Karawang Antisipasi Ancaman Bencana dan Pandemi Saat Pilkada
KPU Karawang memastikan seluruh logistik pemilihan kepala daerah sudah didistribusikan ke semua desa. Pelapisan dengan plastik ditambahkan untuk mengantisipasi agar logistik tidak basah karena hujan atau potensi banjir.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Karawang memastikan seluruh logistik pemilihan kepala daerah sudah didistribusikan ke semua desa dan kecamatan. Bahkan logistik tersebut dilapisi plastik untuk mencegah kerusakan (basah) akibat banjir atau potensi banjir.
Anggota Divisi Teknis KPU Karawang, Kasum Sanjaya, Selasa (8/12/2020), menyampaikan, segala jenis kebutuhan logistik di semua tempat pemungutan suara (TPS) sudah sampai di desa-desa. Logistik tersebut berupa surat suara, bilik suara, kotak suara, dan kelengkapan protokol kesehatan.
Potensi banjir dan angin puting beliung menjadi ancaman yang mungkin terjadi saat Pilkada 2020. Belakangan, Karawang dilanda hujan deras dan angin kencang yang terjadi menjelang siang hingga malam hari. Pada Senin (7/12/2020), angin kencang merusak puluhan rumah di Kecamatan Rengasdengklok dan banjir menggenangi beberapa desa di Kecamatan Rawagempol.
Hingga kini, kata Kasum, belum ada laporan terkait kerusakan logistik karena basah air atau banjir. Sejauh ini, pemilihan lokasi TPS relatif aman dari jangkauan bencana dan tidak berada di titik rawan bencana.
Akan tetapi, untuk berjaga-jaga, bilik suara dan kotak suara dibungkus dengan plastik untuk menghindari terjadinya kerusakan karena air hujan atau banjir. Pihaknya juga bersinergi dengan Bawaslu, TNI, dan kepolisian untuk bersiaga jika sewaktu-waktu bencana terjadi.
Pada pilkada kali ini, KPU Karawang menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.643.490 orang. Total ada 4.451 TPS yang tersebar di 297 desa dan 30 kecamatan. Di setiap TPS tersedia tiga bilik dan satu bilik khusus.
Selain bencana, pandemi menjadi tantangan yang tak bisa dihindarkan dan berpotensi menyurutkan pemilih untuk datang mencoblos di TPS. Apalagi, Karawang masuk dalam level kewaspadaan Covid-19 merah di Jawa Barat.
Hingga Selasa (8/12/2020) pukul 17.00, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 mencapai 3.510 orang. Sebanyak 744 orang dirawat, 168 orang isolasi mandiri, 2.466 orang sembuh, dan 132 orang meninggal. Mayoritas pasien berstatus tanpa gejala (OTG) dan berusia di bawah 50 tahun. Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Karawang mencapai 72 persen.
Selain bencana, pandemi menjadi tantangan yang tak bisa dihindarkan dan berpotensi menyurutkan pemilih untuk datang mencoblos di TPS. Apalagi, Karawang masuk dalam level kewaspadaan Covid-19 merah di Jawa Barat.
Ketua KPU Karawang Miftah Farid menargetkan partisipasi pemilih di Karawang mencapai 77 persen. Ia memastikan agar masyarakat tak perlu ragu datang ke TPS karena protokol kesehatan ketat tetap dijalankan di sana.
Saat ini, 42.000 petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara telah menjalani tes cepat menjelang hari pencoblosan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan semua petugas yang melayani warga dalam keadaan sehat.
”Sarung tangan plastik akan disediakan untuk setiap pemilih yang datang ke TPS. Pembatasan jarak fisik dipastikan terwujud jika masyarakat bisa datang sesuai jadwal yang ditentukan. Keterlambatan berdampak pada penumpukan pemilih di lokasi,” katanya.
Asisten Pemerintahan Setda Karawang Ahmad Hidayat menambahkan, pelaksanaan pilkada harus didukung semua elemen dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada masa pandemi. Semua pihak bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pilkada 2020.
”Kita harus mengingatkan, protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan, jangan sampai Pilkada Karawang melahirkan kluster baru Covid-19,” ucapnya.