Partisipasi Pemilih di Pilkada Medan Diperkirakan Tak Capai Target
Partisipasi pemilih di Kota Medan dalam pilkada serentak kali ini diperkirakan hanya 50 persen, tidak mencapai target, yakni sebesar 77,5 persen.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pilkada Kota Medan berlangsung aman dan lancar. Namun, partisipasi pemilih diperkirakan hanya sekitar 50 persen, tidak mencapai target yang sebesar 77,5 persen.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Medan, M Fadli, mengatakan, berdasarkan pantauan Bawaslu Medan, banyak tempat pemungutan suara (TPS) sepi. Hanya di pagi hari saja cukup ramai. ”Kekhawatiran muncul penumpukan karena membeludaknya pemilih tidak terjadi,” kata Fadli, saat dihubungi, Rabu (9/12/2020).
Partisipasi pemilih diperkirakan lebih rendah daripada pemilihan presiden, yakni 74,20 persen, dan pemilihan legislatif 73,67 persen. Meski demikian, animo pemilih diperkirakan lebih tinggi daripada Pilkada Kota Medan 2015 yang angka partisipasi pemilihnya hanya 25,38 persen dengan daftar pemilih tetap (DPT) 1,9 juta.
”Hingga malam ini pantauan kami partisipasi pemilih antara 40 persen dan 50 persen,” kata Fadli. Adapun DPT pada pilkada kali ini sebanyak 1,6 juta.
Partisipasi rendah diduga selain karena pandemi, juga karena banyak warga apatis dengan pilkada dan memilih tidak menggunakan hak pilihnya. ”Mungkin banyak yang memilih libur saja dan enggan keluar rumah,” kata Fadli.
Karena sepi, protokol kesehatan pun dengan mudah diterapkan. Petugas juga banyak memiliki waktu jeda istirahat. Belum ada laporan pelanggaran protokol kesehatan dan pelanggaran pelaksanaan pilkada. ”Hanya di awal saja banyak warga yang tidak mendapatkan C6 meminta memilih duluan, tidak mau menunggu setelah pukul 12.00,” ujarnya.
Hanya di awal saja banyak warga yang tidak mendapatkan C6 meminta memilih duluan tidak mau menunggu setelah pukul 12.00. (Fadli)
Pantauan Kompas di sejumlah wilayah di Kota Medan juga menunjukkan tidak terjadi kerumunan di tempat pemungutan suara. Warga datang ke TPS satu-satu. Di TPS 65, Lingkungan XI Vila Malina, Kelurahan Tanjung Sari, Medan Selayang, misalnya, dari 245 daftar pemilih tetap (DPT), 118 orang menggunakan hak suaranya. Sedangkan di TPS 66, wilayah yang sama, dari 340 DPT, hadir 150 orang.
Kepala Lingkungan XI Bas Siregar mengatakan, jumlah pemilih memang lebih rendah dibandingkan dengan saat pemilihan presiden, tetapi lebih tinggi daripada jumlah pemilih saat pemilihan Gubernur Sumut pada 2018. Pada pemilihan Gubernur Sumut terakhir, pemilih di TPS 65 sebanyak 60 orang, sedangkan di TPS 66 sebanyak 80 orang.
Sekitar 50 persen
Anggota Bawaslu Sumut, Henry Simon Sitinjak, mengatakan, berdasarkan pantauan Bawaslu Sumut, jumlah partisipasi pemilih di Medan di rata-rata sekitar 50 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan di wilayah Toba dan sekitarnya yang jumlah pemilihnya mencapai 60-70 persen.
Penegakan protokol kesehatan juga berjalan baik. ”Warga tidak berduyun-duyun datang ke TPS. Banyak waktu jeda di TPS,” kata Henry.
Sejauh ini juga belum ada laporan pelanggaran berarti di Pilkada Medan. Adapun di seluruh Sumut, laporan pelanggaran muncul dari Sibolga, seperti penggunaan C6 orang lain dan tidak tersedianya salinan DPT di TPS. ”Secara umum pilkada di 23 kabupaten/kota berjalan lancar. Namun, kami juga masih menunggu laporan perkembangannya,” kata Henry.