Kasus Baru dan Kematian akibat Covid -19 di Jember Melonjak Sebulan Terakhir
Jumlah kasus positif Covid 19 di Jember sudah mencapai 2.960 kasus dengan 160 kematian. Penambahan kasus baru tertinggi terjadi dalam sebulan terakhir, yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen total kasus Covid-19.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Jumlah kasus positif Covid 19 di Jember sudah mencapai 2.960 kasus dengan 160 kematian. Penambahan kasus baru tertinggi terjadi dalam sebulan terakhir, yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 persen total kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan diduga menjadi penyebab tingginya penularan. Aneka kegaitan publik yang memungkinkan bertemunya kerumunan juga berpotensi sebagai sarana penularan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jember sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas penananganan Covid-19 Jember Gatot Triyono ketika dihubungi dari Banyuwangi, Senin (7/12/2020).
“Per hari ini sudah ada 2.960 kasus Covid-19 di Jember. Dalam 1 bulan terkahir sejak 6 November hingga 6 Desember kami mencatat ada penambahan 1.573 kasus baru,” ungkapnya.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah akumulasi kasus konfirmasi positif pada delapan bulan awal. Sejak Maret hingga Oktober, secara akumulatif jumlah kasus positif di Jember 1.387 kasus.
Selain peningkatan drastis penambahan kasus konfirmasi positif, penambahan pasien meninggal juga meningkat drastis di 1 bulan terakhir. Gatot menyebut, dalam satu bulan terakhir ada 83 orang meninggal akibat Covid-19. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi bila dibanding jumlah orang meninggal akibat Covid-19 selama delapan bulan pertama yang mencapai 57 orang.
“Lonjakan karena sudah ada transmisi lokal yang memunculkan sejumlah kluster perkantoran dan keluarga. Kami menduga, dampak dari libur panjang, aktivitas demonstrasi, kampanye pilkada dan sejumlah hajatan yang digelar warga,” tuturnya.
Sanksi diperberat
Di Banyuwangi, penambahan kasus baru juga terus terjadi. Pada Senin (7/12/2020) tercatat ada 61 kasus baru di Banyuwangi. Sehingga total kasus konfirmasi positif di Banyuwangi mencapai 2.930 kasus secara akummulatif.
Lonjakan karena sudah ada transmisi lokal yang memunculkan sejumlah kluster perkantoran dan keluarga. Kami menduga, dampak dari libur panjang, aktivitas demonstrasi, kampanye pilkada dan sejumlah hajatan yang digelar warga (Gatot Triyono)
Tingginya penambahan kasus baru di Banyuwangi dinilai karena masyarkat masih abai menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana menyusun aturan penerapan protokol kesehatan dengan sanksi yang lebih berat.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono mengungkapkan peningkatan kasus yang terjadi di Banyuwangi serupa dengan trend peningkatan nasional. “Segala aneka upaya untuk menekan laju penularan Covid-19 sudah kami lakukan. Namun masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan membuat penularna Covid-19 tidak segera menurun,” ujar Widji.
Abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan, lanjut Widji, tampak dari hasil pemantauan dan temuan selama operasi yustisi. Petugas masih kerap menemukan warga enggan menggunakan masker atau tidak menggunakan masker secara benar.
Aneka fasilitas cuci tangan juga sudah disediakan oleh pemerintah daerah maupun instansi-instansi hingga pemilik usaha. Namun, masih ditemukan pula warga yang enggan menggunakan fasilitas tersebut.
“Saat operasi yustisi, kami sering mendapati warga yang abai. Tapi kami menilai sanksi yang diberikan masih terlalu ringan. Selama ini sanksi berupa hukuman menyanyi, menyapu atau push up kurang memberikan efek jera,” tutur Widji.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana untuk merapkan sanksi yang lebih berat. Harapannya sanksi tersebut membuat masyarakat jera sehingga lebih patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.