Dalam satu bulan terakhir, peningkatan kasus Covid-19 di Lampung tercatat lebih dri 2.000 orang. Penambahan kasus itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada Oktober 2020.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Dalam satu bulan terakhir, peningkatan kasus Covid-19 di Lampung tercatat lebih dari 2.000 orang. Penambahan kasus itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada Oktober 2020.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung, pada Selasa (1/12/2020), jumlah kasus baru Covid-19 di Lampung bertambah 116 kasus. Secara kumulatif, jumlah kasus Covid-19 tercatat sebanyak 4.034 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 189 orang meninggal akibat Covid-19.
Sementara itu, sepanjang 1-30 November 2020, penambanhan kasus Covid-19 tercatat 2.093 orang. Jumlah penambahan kasus Covid-19 itu meningkat lebih dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada Oktober 2020, yakni 931 orang.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lampung Reihana memaparkan, angka reproduksi efektif penularan Covid-19 selama dua pekan terakhir masih fluktuatif, yakni berkisar 0,18-1,01 persen. Angka reproduksi efektif yang belum stabil di bawah 1 menunjukkan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya terkendali.
Dia menjelaskan, saat ini, pasien Covid-19 yang masig dirawat di rumah sakit sebanyak 469 orang. Sementara pasien Covid-19 yang bergejala ringan dan tidak bergejala menjalani isolasi mandiri di rumah atau tempat khusus yang disiapkan pemerintah kabupaten atau kota.
Meningkatnya kasus Covid-19 juga membuat ketersediaan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit rujukan menipis. Saat ini, jumlah tempat tidur dengan ventilator di ruang isolasi yang tersebia sebanyak 17 unit. Adapun ketersediaan tempat tidur tanpa ventilator yang tersedia sebanyak 265 unit.
Mendeteksi
Menurut dia, pemerintah Lampung berupaya meningkatkan kapasitas uji PCR untuk mendeteksi dan memutus penularan Covid-19. Dalam waktu dekat, Lampung tiga mesin PCR tambahan, yakni satu mobile PCR dari BNPB dan satu mesin PCR dari Kementerian Pertahanan yang akan dioperasikan di RS DKT. Selain itu, Kabupaten Tanggamus juga akan akan mendapat mobile PCR untuk agar dapat menjangkau wilayah pelosok.
Dia menjelaskan, kebijakan testing RT-PCR sudah merujuk pada buku pedoman penanganan Covid-19 revisi kelima. Testing diprioritaskan pada kasus suspek yang memiliki gejala. Sementara kebijakan tracing dilakukan terhadap 25-30 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19.
Dalam realisasinya, rata-rata tracking dilakukan terhadap 7 orang yang kontak erat dengan pasien. Namun, dalam beberapa kasus, 1 kasus positif dilakukan tracing hingga 100 orang yang kontak erat.
“Adapun kebijakan treatment untuk pasien positif Covid-19 yang bergejala atau suspek dilakukan di 36 RS Rujukan Covid-19. Saat ini, 25 rumah sakit yang bukan RS Rujukan Covid-19 juga telah melakukan pelayanan pasien Covid-19,” papar Reihana.
Menurut dia, penelusuran kontak erat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pasien Covid-19 lupa mengingat kegiatan selama 14 hari, kejujuran pasien, keterbatasan jumlah petugas dan keterbatasan petugas dalam melakukan penyelidikan epidemiologi.
Anggota Komisi V DPRD Lampung Apriliati meminta, pemerintah daerahb segera menyiapkan fasilitas ruang isolasi tambahan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Pasalnya, laju penularan virus Sars-Cov-2 belum melandai, tapi justru semakin meningkat.
Selain itu, pemerintah juga harus mengantisipasi potensi kerumunan yang terjadi saat pilkada serentak dan libur akhir tahun 2020. Mobilitas masyarakat yang meningkat dikhawatirkan kembali memicu lonjakan kasus pada 2021.