Skenario Jateng Saat Tempat Tidur Isolasi RS Terisi 76 Persen Pasien Korona
Tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi RS di Jawa Tengah yakni 76,7 persen (4.620 terisi dari 6.021), sedangkan tempat tidur ruang ICU ialah 58,6 (262 terisi dari 447). Penambahan kapasitas disiapkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Peningkatan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah berpengaruh pada keterisian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit, yang telah mencapai 76 persen. Sejumlah skenario seperti penambahan kapasitas tempat tidur pun disiapkan dalam waktu dekat.
Data laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Selasa (1/12/2020) pukul 12.00, terdapat 57.094 kasus positif kumulatif, dengan rincian 8.998 dirawat, 44.341 sembuh, dan 3.755 meninggal. Total ada penambahan 1.291 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Selasa, tak memungkiri bahwa ada kenaikan kasus Covid-19 di Jateng. Adapun tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi RS di Jateng, yakni 76,7 persen (4.620 terisi dari 6.021), sedangkan tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) ialah 58,6 persen (262 terisi dari 447).
"Karena ada potensi kenaikan, maka (ketersediaan) tempat tidur di RS mesti beres. Kalau sudah lebih dari 60 persen harus siap-siap. Skenario disiapkan seperti penambahan RS rujukan dan peningkatan kapasitas tempat tidur ruang isolasi dan ICU," kata Ganjar.
Adapun skenario terakhir yakni penyediaan RS darurat. Menurut Ganjar, sudah ada yang menawarkan penyediaan RS darurat tersebut, tetapi hingga sekarang belum mengarah ke opsi tersebut karena ruang yang tersedia dinilai masih cukup.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, menuturkan, tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ICU RS tidak merata di 35 kabupaten/kota. Artinya, ada beberapa daerah yang dalam kondisi penuh, tetapi ada juga yang relatif tersedia.
Seperti diberitakan sebelumnya, tingkat keterisian RS di Jateng penuh, antara lain di Kabupaten Wonosobo, Brebes, dan Kota Solo. Yulianto juga sempat menuturkan, beberapa RS di Kota Semarang juga penuh, tetapi ada RS lain di kota tersebut yang tempat tidurnya masih tersedia.
Direktur Utama Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Semarang, Sutopo Patria Jati, Selasa, menuturkan, kalau kondisi di tempatnya relatif penuh. "(Pasien) keluar-masuk. Memang ada peningkatan. Kami membutuhkan SDM, terutama perawat. Kebutuhan itu dicarikan solusi oleh pak gubernur," kata Sutopo.
Indera penciuman
Adapun penularan Covid-19 yang paling dominan di Jateng yakni pada kluster keluarga. Pemprov Jateng tengah menyiapkan arahan kepada masyarakat untuk rutin mengecek indera penciuman di rumah. Adapun ketidakmampuan mencium bau menjadi salah satu gejala umum Covid-19.
Menurut Ganjar, saat ini tim ahli sedang merumuskan hal tersebut. "Jadi, setiap pagi, (keluarga) mencium bau barang, apapun itu. Bisa jeruk dan bumbu dapur seperti terasi. Begitu tidak (bisa mencium) dan ada persoalan, segera kontak ke kami," ucapnya.
Epidemiolog dari Universitas Diponegoro, Ari Udijono, mengemukakan, peningkatan kasus di Jateng, antara lain karena mobilitas orang meningkat. Adapun para perantau atau pendatang cenderung menggunakan kendaraan pribadi, mengingat moda transportasi umum jarak jauh relatif masih ketat.
"Selain itu, kedisiplinan sudah mulai memudar. Di sejumlah daerah, bahkan semua kalangan sudah terkena, termasuk pucuk pimpinan (kepala daerah). Dengan tidak disiplin, penularan pada keluarga atau kluster keluarga pasti terjadi. Karena itu, benteng utama antisipasi penularan Covid-19 harus dari tingkat keluarga," ucapnya.