Warga Binaan Lapas Sidoarjo Antusias Gunakan Hak Pilih
Warga binaan Lapas Kelas IIA Sidoarjo antusias menyalurkan hak pilihnya di pilkada serentak untuk memilih bupati dan wakil bupati Sidoarjo 2021-2026. Dalam 2 jam, tingkat partisipasi sudah mencapai 50 persen.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Ratusan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Sidoarjo berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara, Rabu (9/12/2020). Mereka tampak antusias menyalurkan hak pilihnya di pilkada serentak 2020 untuk memilih bupati dan wakil bupati Sidoarjo 2021-2026.
Antusiasme itu terlihat dari antrean di TPS yang kursinya selalu terisi penuh. Selain itu, hingga pukul 10.00, data di KPPS menunjukkan hampir 50 persen dari jumlah pemilih yang terdaftar telah menggunakan haknya. Padahal, proses pemungutan suara baru di mulai pukul 08.00.
”Baru 2 jam pelaksaan pencoblosan sudah lebih dari separuh atau 50 persen pemilih yang menyalurkan haknya. Ini merupakan penanda yang positif bagi partisipasi masyarakat di pergelaran pesta demokrasi,” ujar Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono saat berkunjung ke Lapas Sidoarjo.
Dalam kunjungannya itu, Hudiyono didampingi Kapolresta Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji dan Kepala Lapas Sidoarjo Teguh Pamuji serta anggota KPUD Sidoarjo dan Bawaslu Sidoarjo. Lapas Sidoarjo menyediakan dua TPS, yakni TPS 29 dan TPS 30, untuk memfasilitasi warga binaan dalam menyalurkan hak pilihnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Sidoarjo Teguh Pamuji mengatakan, total warga binaan yang memiliki hak pilih sebanyak 501 orang. Sebelumnya, jumlah warga binaan yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 731 orang dari total penghuni lapas sebanyak 1.228 warga binaan.
”Akan tetapi, saat pelaksaan pencoblosan, jumlah pemilih yang memiliki hak pilih tinggal 501 orang. Itu karena dalam rentang waktu masa pendataan pemilh hingga pencoblosan, banyak yang sudah keluar lapas karena berbagai alasan, seperti asimilasi dan mutasi,” kata Teguh Pamuji.
Dinamika pergantian penghuni lapas sangat tinggi.
Dia menambahkan, dinamika pergantian penghuni lapas sangat tinggi. Selain banyak yang keluar, sebenarnya banyak juga yang baru masuk ke Lapas Sidoarjo, baik karena mutasi atau baru pindah dari lapas lain. Penghuni yang baru masuk belum tercatat dalam data pemilih di KPUD Sidoarjo sehingga mereka tidak memiliki hak pilih.
Selain itu, banyak juga penghuni lapas yang tidak mendapat undangan memilih karena belum memiliki kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el). Untuk menyalurkan hak politiknya, warga binaan difasilitasi oleh Kemenkumham dengan mendirikan dua TPS, yakni TPS 29 dan TPS 30.
Lokasi TPS ini berdekatan meskipun tempatnya terpisah. TPS 30 menempati ruang kunjungan, sedangkan TPS 29 berada di lapangan. Penempatan TPS sengaja dipilih di lokasi yang terbuka dengan sirkulasi udara yang lancar untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Selain itu, tempatnya cukup luas sehingga memungkinkan pengaturan jarak aman.
Pantauan Kompas, protokol kesehatan ketat diterapkan di TPS di Lapas Sidoarjo. Warga binaan yang akan memilih telah dijadwal waktunya agar tidak terjadi penumpukan. Sebelum masuk TPS, pemilih di cek suhu tubuhnya, diwajibkan mengenakan masker dan tidak diperbolehkan berlama-lama, apalagi berkerumun mengobrol.
Ketua KPUD Sidoarjo Muhammad Iskak mengatakan, selain di Lapas Sidoarjo, TPS khusus juga diselenggarakan di Lapas Kelas I Surabaya yang berlokasi di Kecamatan Porong. Namun, karena jumlah pemilihnya lebih sedikit, hanya disediakan satu TPS.
”Sementara itu, untuk Rumah Tahanan Medaeng di Kecamatan Waru, tidak disediakan TPS khusus. Meski demikian, warga binaan di sana tetap bisa menyalurkan hak pilihnya. KPPS di TPS terdekat akan mendatangi rutan,” kata Iskak.
Pilkada Sidoarjo diikuti 1.404.887 pemilih yang menyalurkan hak politiknya di 3.528 TPS yang tersebar di 18 kecamatan. KPUD Sidoarjo juga menyiapkan petugas khusus didampingi tim kesehatan puskesmas setempat untuk menampung hak pilih masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan saat ini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.
Masyarakat Sidoarjo memilih salah satu dari tiga pasangan calon yang berlaga. Mereka adalah pasangan Bambang Haryo Soekartiono dan Taufiqulbar yang diusung oleh lima partai, yakni Gerindra, Golkar, PPP, PKS, dan Demokrat; paslon Achmad Muhdor dan Subandi yang diusung oleh PKB dan Nasdem, serta Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik yang diusung oleh PDI-P dan PAN.