Konektivitas dan Kolaborasi Kunci Pengembangan Jateng Selatan
Pengembangan potensi wisata, pertanian, dan industri di selatan Jawa Tengah perlu dukungan konektivitas dan kolaborasi antarpemerintah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Konektivitas antarwilayah yang didukung infrastruktur yang baik serta moda transportasi yang memadai dan kolaborasi antarpemerintah daerah serta pusat menjadi kunci pengembangan wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Potensi wisata, pertanian, dan industri butuh akses yang memadai demi pemerataan kesejahteraan.
Hal itu mengemuka dalam diskusi webinar yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto dengan tema ”Pengembangan Konektivitas untuk Mendorong Perekonomian Kawasan Jawa Tengah Bagian Selatan”, Kamis (10/12/2020), yang digelar secara virtual.
”Daerah harus saling bersinergi supaya saling menunjang satu sama lain. Oleh karena itu, perlu pengembangan kawasan Jawa selatan,” kata Wakil Ketua Komite I DPD Abdul Kholik yang menjadi salah satu narasumber dalam webinar tersebut.
Abdul menyebutkan, setidaknya di Jawa Tengah diperlukan empat bandar udara, tapi saat ini yang sudah tersedia dan beroperasi baru dua bandara, yaitu di Semarang dan Solo. Bandara di area Purbalingga dan Rembang perlu segera direalisasikan.
Menurut dia, pengembangan Jateng selatan perlu simpul tarikan ekonomi bukan dari Semarang, melainkan dari Yogyakarta karena terdapat Bandara Kulon Progo. ”Di Jateng selatan kita punya potensi alam wisata yang lengkap. Di Kebumen ada Pantai Menganti dan Geopark Karangsambung-Karangbolong serta di Banyumas ada Baturraden,” ujarnya.
Selain itu, potensi industri manufaktur bisa dikembangkan di Cilacap, mengingat konturnya yang datar serta dekat pelabuhan dibandingkan dengan kabupaten lain yang berbukit-pegunungan dan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. ”Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap punya kedalaman 200 meter lebih dan ini akses langsung ke Australia dan Selandia Baru,” tutur Abdul.
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap punya kedalaman 200 meter lebih dan ini akses langsung ke Australia dan Selandia Baru. (Abdul Kholik)
Kepala Daerah Operasi V Purwokerto PT Kereta Api Indonesia (Persero) Agus Setiyono dalam webinar itu juga menyampaikan, PT KAI siap mendukung pengembangan wilayah Jateng selatan dengan mengoptimalkan kereta api sebagai angkutan penumpang dan logistik. Pihaknya telah melakukan uji coba pengangkutan 40.000 ton rel dengan ukuran panjang 50 meter dari Pelabuhan Tanjung Intan ke Cicalengka, Bandung, untuk pembuatan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain itu, kata Agus, PT KAI juga akan mengembangkan kereta wisata untuk mengantarkan wisatawan menikmati keindahan alam di selatan Jateng. ”Kami juga menyiapkan gerbong khusus untuk sapi. Potensi ini diharapkan bisa membangkitkan perekonomian,” tuturnya.
Tol di pantura itu ternyata dukungan terhadap ekonominya itu minim, bahkan ekonomi turun drastis. (Cris Kuntadi)
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto Samsun Hadi menyampaikan, konektivitas tidak hanya sekadar menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, tapi juga menghubungkan potensi-potensi yang ada di setiap wilayah itu. ”Antara produsen dengan konsumen, logistik, kelancaran aktivitas dan mobilitas masyarakat. Tentu ujungnya adalah mendorong perkembangan ekonomi,” tutur Samsun.
Staf Ahli Menteri Perhubungan Cris Kuntadi mengingatkan, rencana pembangunan jalan tol di wilayah selatan Jawa Tengah perlu disiapkan dengan baik supaya tetap memperhatikan perekonomian masyarakat sekitar. ”Tol di pantura itu ternyata dukungan terhadap ekonominya minim, bahkan ekonomi turun drastis,” tutur Cris.