Kalsel dan jajaran melaksanakan tugas penghitungan suara dengan hati-hati dan penuh dedikasi. Ia juga mendorong seluruh elemen masyarakat pendukung dengan cara-cara yang terhormat dan bermartabat mengawal proses penghitungan suara, tanpa harus melakukan aksi-aksi destruktif serta menghindari sikap-sikap yang cenderung mengarah pada premanisme, apalagi anarkisme.
”Kami akan melihat dengan sangat teliti kerja-kerja KPU Kalsel. Kita tunggu KPU agar bisa cepat menyelesaikan tugasnya sehingga semua mendapatkan kepastian,” katanya.
Menurut Rifqi, pemilihan gubernur Kalsel kali ini menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pemilihan tahun-tahun sebelumnya. ”Ini adalah batu pijakan untuk memperbaiki Kalsel ke depan. Mudah-mudahan Kalsel ke depan menjadi lebih maju, lebih beradab, lebih bermartabat sebagai pintu gerbang ibu kota negara,” ujarnya.