Tanah Bergerak di Banjarnegara, Ratusan Orang Mengungsi
Bencana tanah bergerak terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah. Ratusan warga masih mengungsi mengingat hujan lebat masih berpotensi terjadi. Kewaspadaan warga perlu ditingkatkan untuk menghindari jatuhnya korban.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Bencana alam berupa tanah begerak di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, masih berpotensi mengancam keselamatan warga apalagi jika hujan deras kembali mengguyur wilayah itu. Sebanyak 292 orang masih mengungsi ke tempat aman. Badan Geologi Bandung akan mengecek kelayakan kawasan itu untuk permukiman.
”Pergerakan tanah ada di beberapa titik, tetapi di lokasi yang warganya kami ungsikan retakan terjadi di area dengan ukuran sekitar 400 meter x 400 meter hingga ke kawasan ladang penduduk,” kata Kepala Desa Kalitlaga Guntur Agus Salim saat dihubungi dari Banyumas, Jateng, Sabtu (5/12/2020).
Agus menyampaikan, kontur di desanya berupa lereng perbukitan. Pergerakan tanah yang cukup massif terjadi kali ini akibat hujan lebat pada Kamis (3/12/2020). ”Dulu ada retakan tapi tidak besar, seperti di jalan desa, lalu ditutup. Sekarang retakan bisa ada yang berukuran 50 sentimeter sampai 1 meter,” tuturnya.
Pergerakan tanah ada di beberapa titik, tetapi di lokasi yang warganya kami ungsikan retakan terjadi di area dengan ukuran sekitar 400 meter x 400 meter hingga ke kawasan ladang penduduk.
Pergerakan tanah yang terjadi pada Kamis itu menyebabkan 107 keluarga atau 303 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman. Karena pergerakan tanah sudah terpantau berhenti pada Jumat (4/12/2020) dan Sabtu, sebagian warga telah kembali ke rumah, tetapi tetap diminta waspada jika hujan lebat turun kembali.
”Sekarang cuaca cerah. Semoga tidak ada hujan lebat. Pergerakan tanah disebabkan oleh hujan deras yang mengikis permukaan tanah,” ujar Agus.
Pergerakan tanah itu menyebabkan jalan desa yang menghubungkan Dukuh Jambean dan Karanglo ambles, tetapi masih bisa dilewati kendaraan roda dua. Selain itu, 12 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan. ”Hari Kamis kemarin pergerakan tanahnya 3 sentimeter sampai 5 sentimeter per jam, tetapi Jumat dan Sabtu sudah tidak ada pergerakan,” ujarnya.
Warga yang mengungsi tersebar di beberapa titik untuk menghindari kerumunan. Ada yang di rumah saudara, tetangga, dan juga di gedung TPQ, serta mushala di Dusun Kemiri. ”Saat ini pengungsi membutuhkan logistik berupa makanan, selimut, obat-obatan, dan vitamin,” tuturnya.
Menutup rekahan
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Budi Wahyono menyampaikan, berdasarkan data, retakan tanah terjadi di Dukuh Karanggaluh, Dukuh Sigadung, Dukuh Jambean, dan Dukuh Karanganyar. Langkah awal yang telah dilakukan tim BPBD bersama perangkat desa setempat adalah menutup rekahan dan menyiapkan kebutuhan warga.
Terkait rencana relokasi atau tidak, Budi menyebutkan bahwa hal itu akan dibahas dalam rapat Senin (7/12/2020) mendatang dan kabupaten akan bekerja sama dengan Badan Geologi Bandung untuk mengecek kelayakan lokasi pergerakan tanah. ”Nanti akan ada kajian dari Badan Geologi Bandung sebagai data dukung apakah harus relokasi atau tidak,” tutur Budi.
Pergerakan tanah juga terjadi di Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Purbalingga Prayitno menyampaikan, 147 rumah rusak dan 169 keluarga mengungsi.
”Warga mengungsi ke Masjid Al Ikhlas dan rumah tetangga,” ujarnya. Fenomena pergerakan tanah masih terjadi, maka warga diharapkan masih berjaga dan selalu waspada.