Satu Korban Hilang Banjir di Medan Kembali Ditemukan
Satu lagi korban banjir Sungai Belawan di perbatasan Medan-Deli Serdang ditemukan dalam keadaan meninggal. Dengan demikian, sudah enam korban banjir Sungai Belawan ditemukan meninggal.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Satu lagi korban banjir Sungai Belawan di perbatasan Medan-Deli Serdang, Sumatera Utara, ditemukan dalam keadaan meninggal. Dengan demikian, sudah enam korban akibat terseret arus banjir Sungai Belawan ditemukan meninggal. Satu lagi korban hilang masih dicari.
Sariman Sitorus dari Humas Kantor Badan SAR Nasional Medan mengatakan, satu korban hilang telah ditemukan pada Minggu (6/12/2020) sekitar pukul 12.50. Korban yang ditemukan adalah seorang anak laki-laki berumur sekitar 2 tahun yang sudah dikonfirmasi oleh keluarga sebagai Imanuel J Sihaloho.
Korban ditemukan di alur Sungai Belawan, sekitar 2 kilometer dari Perumahan De Flamboyan di Tanjung Selamat, perbatasan Deli Serdang dengan Kota Medan, tempat korban terseret arus. Dengan temuan itu, satu korban lagi masih dicari. Pencarian korban akan dilanjutkan hari Senin.
Selain itu, tim SAR juga melakukan pencarian pada satu korban yang dilaporkan hilang terserat arus Sungai Denai di Tembung, Deli Serdang. Korban diketahui terseret arus saat mandi di genangan banjir.
Banjir di Kota Medan terjadi akibat naiknya permukaan air sejumlah sungai yang mengalir di Kota Medan, yakni Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Sei Sikambing, Sungai Babura, dan Sungai Denai. Lokasi terparah ada di Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat, perbatasan Deli Serdang-Medan, dengan ketinggian air mencapai atap rumah dan menelan korban jiwa, Jumat lalu.
Selain lokasinya rendah, banjir di kawasan tersebut kian parah karena tanggul Sungai Belawan jebol. Hingga saat ini sebanyak enam orang telah ditemukan meninggal dan satu orang masih dicari.
Banjir di Kota Medan terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai yang mengalir di Kota Medan, yakni Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Sei Sikambing, Sungai Babura, dan Sungai Denai.
Berdasarkan Pusat Data Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, jumlah warga terdampak banjir terus meningkat. Data terakhir menunjukkan, sebanyak 3.605 rumah yang dihuni 6.393 keluarga atau 25.412 jiwa terendam banjir. Warga terdampak tersebar di 18 kelurahan yang berada di 10 kecamatan.
Banjir di sejumlah daerah sudah surut sehingga warga mulai kembali dan membersihkan rumahnya. Khusus di Perumahan De Flamboyan, pembersihan sampah dan lumpur dilakukan petugas dengan bantuan alat berat. Namun, Minggu malam, air Sungai Deli kembali naik.
Selain di Medan, banjir juga melanda sejumlah daerah di Deli Serdang yang berbatasan dengan Medan dan Kota Binjai akibat luapan Sungai Bingai dan Sungai Mencirim, Kamis-Jumat, 3-4 Desember 2020.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, sejauh ini jumlah pengungsi di Binjai sekitar 3.300 orang, di Tanjung Selamat 343 orang, dan di Medan secara keseluruhan sekitar 3.000 orang. ”Tapi sebagian pengungsi sudah pulang. Kecukupan logistik di posko, dapur umum, semua tersedia,” ucapnya.
Tapi sebagian pengungsi sudah pulang. Kecukupan logistik di posko, dapur umum, semua tersedia.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Minggu, mengunjungi pengungsi di Arhanudse Tanjung Selamat. Untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Belawan, Edy menyatakan akan menormalisasi Sungai Belawan yang sekian lama dangkal.
Edy menambahkan, perlu ada evaluasi terkait lokasi sungai yang tepat sungai lantaran ada perbedaan yang ditemukan dalam peta dan kondisi sebenarnya. Pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mencari solusinya.
Gubernur mengatakan, hujan di gunung menjadi pemicu kenaikan debit air sungai-sungai di Medan dan sekitarnya. Namun, menurut Edy, selama bendungan berfungsi dengan baik dan kawasan daerah aliran sungai tidak diganggu, tidak akan bermasalah.
”Untuk itu, ke depan, ini menjadi evaluasi. Fokus kami bukan hanya perlu perbaikan tanggul sungai, tetapi mengembalikan fungsi sungai seperti sediakala. Jangan dirusak dan diganggu,” tutur Edy.