Bencana banjir di Provinsi Aceh pada Sabtu (5/12/2020) semakin meluas meliputi Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Subulussalam, dan Simeulue. Seorang warga meninggal karena terseret arus.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
DOK BPBD ACEH TIMUR
Banjir di Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/12/2020), menyebabkan ribuan rumah tergenang, 2.014 warga mengungsi, dan 1 orang meninggal.
BANDA ACEH, KOMPAS — Banjir di Aceh semakin meluas, meliputi Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Lhokseumawe, Subulussalam, dan Kabupaten Simeulue, pada Sabtu (5/12/2020). Seorang warga meninggal karena terseret arus, sedangkan 2.014 orang lainnya masih mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), jumlah desa dilanda banjir berada di lima kabupaten sebanyak 135 desa. Petugas masih mendata jumlah rumah yang tergenang, tetapi diperkirakan mencapai ribuan tempat tinggal.
Sejauh ini, kabupaten terparah dilanda banjir adalah Aceh Timur. Seorang warga Kecamatan Nurussalam, Lia (14), meninggal terseret arus. Jasad korban ditemukan tidak bernyawa di persawahan.
Kepala BPBD Aceh Timur Ashadi menuturkan, ketinggian air di permukiman warga mencapai 10 sentimeter hingga 1 meter. Transportasi di jalan nasional Banda Aceh-Medan terhambat karena jalan digenangi banjir. Tiga jembatan di Kecamatan Peudawa dan Kecamatan Peurelak juga rusak berat setelah dihantam arus sungai.
”Sebanyak 2.014 warga mengungsi. Namun, nilai kerugian masih kami data,” kata Ashadi.
Sebagian lokasi banjir mulai surut, tetapi di beberapa tempat air justru masih tinggi. Tim reaksi cepat mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga lansia, anak, dan perempuan ke lokasi penampungan.
Sementara itu, di Aceh Utara, banjir terjadi pada Sabtu dini hari. Sungai Jambo Aye, Arakundo, Keureuto, dan Sungai Pirak meluap karena diguyur hujan deras sejak dua hari lalu.
Sebanyak 2.014 warga mengungsi. Namun, nilai kerugian masih didata.
DOK BPBD ACEH TIMUR
Banjir di Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/12/2020), menyebabkan ribuan rumah tergenang, 2.014 warga mengungsi, dan 1 orang meninggal.
Haslinda, anggota staf Data dan Informasi BPBA, mengatakan, belum ada warga yang mengungsi di Aceh Utara. Namun, tim reaksi cepat berada di lapangan bersiaga. ”Tim terus memantau lokasi, meningkatkan kewaspadaan, dan koordinasi,” katanya.
Sementara itu, banjir di Simeulue dan Subulussalam mulai surut. Banjir genangan terjadi karena beberapa sungai di sana meluap. Hujan deras di sebagian besar Aceh memicu sungai meluap.
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri mengatakan, timnya telah mengirimkan dua truk berisi logistik makanan, obat-obatan, kebutuhan bayi, dan kebutuhan darurat untuk pengungsi.