Penerapan Protokol Kesehatan CHSE Jadi Kunci untuk Bangkit
Kemenparekraf bersama Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Jumat (27/11/2020), menggelar sosialisasi protokol kesehatan berbasis CHSE untuk event. Penerapan protokol kesehatan secara disiplin adalah tanggung jawab bersama.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Penerapan konsep kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan menjadi salah satu kunci menghidupkan kembali pariwisata saat pandemi Covid-19. Semua pihak wajib mengawal dan menjamin hal ini selalu dipatuhi.
Sosialisasi Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE kembali dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bali, Jumat (27/11/2020) malam. Acara ini juga didukung Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI).
Sosialisasi protokol kesehatan berbasis CHSE, penyelenggaraan acara tersebut diselenggarakan dengan konsep walkthrough. Seluruh proses sosialisasi melibatkan pengunjung, mulai dari registrasi, memasuki lokasi acara, hingga selesai menyaksikan acara.
”Kami ingin memberikan pengalaman langsung (penerapan standar CHSE) melalui kegiatan pertunjukan ini,” kata Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf.
Rizki menambahkan, penerapan CHSE ini nantinya akan diterapkan di semua aspek pariwisata dan ekonomi kreatif. ”Ini menjadi kepedulian dan tanggung jawab bersama untuk menjaga keamanan dan kesehatan semua pihak,” kata Rizki.
Dalam sesi bincang tayang, CEO Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi mengatakan, Covid-19 berdampak terhadap kehidupan masyarakat, termasuk penyelenggaraan acara. Oleh karena itu, para promotor dituntut beradaptasi dengan situasi kehidupan baru ini.
Penerapan protokol kesehatan, menurut Anas, menjadi kebutuhan penting menyelenggarakan event, termasuk konser. Anas juga menyatakan industri musik di Indonesia sangat berpotensi diangkat menjadi daya tarik wisata khusus, selain menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitarnya.
Ketua Umum APMI Dino Hamid menyatakan, penerapan protokol kesehatan menjadi syarat utama dalam pelaksanaan event. Semua promotor harus memastikan penyelenggaraan acara harus aman bagi setiap orang. Penerapan protokol kesehatan ini menjadi biaya utama saat ini.
”Pihak penyelenggara diwajibkan memastikan kondisi para pekerjanya yang dilibatkan dalam penyelenggaraan acara. Penyelenggara juga harus menyediakan fasilitas protokol kesehatan, di antaranya peralatan mencuci tangan dan penyanitasi tangan, di lokasi acara,” kata ujar Dino yang juga CEO Berlian Entertainment.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyambut baik sosialisasi ini. Tjok Oka menyebutkan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap seluruh kehidupan dan kegiatan masyarakat, termasuk kepariwisataan di Bali. Tjok Oka berharap seluruh pihak mempunyai kesamaan pandangan menerapkan protokol kesehatan tersebut.