Jelang Pilkada Indramayu, 24 Petugas Positif Covid-19 dan APD Belum Lengkap
Dua hari jelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih terdapat sejumlah kendala. Selain alat pelindung diri yang belum lengkap, sebanyak 24 petugas juga terkonfirmasi positif.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Dua hari menjelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Indramayu 2020 masih menyisakan sejumlah kendala. Selain alat pelindung diri yang belum lengkap, sebanyak 24 petugas juga terkonfirmasi positif Covid-19.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indramayu Deden Bonni Koswara mengatakan, hingga kini, terdeteksi 24 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). ”Sebelumnya, hasil rapid test (tes cepat) mereka reaktif sehingga diteruskan tes swab (usap tenggorokan). Hasilnya, positif Covid-19,” ujarnya, Senin (7/12/2020).
Sejak Kamis (26/11/2020) hingga Sabtu (5/12/2020), sebanyak 31.804 petugas KPPS dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) serta 3.969 petugas pengawas di tempat pemungutan suara (TPS) menjalani tes cepat. Tes digelar di 49 puskesmas yang ada di Indramayu. Jika hasil tes cepatnya reaktif, akan dilakukan tes usap tenggorokan.
Deden mengatakan, pihaknya masih menghitung total petugas yang reaktif dan menjalani tes usap. Jumlah petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19 pun masih bisa bertambah. Sebab, belum semua hasil tes usap keluar. Pihaknya menargetkan hasil tes seluruh petugas diketahui sebelum waktu pencoblosan, Rabu, 9 Desember 2020.
Selain memfasilitasi tes untuk deteksi Covid-19, pihaknya juga menyediakan alat pelindung diri (APD), seperti masker, pelindung wajah, dan cairan antiseptik, kepada petugas pengawas TPS. Setiap puskesmas pun menyiapkan posko kesehatan untuk menangani calon pemilih atau petugas yang memiliki gejala Covid-19.
Deden meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Apalagi, Indramayu, yang termasuk zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19, tengah menggelar pilkada.
Hingga kemarin, kasus positif Covid-19 di daerah berpenduduk 1,7 juta jiwa itu mencapai 1.034 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 53 orang meninggal dan 699 orang masih menjalani isolasi. Adapun cakupan tes usap tercatat 15.535, masih di bawah target sekitar 17.000 tes.
Kekurangan APD
Komisioner KPU Indramayu, Pitrahari, membenarkan, sejumlah anggota KPPS terkonfirmasi positif Covid-19. ”Yang positif ini tidak bisa bertugas. Jika dalam satu TPS terdapat satu petugas KPPS yang positif, tidak akan diganti. Kalau yang positif lebih dari satu, nanti wajib diganti dengan lembaga pendidikan di sekitar TPS,” katanya.
Akan tetapi, Pitrahari tidak merinci berapa petugas yang harus diganti dan dari mana penggantinya. Para petugas KPPS akan melayani calon pemilih di 3.286 TPS. ”Semua ad hoc (petugas) penyelenggara Pilkada Indramayu dipastikan aman, negatif Covid-19,” ucapnya.
Semua ad hoc (petugas) penyelenggara Pilkada Indramayu dipastikan aman, negatif Covid-19.
Akan tetapi, pihaknya mengatakan, APD untuk mencegah penyebaran Covid-19 saat pencoblosan belum sepenuhnya lengkap. Alat yang dimaksud adalah sarung tangan lateks. Sebelumnya, seluruh APD ditargetkan terpenuhi pada Minggu, 6 Desember. Pihaknya berharap, sarung tangan tersebut tiba sehari sebelum pencoblosan.
Adapun logistik pilkada, lanjutnya, sudah sampai di PPK. Selasa (8/12/2020), seluruh logistik ditargetkan berada di TPS. Begitupun dengan surat undangan memilih diharapkan sudah di tangan 1,3 juta calon pemilih paling lambat pada Selasa.
Rektor Universitas Wiralodra Indramayu Ujang Suratno berharap, seluruh kebutuhan pilkada, termasuk APD, telah siap sebelum hari pencoblosan. Persiapan yang minim dapat menurunkan partisipasi pemilih.
Pada Pilkada 2015, partisipasi pemilih hanya 59,37 persen. ”Bukan pandemi saja partisipasinya rendah, apalagi sekarang. Mungkin bisa di bawah itu. Padahal, KPU menargetkan partisipasi pemilih 77 persen,” ungkapnya.