104 Petugas Pilkada Balikpapan Belum Jalani Tes Usap
Sebanyak 104 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Balikpapan, Kalimantan Timur, belum mengikuti tes usap yang diagendakan pada 1-2 Desember 2020. Tes diperpanjang hingga Jumat (4/12/2020).
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 104 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS di Balikpapan, Kalimantan Timur, belum mengikuti tes usap yang diagendakan pada 1-2 Desember 2020. Tes diperpanjang hingga Jumat (4/12/2020) untuk memastikan semua petugas bebas Covid-19.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, 104 dari 742 petugas belum mengikuti tes usap massal untuk persiapan Pilkada 2020. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan telah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat untuk mendorong para petugas segera mengikuti tes usap.
”Satgas Covid-19 Balikpapan masih memperpanjang masa tes bagi petugas KPPS hingga Jumat (4/12/2020) di Laboratorium Kesehatan Daerah di Kantor Dinkes Balikpapan,” ujar Rizal, Kamis (3/12/2020).
Tes ini merupakan lanjutan tes cepat yang diadakan pekan lalu bagi 13.545 calon anggota KPPS dan anggota perlindungan masyarakat (linmas). Dari tes tersebut, 1.031 orang menunjukkan hasil reaktif. Selain itu, dari tes cepat yang dilakukan Bawaslu Balikpapan, terdapat 132 calon pengawas TPS yang menunjukkan hasil reaktif.
Dengan demikian, total tes cepat pertama didapatkan sebanyak 1.165 petugas pengawas dan penyelenggara pilkada yang reaktif. Setelah itu, mereka mengikuti tes cepat ulang dan hasilnya 742 orang kembali menunjukkan hasil reaktif. Mereka ini yang akhirnya menjalani tes usap massal.
Dihubungi terpisah, Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan semua KPPS untuk segera memeriksakan diri. Pemeriksaan Covid-19 menjadi syarat mutlak sebelum mereka menjalankan tugas saat pilkada pada 9 Desember.
Thoha mengatakan, semua orang yang bertugas dalam Pilkada 2020 perlu dipastikan bebas Covid-19. Hal itu dilakukan agar momen pilkada tak menjadi ajang penularan Covid-19. Karena itu, hasil tes ini akan dijadikan acuan untuk menentukan petugas di lapangan. ”Jika ada yang positif, petugas tersebut tidak dapat bertugas dan harus diganti,” ucapnya.
Thoha juga memastikan tempat pemungutan suara (TPS) diupayakan berada di tempat dengan sirkulasi udara baik. Simulasi pemilihan sudah dilakukan dan sudah dievaluasi. Salah satu evaluasinya adalah mengupayakan agar semua pemilih membawa pulpen sendiri sebagai alat pencoblos surat suara.
Pemilih juga akan dipastikan suhu tubuhnya sebelum masuk ke area pemilihan. Pemilih yang bersuhu tubuh di atas 37 derajat celsius akan diarahkan untuk memilih di bilik khusus. Sosialisasi sudah dilakukan kepada para calon pemilih agar tidak membawa anak-anak ke tempat pemungutan suara.
”Selain itu, tempat pemungutan suara diupayakan lebih terbuka. Setiap KPPS diberikan Rp 1,75 juta untuk mendirikan TPS agar dibuat terbuka sehingga sirkulasi udara berjalan baik dan tidak menggunakan ruang sempit atau tertutup,” ujar Thoha.
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur Swandari Paramita mengimbau warga untuk menyiapkan diri sebelum berangkat ke TPS. Selain surat suara, pemilih diharapkan juga tidak menyentuh benda-benda lain di TPS. Ia pun mengimbau warga untuk membersihkan badan setelah mengunjungi TPS.
”Saat ini, Indonesia masih dalam kondisi menuju puncak pandemi Covid-19. Sebab, penambahan kasus harian di Kaltim dan nasional masih fluktuatif. Sebelum vaksin SARS-CoV-2 ditemukan, penerapan protokol kesehatan yang ketat diperlukan,” kata Swandari.