Ruang Isolasi Penuh, RS Rujukan di Manado Tak Bisa Tampung Pasien Lagi
Beberapa rumah sakit di Manado tidak dapat lagi menampung lebih banyak pasien Covid-19 karena ruang isolasi bertekanan udara negatif telah penuh.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Beberapa rumah sakit di Manado, Sulawesi Utara, tidak dapat lagi menampung lebih banyak pasien Covid-19 karena ruang isolasi bertekanan udara negatif telah penuh. Dinas Kesehatan Sulut menyatakan akan menggelar rapat konsolidasi daring untuk memitigasi ”ambruk”-nya sistem kesehatan di daerah itu.
Dihubungi dari Manado, Selasa (1/12/2020), Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sulut dr Lidya Tulus mengatakan, ruang isolasi di lima rumah sakit rujukan Covid-19 telah penuh. Kelima rumah sakit itu ialah RS Umum Pusat Prof dr RD Kandou, RS Tingkat II Robert Wolter Mongisidi, RSU Pancaran Kasih, RSU Manado Medical Center, dan RS Bhayangkara.
Namun, kata Lidya, pemberitahuan dari beberapa rumah sakit itu baru secara lisan lewat telepon. ”Karena itu, besok sore, kami akan klarifikasi langsung kepada direktur setiap rumah sakit mengenai masalah yang dihadapi. Data mereka akan kami bandingkan dengan data penambahan pasien setiap hari,” katanya.
Per 31 Agustus 2020, terdapat 1.191 tempat tidur di ruang isolasi khusus Covid-19 di Sulut yang tersebar di empat RS rujukan utama, 14 RS rujukan penunjang, dan 27 RS rujukan pelengkap. Saat itu, hanya 189 tempat tidur di ruang isolasi yang terisi karena lebih banyak pasien kasus positif tanpa gejala.
Jumlah tempat tidur di ruang isolasi bertambah sebanyak 47 pada 20 September 2020 seiring pembukaan tahap pertama RS Sentra Medika di Kalawat, Minahasa Utara. Data kapasitas ruang isolasi Covid-19 se-Sulut pun akan dimutakhirkan dalam rapat virtual bersama para direktur rumah sakit.
”Kalau sudah ada data terbaru, kami akan buat strategi dalam merujuk pasien. RS mana saja yang siap menangani kalau RS rujukan utama di Manado sudah full,” kata Lidya.
Kasus Covid-19 di Sulut melonjak dari 201 menjadi 322 kasus pada periode 9-15 November. Selama 16-23 November, jumlah kasus melonjak lagi menjadi 404. Adapun selama 24-30 November, Sulut ketambahan 457 kasus baru. Rata-rata pertambahan kasus per hari meningkat dari 57,7 menjadi 65,28 pada minggu terakhir November.
Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Sulut telah mencapai 6.904 kasus. Sebanyak 78,4 persen (5.413 kasus) telah dinyatakan sembuh, sedangkan 3,55 persen (245 kasus) berujung pada kematian. Sebanyak 1.246 kasus masih berstatus aktif. Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Sulut tidak mengumumkan berapa pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Namun, menurut laporan Satgas Covid-19, terdapat 168 kasus suspek dan 33 kasus probable yang sedang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 53 kasus suspek dan 15 kasus probable dirawat di RSUP Kandou. ”Minggu terakhir ini, kasus meningkat dan hampir semua dirawat di rumah sakit,” kata Lidya.
Pada Selasa siang, instalasi gawat darurat (IGD) RSUP Kandou, RS Robert Woltermongisidi, dan RS Bhayangkara cenderung sepi. Namun, Kepala RS Robert Wolter Mongisidi Kolonel dr Fredrik Demasabu mengatakan, rumah sakitnya penuh oleh pasien Covid-19 dari rumah sakit jejaring lain.
Fredrik tidak bisa menyebut jumlah pasien yang diisolasi di tempatnya karena tidak memegang data. Menurut laporan Satgas Covid-19 Sulut, ada 11 pasien suspek dan 2 pasien probable di sana.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Kandou dr Jimmy Panelewen mengatakan, ruang isolasi untuk pasien Covid-19 sebenarnya belum semuanya terisi. Namun, pasien yang dua pekan terakhir diterima di IGD menunjukkan gejala berat dan membutuhkan alat bantu napas. Dari 172 tempat tidur khusus Covid-19 di RSUP Kandou, hanya 10 yang berada di dalam ruangan bertekanan udara negatif.
Sebuah gedung baru yang berisi ruang-ruang isolasi bertekanan udara negatif, yaitu Gedung Palma, sudah selesai dibangun dan akan segera diopersionalkan. Menurut Aji (47), salah satu pekerja konstruksi gedung, gedung itu dibangun dalam dua bulan dan akan dirawat hingga Mei 2021.
Tempat tidur dan peralatan medis lainnya telah siap dalam gedung yang dapat menampung 28 pasien itu. ”Gedungnya elite, modern. Alat-alatnya canggih dan temboknya dari bahan fiber sehingga udara tidak bisa merembes. Ada saluran khusus pembuangan udara,” kata Aji.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel meminta masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah dan mematuhi protokol kesehatan. Jika tidak, penularan Covid-19 akan meluas dan mengancam sistem pelayanan kesehatan Sulut.