Berkontak dengan Bupati, Kepala Dinkes Bulungan Imam Sujono Positif Covid-19
Kepala Dinkes Kabupaten Bulungan, Kaltara, Imam Sujono terkonfirmasi positif Covid-19, Kamis (10/12/2020). Ia termasuk orang yang berkontak erat dengan Sudjati, Bupati Bulungan yang meninggal pada 8 Desember lalu.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Imam Sujono terkonfirmasi positif Covid-19, Kamis (10/12/2020). Ia termasuk orang yang berkontak erat dengan Sudjati, Bupati Bulungan yang meninggal dalam keadaan positif Covid-19 pada 8 Desember lalu.
Imam mengabarkan statusnya melalui video yang ia bagikan kepada wartawan. Dalam video itu, ia mengatakan berkontak erat dengan Sudjati sebelum meninggal. Imam sempat merawat Sudjati saat menjalani isolasi mandiri hingga mendampinginya ketika mendapat perawatan di RSUD dr H Soemarno Sostroatmodjo Tanjung Selor, Bulungan.
”Jika dalam beberapa hari belakangan ada bapak/ibu yang sempat kontak dengan saya, silakan menghubungi sarana kesehatan terdekat untuk pelacakan kontak dan dilanjut tes usap,” ujar Imam.
Hingga terkonfirmasi positif Covid-19, Imam tidak merasakan gejala Covid-19. Saat ini, ia menjalani isolasi mandiri di rumah pribadinya. Ia berharap protokol kesehatan tetap diterapkan oleh seluruh masyarakat. Selain itu, ia mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri jika mengalami gejala atau berkontak dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Sebelumnya, Bupati Bulungan Sudjati meninggal di Rumah Sakit dr Soemarno, Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa (8/12/2020). Ia meninggal tiga hari setelah terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gangguan jantung sebagai penyakit penyerta.
Sudjati sempat beberapa kali melakukan kunjungan kerja ke luar daerah, seperti Balikpapan dan Samarinda. Sebelum mengeluhkan sakit dan melakukan tes usap pada Sabtu (5/12/2020), Sudjati juga membuka lokakarya Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa di Bulungan.
Setelah hasil uji tes usap Sudjati diketahui, 23 orang dites usap hidung dan tenggorokan oleh Dinkes Kabupaten Bulungan. Mereka terdiri dari keluarga dan ASN yang berkontak erat dengan Sudjati sebelum terkonfirmasi positif Covid-19.
Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Bulungan, Heriyadi Suranta, mengatakan, selain Imam Sujono, hasil uji laboratorium tes usap kontak erat Sudjati masih belum keluar. Saat ini, Satgas Covid-19 Bulungan melakukan perluasan pelacakan kontak erat Imam.
”Karena hasil tes usap Pak Imam baru keluar, kami sedang melakukan pelacakan kontak erat beliau. Kami juga sudah menginformasikan kepada petugas puskesmas untuk membantu menghubungi kontak erat Pak Imam,” ujar Heriyadi, dihubungi dari Balikpapan.
Ini merupakan kejadian kesekian kali aparat pemerintah daerah terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan Litbang Kompas, hingga 1 Desember 2020, terdapat 48 kepala daerah terkonfirmasi positif Covid-19, delapan orang di antaranya meninggal.
Evaluasi
Kasus ini menjadi evaluasi untuk Pemkab Bulungan selama berkegiatan di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda. Kecepatan pemerintah daerah dalam melacak kontak erat dan melakukan tes sangat menentukan untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Saat ini, Kabupaten Bulungan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi kedua di Kalimantan Utara, yakni 578 kasus. Jumlah tersebut di bawah Kota Tarakan, 1.095 kasus.
Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Ike Anggraeni, mengatakan, karakteristik penularan Covid-19 di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara berbeda dengan di Pulau Jawa. Di Kaltim, transportasi umum masih terbatas sehingga pengawasan dan penerapan protokol kesehatan seharusnya bisa fokus di pusat keramaian, perkantoran, dan tempat publik.
Munculnya kluster di lingkungan pemerintahan menunjukkan disiplin melaksanakan protokol kesehatan belum bisa dijalankan sepenuhnya di level pemerintahan. Menurut Ike, meskipun dengan teman sejawat atau rekan kerja, tidak boleh ada rasa sungkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, ia juga menilai pelacakan kontak erat bisa ditingkatkan untuk mencegah penularan Covid-19 meluas. ”Idealnya dapat dilacak 30 orang yang berkontak dengan satu pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Itu akan sangat membantu memperlambat penyebaran virus. Rantai penyebaran diputus dengan mengisolasi secepatnya kontak erat,” katanya.