Merias TPS, Meraih Simpati Pemilih di Tengah Pandemi Covid-19
Meskipun didera pandemi Covid-19, kreativitas untuk merias TPS jadi unik dan menarik dilakukan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara di Palu, Sulteng.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
Sejumlah petugas di tempat pemungutan suara berkreasi merias tempat pencoblosan dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020. Kreativitas itu menambah semarak suasana tempat pemungutan suara di tengah sumpeknya keseharian karena deraan pandemi Covid-19.
Di sudut barat tempat pemungutan suara (TPS) itu ada pemandangan mencolok. Tak seperti sudut lainnya yang polos, dimensi itu berwarna. Kain putih dibentangkan sepanjang tiga meter dengan tinggi tiga meter. Bunga maron menjalar di batas atas kain. Di depan kain latar itu, ada tujuh bunga kain yang ditata masing-masing di vasnya. Warna putih, kuning, hijau, krem, melambai dari rak dan dudukan vas bunga di kiri dan kanan kain latar.
Di sela rak atau dudukan bunga, diletakkan dua kursi yang dibungkus kain warna putih. Kursi tersebut disediakan untuk siapa saja yang ingin berfoto atau berswafoto di tempat itu. Tempat itu mengingatkan kita pada boothfoto di acara resepsi pernikahan.
Pemandangan tersebut tersaji di TPS 21 di Jalan Anoa 1, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (8/12/2020). TPS itu disediakan untuk penyaluran hak pilih 334 pemilih.
Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak digelar pada Rabu (9/12) di 9 provinsi dan 200-an kabupaten/kota di Indonesia. Kota Palu salah satu yang menyelenggarakan pilkada. Selain untuk pemilihan wali kota dan wakil wali kota, pemilih di ibu kota Provinsi Sulteng itu juga memilih pasangan gubernur-wakil gubernur Sulteng.
Anggota KPPS TPS 21 merancang tempat foto itu mengikuti kegemaran orang untuk berfoto atau berswafoto di tempat yang menarik dan unik. “Sekarang, kan, zamannya media sosial, sedikit saja ada yang bagus, foto. Itu kami manfaatkan dengan membuat tempat yang menarik di TPS ini. Apalagi, di masa pandemi Covid-19 ini, orang-orang pada sumpek. Kami sediakan tempat biar seru,” ujar anggota KPPS TPS 21 Eva (34).
Ia menuturkan, penyelenggara pemungutan suara di TPS 21 ingin menciptakan kesan unik bagi pemilih. Selain mencoblos sebagai tujuan utama, juga ada kenangan dengan berfoto di TPS tersebut. “Pemilihan ini pesta rakyat, jadi mari bersenang-senang, termasuk dengan berfoto ria,” katanya.
Penyelenggara pemungutan suara di TPS 21 bisa membangun tempat foto tersebut karena banyak anggaran yang bisa dihemat. Tenda, kursi, dan meja, misalnya, mereka pinjam dari warga sekitar TPS. Mereka juga tak perlu menyewa tenda karena tempat yang dijadikan TPS sudah berbentuk tenda.
Lokasi itu tempat cuci mobil dengan ukuran 20 meter x 12 meter. Dengan anggaran pembangunan TPS Rp 1,6 juta, kreasi seperti membangun tempat foto bisa dilakukan.
Untuk mengantisipasi kerumunan di tempat foto tersebut setelah pemilih mencoblos, petugas akan mengaturnya. Jaga jarak menjadi keharusan di sekitar tempat foto itu untuk menghindari Covid-19. “Kami sudah antisipasi,” tutur Eva.
Syamsudin (42), pemilih di TPS 21, senang dengan usaha ekstra petugas KPPS. Ia berharap itu mendorong pemilih untuk menggunakan hak pilihnya.
Pemandangan unik juga ditampilkan petugas KPPS TPS 12, Kelurahan Tanamodnidi, Kecamatan Palu Timur. Mereka menyemarakkan tenda TPS dengan tanaman hias. Tanaman hias lengkap dengan potnya diletakkan di antara pintu masuk dan keluar menyambut pemilih.
Ketua KPPS TPS 21 Taufiqurrahman menyatakan, selain di antara pintu masuk dan keluar, tanaman hias juga akan dipakai sebagai penanda jarak untuk mencegah penularan Covid-19 di antara kursi di luar tenda. Kursi-kursi tersebut untuk pemilih yang antre menunggu panggilan mencoblos. Jumlah pemilih di TPS 12 sebanyak 367 orang.
Biar mata dan pikiran pemilih segar, sesegar mereka memilih pasangan calon.
“Konsep kami, TPS ini jadi taman. Biar mata dan pikiran pemilih segar, sesegar mereka memilih pasangan calon,” ujarnya sembari tertawa. Bunga hias itu tidak dibeli, melainkan milik Taufiqurrahman. Tanaman hias memang bertebaran di halaman rumahnya yang hanya berjarak "sejengkal" dari TPS.
Terkait protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, kedua TPS tersebut mengantisipasinya. Dengan ukuran tenda yang besar, penyelenggaran di TPS 21 Kelurahan Tatura Utara bisa menampung 16 calon pemilih yang menunggu pencoblosan. Kursi-kursi pun diatur berjarak 1 meter.
Di TPS 12 Kelurahan Tanamodindi dengan tenda yang berukuran 8 meter x 10 meter, pemilih yang mengantre di dalam tenda tak lebih 9 orang. Jarak antara kursi pemilih pun diatur minimal 1 meter.
Sebagian anggota KPPS di Palu sudah menerima alat perlindungan diri dan perlengkapan protokol kesehatan lainnya, seperti hazmat, sarung tangan, dan tempat cuci tangan. KPU Kota Palu masih mendistribusikan kelengkapan protokol kesehatan lainnya ke TPS lain hingga tuntas sebelum pemungutan suara. TPS-TPS sudah dibangun per Selasa ini.
Taufiqurrahman menyatakan, pihaknya sangat memperhatikan protokol kesehatan. “Kami penyelenggara harus jaga diri, begitu pula pemilih. Kami berharap semuanya taat dan tak ada penularan Covid-19 dari TPS,” katanya.
Ketua KPU Sulteng Tanwir Lamaming beberapa waktu lalu menegaskan detail protokol kesehatan sudah jelas di TPS. KKPPS bersama anggota Polri dan TNI yang bertugas memiliki kewenangan untuk menegakkan protokol kesehatan.
Keriangan pemilih mencoblos jagoannya yang dibarengi dengan semarak suasana di TPS diharapkan tetap pada alur pencegahan Covid-19. Ini karena Kota Palu sudah lama jadi zona merah penularan Covid-19 dengan tambahan kasus harian rata-rata 10 kasus per hari.