Rumah Terdampak Gelombang, Sejumlah Warga di Pesisir Demak Tak Mencoblos
Beberapa titik di kabupaten Demak, khususnya daerah pesisir, terdampak gelombang dan angin kencang yang melanda sejak Senin (7/12) dini hari. Selain akses terhambat, warga sibuk mengurusi rumahnya yang rusak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS - Sejumlah pemilih di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tak berpartisipasi pada Pemilihan Kepala Daerah 2020 karena sibuk mengurusi rumahnya yang terdampak gelombang pasang. Sejumlah tempat pemungutan suara di desa itu juga sempat terdampak genangan rob.
Demak merupakan salah satu dari 21 kabupaten/kota di Jateng yang menggelar Pilkada 2020, pada Rabu (9/12/2020). Beberapa titik di kabupaten tersebut, khususnya daerah pesisir, terdampak gelombang dan angin kencang yang melanda sejak Senin (7/12) dini hari.
Pada Rabu pagi, Ummi (34), warga Dukuh Tambaksari, Bedono, tampak sibuk membawa tas, barang-barang, dan menjaga anaknya di tepi jalan desa. "Hari ini terpaksa tidak mencoblos ke TPS karena saya mau mengungsi ke Jepara, tempat tinggal orang tua saya. Rumah rusak terkena gelombang," ujarnya.
Dukuh Tambaksari, tempat Ummi tinggal, kini hanya dihuni sekitar 10 keluarga. Menurut Ummi, sejak gelombang menghantam rumah-rumah warga, mereka mengungsi. Adapun satu-satunya akses menuju dukuh tersebut rusak parah akibat diterjang gelombang.
Warga, yang mengungsi di masjid, memilih tak mencoblos dulu. Selain jauh, yang dipikirkan saat ini kondisi rumah masing-masing dulu. (Ummi)
"Dengan kondisi jalan rusak seperti itu, butuh waktu setengah jam sampai ke dekat balai desa sini. Warga, yang mengungsi di masjid, memilih tak mencoblos dulu. Selain jauh, yang dipikirkan saat ini kondisi rumah masing-masing dulu," kata Ummi.
Sementara itu, Wahyudi (57), warga Dukuh Pandansari, Bedono, yang rumahnya juga terdampak gelombang, tetap datang ke TPS 004. Rumahnya hanya kemasukan air rob, terutama pada malam hingga dini hari. Ia mengaku masih bisa mengeringkannya. Untuk itu, ia pun menyempatkan diri mencoblos pasangan calon bupati pilihannya.
Apalagi, pada Rabu pagi, rob mulai surut. "Dini hari tadi air masih masuk ke rumah. Sekarang (pagi hari) sudah bisa dibersihkan. Saya tadi sudah mencoblos sesuai pilihan. Mudah-mudahan pemimpin berikutnya lebih baik dan lebih memerhatikan kondisi di sini," kata Wahyudi.
Berdasarkan pantauan, Rabu sekitar pukul 09.30 hingga siang, sejumlah jalan di Desa Bedono masih becek akibat bekas rendaman rob. Adapun sejumlah pelaksanaan pemilihan di beberapa TPS di desa tersebut berlangsung lancar. Namun, khusus di TPS 004, pelaksanaan terpaksa dilakukan di dalam ruangan.
"Semestinya memang di tempat terbuka, seperti di halaman. Namun, di TPS 004 itu, tempat utamanya terendam dan masih becek. Karena kondisi darurat, terpaksa dilakukan di lantai dua madrasah. Namun, protokol kesehatan tetap diperhatikan ketat," kata anggota KPPS Desa Bedono, Nurohman.
Nurohman menjelaskan, khusus di Dukuh Tambaksari, ada 10 kepala keluarga yang tak bisa mencoblos karena kondisi rumah dan akses jalan rusak. Warga memang sempat meminta sistem "jemput bola", tetapi hingga Rabu siang, hal itu belum dilakukan. Nurohman mengaku masih berkoordinasi dengan panitia pemilihan kecamatan (PPK).
Ia menambahkan, secara umum, pelaksanaan pilkada di Demak berjalan lancar. "Di Dukuh Mondoliko memang agak terlambat karena rob di sana tinggi. Meja-meja tempat logistik pemungutan suara sempat terendam. Namun, sekitar pukul 09.00 air mulai surut, kemudian bisa pemilihan dapat dilakukan," ujarnya.