Enam hari dari waktu pemungutan suara pemilihan serentak termasuk di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur, tetapi sebagian alat pelindung diri untuk menunjang penerapatan protokol kesehatan belum datang atau belum disalurkan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Enam hari dari waktu pemungutan suara pemilihan serentak termasuk di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur, tetapi sebagian alat pelindung diri untuk menunjang penerapatan protokol kesehatan belum datang atau belum disalurkan. Yang belum disalurkan ialah pengukur suhu sedangkan sarung tangan karet belum datang.
Di Sumenep yang memiliki daerah kepulauan, pengukur suhu berbentuk “pistol” atau disebut thermogun baru datang pada Kamis (3/12/2020). Sarung tangan karet belum datang dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat di Jakarta belum mengumumkan kapan alat ini bisa datang untuk segera didistribusikan.
“Logistik lainnya dan APD ada yang sudah kami distribusikan misalnya baju khusus, sarung tangan plastik, tinta, cairan disinfektan, dan logistik kelengkapan pemilihan,” kata Ketua KPU Kabupaten Sumenep A Warits saat dihubungi dari Surabaya, Kamis petang,
Pendistribusian logistik dan APD yang sudah ada bahkan telah berlangsung Senin (30/11) untuk ke wilayah Kepulauan Masalembo. Ke pulau-pulau dalam wilayah Kecamatan Sapeken dan Kangean, logistik dirikim dua hari lalu. Ke wilayah Arjasa dikirim pada kemarin.
Wilayah Masalembo yang berada di tengah Laut Jawa menjadi perhatian utama karena pengiriman butuh waktu 17 jam ke ibu kota kecamatan dan ditambah 5 jam lagi ke desa-desa (pulau-pulau) di sekitarnya. “Kalau gelombang tinggi atau cuaca buruk, kami cemas tidak bisa menyusulkan logistik yang ada,” kata Warits.
Secara terpisah, Ketua KPU Kabupaten Trenggalek Gembong Derita Hadi mengatakan, APD yang belum datang ialah sarung tangan karet sedangkan thermogun sudah tiba dan segera didistribusikan.
Pengadaan barang
Sementara itu, Ketua KPU Jatim Choirul Anam mengatakan, terus berkoordinasi dengan KPU pusat untuk mempercepat pengadaan sarung tangan karet untuk petugas penyelenggara dan keamanan saat pemungutan suara.
“Kami terus berusaha agar nanti pemungutan suara berlangsung dalam protokol kesehatan yang ketat untuk menjamin keselamatan warga,” kata Choirul.
Pemilih akan mendapat undangan yang mencantumkan tempat pemungutan suara dan jadwal waktu untuk memberikan hak pilih. Pemilih dilarang membawa anak-anak ke TPS dan diminta membawa alat tulis sendiri serta memakai pelindung diri (masker, sarung tangan, dan atau face shield).
Di TPS, pemilih akan dicek suhu tubuh. Yang suhu di atas 37,5 derajat Celcius akan menuju bilik khusus untuk memberi hak pilih di hadapan petugas berbaju khusus juga.
Di TPS, pemilih akan diberi sarung tangan plastik untuk proses menerima surat suara dan pencoblosan. Seusai memberi hak pilih, sarung tangan plastik dilepas dan dibuang ke tempat sampah untuk kemudian jari tangan ditetesi tinta oleh petugas.
Kemudian, pemilih yang telah memberikan hak politiknya dilarang berkerumun atau menunggu di TPS alias harus pulang untuk meminimalkan kontak dekat dengan orang lain terkait pencegahan wabah Covid-19.
Di Jatim, pilkada serentak akan dilaksanakan untuk menghasilkan pasangan wali kota-wakil wali kota di Surabaya, Pasuruan, dan Blitar. Selanjutnya, kontestasi untuk melahirkan pasangan bupati-wakil bupati di Sumenep, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Blitar, Malang, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi.
Pilkada serentak di Jatim akan menjadi sarana bagi setidaknya 18.615.191 orang yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk memberikan hak politik kepada pasangan kandidat idaman.
Memang masih terus ada kecemasan dari KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara dan pengawas bahwa situasi wabah Covid-19 yang belum mereda apalagi terkendali membuat masyarakat pemilih enggan memberikan hak politik. Jika tingkat partisipasi masyarakat amat rendah karena kecemasan pada situasi wabah, akan menurunkan kualitas pesta demokrasi itu sendiri.