Intensitas Hujan Tinggi, Pemkot Surabaya Intensifkan Pengerukan Saluran
Pemerintah Kota Surabaya mengintensifkan pengerukan saluran drainase untuk mengantisipasi terjadinya genangan di beberapa jalan dan permukiman.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya mengintensifkan pengerukan saluran drainase untuk mengantisipasi terjadinya genangan di titik-titik rawan. Pengerukan sekaligus pembersihan saluran terus dilakukan kerena Badan Meteorologi, Klimatologim dan Geofisika Juanda telah mengeluarkan prediksi dalam beberapa hari ke depan bahwa hujan lebat akan melanda Surabaya.
Hujan mengguyur Kota Surabaya sejak Sabtu (5/12/2020) hingga Minggu disertai angin kencang dan sepanjang hari nyaris tak berhenti. Tingginya intensitas hujan mengakibatkan beberapa ruas jalan dan permukiman sempat diterjang banjir dengan ketinggian genangan maksimal 50 sentimeter.
Ruas jalan yang sempat tergenang adalah Jalan Kali Rungkut, Jalan Tenggilis dan Gayungan, serta Dukuh Pakis. Dalam waktu tak lebih dari 60 menit, air langsung surut.
Untuk meminimalkan genangan air ketika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi, kata Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya, saluran yang belum sempat dikeruk segera digarap. Pada Minggu, pengerukan saluran drainase berlangsung di beberapa kawasan, seperti Pandugo, Penjaringansari, dan Medokan Asri.
Pengerukan saluran dan pembersihan rumah pompa dilakukan sejak Minggu pagi hingga sore. Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya genangan di kawasan ini saat turun hujan deras pada Sabtu.
Dengan intensitas hujan yang tinggi kemarin,drainase tidak mampu menampung air.
Faktor lain adalah masih tingginya endapan lumpur di saluran yang membuat air hujan tidak tertampung sehingga meluap ke jalan. ”Dengan intensitas hujan yang tinggi kemarin, drainase tidak mampu menampung air,” katanya.
Meski genangan cepat surut kata Eko, Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan upaya antisipasi agar tidak kembali terjadi genangan ketika hujan. Apalagi, BMKG Juanda telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa hari ke depan diprediksi intensitas hujan tinggi. ”Kapasitas drainase saluran berkurang karena tingginya sedimen lumpur. Maka, dilakukan pengerukan,” ujarnya.
Dari hasil pengerukan saluran mulai perempatan Jalan Penjaringan Asri hingga rumah pompa Medokan Asri depan Kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN), pihaknya berhasil mengumpulkan endapan lumpur sedikitnya 10 dump truck. Selain lumpur, ada juga sampah, seperti ban mobil bekas dan potongan pohon pisang.
Pihaknya memastikan akan terus fokus ke beberapa kawasan di mana sempat terjadi genangan air akibat tingginya curah hujan. Apabila genangan air bisa diatasi dengan pengerukan, hal itu akan ditingkatkan. Namun, jika pengerukan masih tidak mampu menampung air, ke depan pihaknya bakal melakukan pelebaran saluran.
Bahkan, Wali Kota Surabaya minta agar di saluran air sepanjang Pandugo dilakukan pelebaran di sekitar rumah pompa.
Pengerukan tidak hanya dilakukan di wilayah Surabaya timur, tetapi juga di barat, seperti kawasan Wiyung. Kerja bakti pengerukan saluran di dua lokasi ini dipimpin langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Pengerukan saluran drainase di Surabaya tak pernah berhenti dan dilakukan bertahap. Kepala Dinas PU, Bina Marga, dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan, hampir 60 persen saluran drainase di kota ini sudah lebar, minimal berukuran 120 sentimeter x 120 sentimeter, dan 3 meter x 3 meter khusus untuk box culvert.