Munculnya Kluster Rombongan Bupati Brebes Harus Jadi Pelajaran Berharga
Sebelumnya, pada 7-10 November 2020, Idza dan sejumlah pejabat organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Brebes studi banding ke Kota Malang, serta juga sempat ke Bromo, Jawa Timur. Total ada 36 orang tertular.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS - Munculnya kluster penularan Covid-19 dari rombongan Bupati Brebes Idza Priyanti ke sejumlah daerah di Jawa Timur, harus dijadikan pelajaran. Semua kunjungan kerja atau studi banding mesti memenuhi protokol kesehatan ketat.
Sebelumnya, pada 7-10 November 2020, Idza dan sejumlah pejabat organisasi perangkat daerah Pemkab Brebes studi banding ke Kota Malang dan sempat ke Bromo, Jawa Timur. Rombongan Pemkab Brebes itu berangkat melalui jalur darat.
Setelah kembali ke Brebes, suami Idza, yang juga ikut dalam rombongan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari penelurusan, belasan orang dalam rombongan itu terpapar. Namun, tercatat juga beberapa orang tidak ikut rombongan terkonfirmasi Covid-19, seperti dua anak Idza, sopir, dan juru masak.
Total, ada 36 orang yang tertular dari kluster itu. Sebanyak 34 orang di antaranya sudah selesai menjalani masa isolasi 14 hari. Sementara dua orang lagi masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes.
"Bu bupati sudah lima kali dites usap. Semua hasilnya negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sartono, dihubungi dari Semarang, Sabtu (28/11/2020).
Sartono menambahkan, hasil penelusuran menunjukkan, penularan diduga terjadi di bus selama perjalanan. "Karena mereka berkaraoke juga di bus. Karaoke biasanya membuka masker dan berkeliling sehingga kemungkinan ada droplet. Sementara kondisi ruang di bus tertutup," katanya.
Kejadian itu harus menjadi pelajaran berharga. Bagaimanapun, kata Sartono, kunjungan kerja tetap diperlukan. Namun, protokol kesehatan harus benar-benar dipatuhi dan diterapkan, sebagai bagian dari adaptasi kebiasaan baru. Ia pun telah membuat panduan melalui video agar perjalanan aman dari penularan Covid-19.
"Sebisa mungkin dilakukan skrining, seperti tes cepat. Kemudian, bus disemprot cairan disinfektan terlebih dulu dan kapasitas cukup separuhnya. Di dalam bus pun agar tidur saja, tidak berkaraoke. Imbauan ini saya bikin dalam bentuk video," ujar Sartono.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, telah berkali-kali menyampaikan agar para ASN berhati-hati saat melakukan tugas kerja ke luar daerah. Ia tidak melarangnya. Namun, para pejabat dan pegawai lain, jika memang bukan tugas, agar mengurangi berpergian.
"Kalaupun piknik sama keluarga dan yang dekat-dekat saja. Misal ada tugas, seumpama ada seminar di Bromo, silakan berangkat. Tetapi rasa-rasanya ke Bromo pasti bukan seminar. Maka, teman-teman, apalagi ASN, tolong untuk mengendalikan diri," kata Ganjar, Selasa (24/11).
Pemprov Jateng sendiri telah menerapkan denda Rp 500.000 bagi ASN di lingkungan mereka yang melanggar protokol kesehatan. "Ditugaskan dalam rangka kerja boleh, tetapi kita mesti memproteksi diri karena sebenarnya kita semua memiliki risiko (tertular)," kata Ganjar.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemkab Brebes, Sabtu (28/11) malam, terdapat 1.288 kasus positif kumulatif, dengan rincian 196 orang dirawat, 264 orang isolasi mandiri, 760 orang sembuh, dan 68 orang meninggal. Ada penambahan enam kasus postif dalam 24 jam terakhir.
Sementara menurut data laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Sabtu, pukul 12.00, terdapat 53.821 kasus positif kumulatif, Sebanyak 8.682 orang dirawat, 41.540 orang sembuh, dan 3.599 orang meninggal. Ada penambahan 970 kasus positif dalam 24 jam terakhir.