Kasus positif Covid-19 di Kalimantan Timur dominan ditemukan pada usia produktif. Pelonggaran kegiatan dan agenda pilkada perlu juga diimbangi peningkatan protokol kesehatan.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kelompok usia produktif di Kalimantan Timur rawan terpapar sehingga rentan menambah jumlah kasus kematian akibat Covid-19. Pelonggaran kegiatan dan agenda pilkada perlu juga diimbangi dengan peningkatan protokol kesehatan ketat.
Periode Maret-November 2020, total kasus positif Covid-19 di Kaltim berjumlah 18.694 kasus. Dari data itu, kasus didominasi usia produktif 25-54 tahun berjumlah 11.774 kasus atau sekitar 63 persen dari total kasus. Sementara itu, kasus kematian Covid-19 didominasi kelompok usia produktif akhir hingga usia lanjut. Dari 587 kasus kematian yang dipicu Covid-19, 77 persen berusia 50-75 tahun.
Kini, ada empat daerah di Kaltim yang memiliki angka kematian tinggi. Daerah itu adalah Balikpapan dengan 5,2 persen, Mahakam Ulu (4,8 persen), Penajam Paser Utara (4 persen), dan Samarinda (3,3 persen).
Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian besar wilayah di Kaltim sudah melonggarkan kegiatan, seperti membuka tempat hiburan, pusat perbelanjaan, dan restoran. Peningkatan kasus baru dan kematian juga harus diantisipasi dalam gelaran Pilkada 2020. Sembilan dari 10 kabupaten/kota di Kaltim akan melangsungkan pilkada pada 9 Desember.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kaltim Andi M Ishak mengatakan, protokol kesehatan sangat penting ditingkatkan. Sebab, banyak masyarakat sudah bekerja di luar rumah. Satgas Covid-19 sudah berkoordinasi dengan satpol PP, kepolisian, dan TNI untuk memantau pelaksanaan protokol kesehatan.
”Setiap tempat publik dan pusat keramaian dipastikan menyediakan tempat cuci tangan dan imbauan memakai masker serta menghindari kerumunan. Namun, masyarakat juga perlu disiplin untuk menjaga orang di sekitar dan keluarga. Hari ini setidaknya 500 orang dari 100.000 penduduk Kaltim terpapar Covid-19,” ujar Andi, dihubungi dari Balikpapan, Senin (30/11/2020).
Menurut dia, usia produktif yang bekerja di luar rumah ini perlu meningkatkan kewaspadaan. Saat kembali ke rumah, orang itu harus langsung mencuci pakaian dan mandi. Apalagi, jika tinggal satu rumah dengan anak kecil dan usia lanjut.
Pilkada
Sebagai wilayah dengan angka kematian tertinggi, Pemkot Balikpapan masih kesulitan mencapai target pelacakan kontak erat. Selain itu, hasil uji laboratorium sampel tes usap juga masih belum bisa dilakukan dengan cepat.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, target pelacakan kontak erat orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah 30 orang per hari. ”Dari target itu, kita hanya bisa melacak 10-15 orang kontak erat,” ujar Rizal.
Ia mengatakan, hal itu terjadi karena penghematan anggaran Covid-19. Setiap kali uji laboratorium PCR di Balikpapan, Pemkot Balikpapan perlu mengeluarkan biaya dari APBD. Sebab, alat PCR yang tersedia di Balikpapan bukan milik Dinas Kesehatan Kaltim yang biaya tesnya ditanggung pemerintah pusat.
Ia mengatakan, sebagian besar sampel tes usap dari Balikpapan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kaltim di Samarinda, berjarak sekitar 130 kilometer. Hal itu dilakukan karena hanya laboratorium itu yang terdekat dan dibiayai APBN. Namun, hasil uji laboratorium itu baru diterima Pemkot Balikpapan 3-4 hari kemudian.
Pemkot Balikpapan perlu mengeluarkan biaya dari APBD. Sebab, alat PCR yang tersedia di Balikpapan bukan milik Dinas Kesehatan Kaltim yang biaya tesnya ditanggung pemerintah pusat.
Saat ini, Pemkot Balikpapan berupaya melakukan pencegahan agar penambahan kasus harian bisa dicegah, terutama menjelang pilkada pada 9 Desember. Komisi Pemilihan Umum Kota Balikpapan sudah melakukan simulasi pemilihan dengan penerapan protokol kesehatan. Secara umum, simulasi dinilai baik, tetapi masih ada hal detail yang perlu diperhatikan.
”Simulasi ini ada beberapa yang harus diperbaiki, seperti diupayakan pemilih membawa pulpen sendiri, membagikan sarung tangan saat masuk ruang tunggu bukan saat mau mencoblos. Perlu juga ada bilik khusus bagi pemilih dengan suhu tubuh di atas 37 derajat,” kata Rizal.
Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha mengatakan, sosialisasi sudah dilakukan kepada daftar pemilih tetap, terutama dilarang membawa anak-anak ke tempat pemungutan suara. Untuk penyediaan bilik khusus dan membuat tempat pemungutan suara lebih terbuka, sudah diberikan anggaran kepada kelompok penyelenggara pemungutan suara.
”Bilik yang terpisah bagi pemilih yang suhunya di atas 37 derajat sudah disosialisasikan tata caranya. Setiap KPPS diberikan Rp 1,75 juta untuk pendirian TPS agar dibuat terbuka sehingga sirkulasi udara berjalan baik dan tidak menggunakan ruang sempit atau tertutup,” ujar Thoha.
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur Swandari Paramita mengatakan, saat ini, Indonesia masih dalam kondisi menuju puncak pandemi Covid-19. Sebab, penambahan kasus harian di Kaltim dan nasional masih fluktuatif.
Di Kaltim, penambahan kasus harian pada 29 November kembali tinggi, 204 kasus. Sementara pasien sembuh lebih sedikit, hanya 57 orang. Secara nasional, pada Jumat (27/11/2020) penambahan kasus harian Indonesia mencapai 5.828 kasus.
”Sebelum vaksin virus SARS-CoV-2 belum ditemukan, satu-satunya jalan bagi kita adalah menerapkan protokol kesehatan diri sendiri untuk keselamatan orang di sekitar juga,” ucap Swandari.